Oleh Rini Sarah
Sobi Bestie, November udah mu pergi aja ni. Udah di ujung bulan kita berada. Pasti pada bilang “ih, ga kerasa ya”. Iya sih ya, waktu berjalan udah ke Maglev, kereta super cepat punya China. Ato klo itu kurang cepet mungkin udah ke Buroq, tunggangannya Rasulullah Saw waktu peristiwa Isra Miraj. Wus wus wus sekedip nyampe.
November emang udah mau say dadah bye bye, tapi hujan dan dinginnya belom mau beranjak. Biasanya sih klo di negeri Wakanda eh Konoha eeeeh Indonesia tercinta, musim penghujan itu bisa awet pe tapekong-nya lewat hehehehe.
Tapekong atau Toapekong itu sebenernya gambar/patung dewa yang ada di klenteng. Cuma klo orang Bogor suka bilang “sampe Takepongnya lewat” itu untuk mengatakan “sampe rangkaian acara Imlek berakhir”. Dan, biasanya sih emang gitu. Klo rangkaian Imlek berakhir, musim hujan pun berakhir.
Sobi Bestie, hujan itu kan seharusnya jadi rahmah dan berkah ya. Dengan hujan taneman bisa minum lalu tumbuh, terus ngasi manfaat buat kita. Dengan hujan juga perairan jadi keiisi dan biota di sana bisa idup. Dengan hujan juga air tanah bisa ada, lalu jadi sarana buat manusia menuntaskan kebutuhannya akan air. Dan buanyaaak lagi manfaat hujan.
Cuma kok sekarang musim hujan itu jadi nyeremin gitu. Gerimis dan dinginnya nyampe ke dalam hati. Bukan cuma gerimis deng, udah ujan badai pake petir. Soalnya hujan dateng suka jadi overthinking. Duh klo dia udah dateng, hmmm auto dah ini mah auto. Auto banjir. Auto longsor. Dan emang kejadiannya begitu juga sih. Longsor, banjirnya itu nyata. Hujan kok malah jadi bencana bin malapetaka?!
Gak cukup itu saja, di penghujung November ini, Allah datangkan gempa di tengah hujan masih mendera. Cianjur berguncang. Sesar Cimandiri menggeliat, menyisakan patahan diikuti gempa Tektonik berkekuatan 5,6 SR. Bangunan hancur, infrastruktur jalan terputus, korban jiwa ratusan, korban luka pun banyak. Dan, gempa susulan masih terus terjadi. Ya Allah, semoga kami senantiasa sabar dan rida dalam menghadapi musibah ini.
Sobi Bestie, aku mau nanyea. Aku jadi bertanyea-tanyea. Klo bencana bergentayangan gini, kelen (kalian) auto selftalk lalu auto tergelepok (tertampar)? Harusnya sih emang selftalk itu dilakukan. Setelah itu harus sampe ke kondisi self tergelepok.
Karena emang bencana itu datengnya dari ulah tangan-tangan kita manusia. Seperti yang tertulis dalam Al-Qur’an surat Ar Rum: 41, “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”
Coba kita akui secara jujurly, kebiasaan buang sampah sembarangan masih dilakukan gak? Hidup kita udah Go Green belom? Masih ada gak pikiran seenaknya dengan alam? Terus, kelen ga speak up belum buat ngingetin bapak-bapak kita yang suka tega ngejarah hutan? Digundulin dibikin lahan sawit, tambang, atau bahkan villa mewah? Itu semua kan biang klo hujan dateng auto banjir.
Klo gempa sendiri kan emang itu mah musibah yang di luar kemampuan kita. Tapi, dia bisa diantisipasi, Sobi Bestie. Menurut Prof. Dr.Ing. Fahmi Amhar yang ahli Spasial, gempanya sendiri gak bunuh orang. Orang bisa meninggal ketika terjadi gempa, biasanya ketiban reruntuhan rumah yang terbuat dari tembok atau ketimbun tanah longsor. Nah, klo udah ada penelitian sahih dari para ahli klo lahan tempat kita bernafas, idup, makan, minum dll ini berada di daerah rawan gempa. Mbokyao, disiapin gitu. Orang-orangnya dilatih aware ma gempa. Disiapin early warningnya. Disiapin juga infrastruktur ramah gempa. Kek di Jepang itu. So, korban jiwa bisa ditekan limit 0.
Cuma, kek ga ngerti ya kok di Konoha kok gak kaya gini. Klo di Jepang kan emang pemerintahnya ngurusin, lalu rakyatnya pun disiplin. Rakyat jadi disiplin juga emang bisa lahir dari pengurusan negara dan serius bikin sistem aturan plus sarana prasananya.
Klo kek dibiarin gitu aja mah ya udah. Rakyat bikin rumah semaunya. Maunya pake beton cuuuz. Maunya bener-bener di daerah yang rawan longsor juga gaskeun. Pas kejadian bencana datang, mitigasinya juga seadanya. Duh komplit sudah.
Sobi Bestie, kondisi kek gini ini ga boleh dipiara pe kelen beranak bercucu. Kelen mesti gerak dari sekarang untuk nyari ilmu kek mana sih caranya biar rakyat itu urusannya bisa diselenggarakan dengan adil bahkan ihsan? Negara kek mana yang bisa ngurusi rakyatnya seadil-adilnya? Lalu apa yang bisa menjadikan dunia ini penuh dengan rahmat dan berkah? Aku spil dikit lah disini. Jawabannya cuma satu, ISLAM!
Skuy kan lah dari sekarang, pahami Islam kafah. Jan cuma pemikirannya tapi terapkan juga syariahnya. Klo semua urusan idup termasuk bencana diatur oleh syariah Islam yang diterapkan oleh Khilafah, Insyaallah adem tentrem idup ini. Dan pas hujan dan dingin dateng, kelen bisa auto jadi Elsa. .... The cold never bothered me anyway…
_______________
Yuk raih amal shalih dengan menyebarkan postingan ini sebanyak-banyaknya
Follow kami di
Website : www.muslimahjakarta.com
Instagram : instagram.com/muslimahjakartaofficial
0 Komentar