Gen Z, Target Moderasi Beragama

 


Sering mendengar istilah Gen Z? Kita pasti sudah tidak asing lagi akan label Gen Z. Generasi Z adalah mereka yang terlahir pada tahun 1996-2009 (Wikipedia). Dengan kata lain Gen Z adalah generasi muda peradaban manusia. Keberadaan generasi ini tentu saja teramat penting untuk suatu bangsa. Generasi ini pun rentan akan tsaqafah asing yang menginginkan mereka berpikir dan bersikap seperti mereka. 

Dilansir dari Republika.co.id, Indonesia tercatat sebagai negara dengan proporsi Gen Z terbanyak berdasarkan data sensus penduduk tahun 2020. Generasi yang terlahir pada tahun 1996-2009 itu memiliki persentase 27,94 persen dari jumlah penduduk.

Narasi Islam moderat menjadi ancaman nyata bagi Gen Z, berbagai macam cara pun dilakukan. Moderasi beragama mengedepankan keseimbangan dalam hal keyakinan moral dan watak sebagai ekspresi sikap keagamaan individu atau kelompok tertentu di tengah keberagaman dan kebhinekaan fakta sosial yang melingkupi kita. (www.radeniinstan.ac.id)

Menurut Kepala Litbang Lekture Khazanah Keagamaan dan Menajemen Organisasi (LKKMO) Balitbang dan Diklat Kemenag RI Prof Dr. M. Arskal Salim mengatakan generasi yang disebut tech sevvy alias mahir teknologi, mempunyai peran besar dalam membangun Indonesia. Mereka menjadi formula ampuh dalam merespon dinamika zaman di tengah maraknya intoleransi, ekstremisme dan fanatisme berlebihan yang dapat mencabik kerukunan umat beragama di Indonesia. Hal ini disampaikan dalam acara "Orientasi Literasi Moderasi Beragama Gen Z" di Arch Hotel Bogor, Jawa Barat. (nwww.republika.co.id, 14/10/2022)

Sekilas acara ini begitu indah, namun ketika kita kembali kepada definisi moderasi beragama sungguh ini teramat berbahaya. Wacana moderasi beragama seperti racun berbalut madu. Agenda ini terus digaungkan oleh para kafir Barat dengan tujuan agar agama Islam --yang menjadi agama mayoritas negeri ini-- semua ajarannya disesuaikan dengan apa yang mereka inginkan, salah satunya menerima kebebasan.

Kemenag mencoba memanfaatkan potensi Gen Z untuk memperkuat dan menyebarkan ide moderasi beragama di masyarakat. Ide ini terus digaungkan. Mirisnya ide ini juga diusung oleh lembaga agama Islam yang seharusnya menjadi garda terdepan dalam melindungi kemurnian akidah Islam.

Aturan Islam telah diutak-atik sedemikian rupa oleh kafir Barat. Dengan berbagai cara mereka menyesatkan umat. Memang tidak secara langsung mereka turun tangan, tetapi melalui kaki tangan-kaki tangan mereka. Juga melalui lisan para ulama su' atau ulama bayaran yang dengan murahnya menjual ayat-ayat Al-Qur’an. Mereka memutar balikan fakta atau mentafsirkan suatu ayat berdasar pada pesanan asing. Adapun lembaga-lembaga negara yang disusupi paham liberal dan sekuler terus berupaya mengajak masyarakat terutama generasi muda.

Umat Islam terus dijauhkan dari pemahaman Islam yang kafah (menyeluruh), dan Gen Z menjadi sasaran empuk para penjilat kekuasaan, para munafik yang bersembunyi di balik agama Islam. Mereka masih mengakui Islam sebagai keyakinannya namun menolak sebagian syariat-Nya. Kampanye moderasi beragama memang menjadi agenda nasional yang masif di berbagai lembaga salah satunya Kemenag. Dengan semboyan "Menjaga Persatuan", moderasi beragama menjadi salah satu program pemerintah untuk menjaga persatuan. Pemerintah menganggap agama menjadi sumber perpecahan maka moderasi agama adalah cara terbaik untuk mengatasinya. Pemerintah dengan berbagai cara berupaya untuk menghambat geliat masyarakat memahami Islam kafah, mereka menyodorkan Islam moderat sebagai solusi kehidupan. 

