Bencana, Peringatan dari Allah agar Manusia Kembali ke Jalan-Nya

 


Oleh: Siti Rima Sarinah


#MutiaraQur'an - Bencana alam seperti, gempa bumi, tanah longsor, banjir dan bencana lainnya tengah melanda umat manusia. Kala bencana menghampiri manusia, rasa takut akan kematian terus membayang di pelupuk mata. Banyak yang menjadi korban akibat bencana tersebut. Namun, pernahkah kita merenung apa penyebab bencana itu terjadi dan menimpa manusia?


Allah Swt. berfirman,”Maka Masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan di antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan di antara mereka yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri” (TQS Al-Ankabut: 40).


Sesungguhnya bencana yang menimpa manusia disebabkan perbuatan mereka sendiri. Gempa bumi, banjir dan tanah longsor hanyalah sebagian kecil dari kekuasaan Allah untuk memberi peringatan kepada manusia. Sebab, manusia banyak melakukan kelalaian dan kemaksiatan yang telah melampaui batas. Padahal, Allah Swt. menciptakan manusia ke dunia ini dalam rangka beribadah kepada-Nya. Mengkaji, memahami, mengamalkan dan mendakwahkan risalah Islam kepada seluruh umat manusia.


Namun sayangnya, kebanyakan manusia menjalani kehidupan tanpa ilmu dan iman. Sehingga menjalani kehidupan di dunia dengan bebas tanpa aturan. Hawa nafsu lah yang menyetir manusia hingga kecenderungannya lebih kepada kemaksiatan ketimbang melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Manusia lupa, bahwa Allah lah yang menciptakannya ke dunia ini dengan syarat dan ketentuan yang telah ditentukan agar manusia menjalani kehidupan dunia dengan selamat.


Manusia pun lupa kalau ia adalah makhluk yang lemah, serba kurang dan membutuhkan Allah. Kealpaan inilah yang membuat manusia melakukan perkara yang diharamkan dan meninggalkan perkara yang diwajibkan. Kala perkara yang wajib diabaikan, disinilah muncul malapetaka dan bencana untuk memberi peringatan kepada manusia.


Berharap dengan bencana ini, manusia akan merenungi dan menyadari kesalahan yang telah dilakukannya. Tetapi itulah manusia, rasa rakut akan kematian apabila bencana melanda hanya sementara. Kala bencana telah berlalu, ia kembali melakukan kemaksiatan yang sama tanpa ada rasa takut sedikitpun dalam dirinya.


Wajarlah apabila di dalam Al-Qur’an Allah Swt. hanya menyeru kepada orang-orang beriman tatkala perkara yang terkait hal wajib yang harus ditunaikan oleh seorang hamba. Karena hanya orang yang beriman dan mau berpikirlah yang selalu merasa takut dan khawatir apabila ia meninggalkan satu saja perkara yang diwajib Al-Khaliq kepadanya. 


Ketakutan bagaimana ketika ia melalaikan perintah-Nya, kala itu pula bencana datang dan ajal pun menjemputnya. Hujjah apa yang ia harus sampaikan kepada para malaikat yang akan bertanya apa saja yang ia lakukan tatkala hidup di  dunia? Rasa takut siksa yang akan diperolehnya akibat pelanggaran yang ia lakukan di dunia. Senantiasa berdoa kepada Allah untuk memberi ampunan dan pertolongan ketika hari penghisaban telah tiba. Merindukan surga sebagai tempat kembali dan terus memohon kepada Allah, agar ia layak menjadi salah satu penghuni surga-Nya kelak.


Selalu menumbuhkan rasa muraqabah (merasa diawasi), muhasabah diri dan berhati-hati terhadap setiap perilaku. Khawatir ada sikap dan perilakunya yang menyimpang dari aturan-Nya. Itulah sikap seorang muslim tatkala bencana menyapa. Senantiasa berupaya untuk meningkatkan kualitas amal dan mengisi hari demi hari, waktu demi waktu hanya untuk menyampaikan dakwah Islam kepada seluruh manusia agar manusia tidak termasuk orang-orang yang merugi dan binasa atas kebodohan yang mereka lakukan.


Sebab, bencana akan menimpa siapa saja, apakah ia beriman ataupun kafir. Bahkan Allah telah memperingatkan kepada orang-orang beriman tatkala mereka berdoa kepada-Nya, apabila dakwah sebagai ummul wajibah tidak ditunaikan, maka doa mereka tidak diterima oleh-Nya.  Pada saatnya nanti, Allah akan memberikan bencana yang lebih besar, lebih dahsyat, lebih menakutkan dan lebih mengerikan, yaitu bencana ketika hari kiamat telah tiba di mana malaikat Israfil menunaikan tugasnya menuip sangkakala yang pertama dengan meluluhlantakkan bumi dan seisinya, sebagai pertanda berakhirnya kehidupan dunia.


Dan meniupkan sangkakala yang kedua untuk membangkitkan manusia dari kuburnya dan menggiringnya menuju Padang Mahsyar. Untuk mempertanggungjawabkan seluruh amal perbuatan yang telah manusia lakukan di dunia dan mendapatkan imbalan atau siksa yang setimpal dengan apa yang dilakukannya. Rasa takut yang luar biasa menghantui setiap diri manusia. Tak ada satu jiwapun yang dapat menolongnya. Semua sibuk dengan dirinya masing-masing. Hanya ada satu Zat yang mampu memberi pertolongan. Juga amal saleh yang akan menjadi syafaat bagi hamba yang senantiasa taat dan patuh terhadap aturan Allah. 


Tidakkah kisah hari kiamat ini cukup membuat kita sebagai manusia yang berakal untuk segera bangkit dan kembali pada jalan yang benar dan lurus? Segeralah bertobat dan menuju ampunan-Nya yang seluas langit dan bumi. Azzamkanlah bahwa kita diciptakan ke dunia untuk ibadah. Oleh karena itu, carilah ilmu sebanyak-banyaknya agar dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita. Dan senantiasa istikamah berada dalam barisan pengemban dakwah Islam hingga ajal menjemput.


Berharap kelak kita termasuk ke dalam golongan yang berhak untuk mendapat pertolongan dari-Nya dan mendapat syafaat Nabi-Nya serta menjadi salah satu penghuni surga yang menjadi impian setiap makhluk yang beriman. Gunakanlah waktu sebaik-baiknya untuk mengemban risalah dakwah-Nya. Kumpulkan bekal sebanyak-banyaknya agar impian menjadi penghuni surga mampu kita wujudkan. Wallahua’lam.

Posting Komentar

0 Komentar