Berbagai macam aturan pun digunakan untuk menakut-nakuti masyarakat terutama Gen Z jika mereka keukeuh mempelajari Islam yang sesungguhnya. Mereka mengkriminalisasi para kyai, ustaz, pendakwah dengan label teroris, bahkan jerat UU ITE agar Gen Z tidak mengikuti dan mempelajari Islam kafah. Alhasil generasi pun kian jauh dari pemahaman Islam yang sesungguhnya. Budaya liberal yang sekuler bebas masuk negeri ini, membuai generasi muda hidup hanya untuk mencapai kesenangan, dan segala sesuatu dinilai dengan materi. 

Maka ini menjadi tugas seluruh umat Muslim, untuk kembali meluruskan pemahaman generasi muda terutama Gen Z demi keselamatan mereka di dunia dan akhirat kelak. Menyatukan kekuatan memahami perang pemikiran yang kian gencar. Umat Islam tidak memandang ini adalah hal sepele karena Islam dan syariatnya menjadi pedoman setiap muslim dalam menjalani kehidupan.

Mederasi beragama merupakan pendangkalan akidah. Budaya kufur menjadi salah satu cara mereka menggerus akidah generasi. Oleh karena itu, kita perlu memahamkan kepada umat bahwa islamofobia adalah agenda global kafir Barat untuk menghadang bangkitnya Islam kafah.

Barat memahami Islam adalah sebuah ideologi alternatif untuk menggantikan kapitalisme yang telah nyata kerusakannya di berbagai bidang kehidupan. Persatuan yang hakiki tidak akan pernah terwujud dalam sistem kapitalisme karena sistem ini berhukum pada hukum buatan  manusia yang serba terbatas dan lemah. Sedangkan sistem Islam bersandarkan pada hukum-hukum Allah Swt. yang tercantum dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah.

Setelah Kekhalifahan Islam runtuh, umat terbaik ini tidak mempunyai pelindung lagi. Paham nasionalisme telah dihembuskan sehingga negeri-negeri Muslim menjadi terkotak-kotak dan terpasung dalam batas-batas geografis. Mereka menanamkan cinta tanah air dan menafikan hubungan akidah antara sesama Muslim. Karena paham nasionalisme ini, menjadikan umat Islam sibuk dengan masalahnya sendiri, tidak pernah ingin tahu atau memikirkan bahwa ada saudaranya di belahan bumi lainnya yang sedang menderita.

Rasulullah Saw. mengingat kita dalam sabdanya: "Perumpamaan orang-orang beriman dalam hal saling mencinta, bagaikan satu tubuh. Jika salah satu anggotanya merasakan sakit, seluruh tubuh turut merasakan dengan berjaga dan merasakan demam." (HR Bukhari dan Muslim)

Wahai kaum Muslim mari kita satukan kekuatan untuk melawan pemikiran-pemikiran asing yang kian gencar. Generasi Islam harus segera menyadari bahwasannya mereka sasaran empuk untuk dimanfaatkan dan disusupi pemikiran asing. Kaum kafir tidak akan pernah rida umat Islam bersatu demi tegaknya hukum syariat yang akan menjadi ideologi bangsa dan negara dalam mengatur kehidupan.

Kampanye moderasi beragama dalam berbagai jenis ditujukan untuk menciptakan islamofobia di tengah-tengah masyarakat khususnya Gen Z. Kaum Muslim harus segera bangkit dan menghadang semua ini dengan dakwah, terlebih kepada generasi Z. Rapatkan barisan, kokohkan akidah, selamatkan generasi muda Islam sebagai penerus peradaban Islam. Tegakkan dan terapkan sistem Islam (khilafah), segera campakkan sistem rusak kapitalisme yang liberal dan sekuler. Hanya dengan tegaknya khilafah moderasi agama tak akan pernah bisa meracuni dan menggeroti generasi Z. Wallahu a'lam.

Oleh: Titin Kartini

Posting Komentar

0 Komentar