Miris, tatkala kita mencermati fakta yang terjadi di kalangan pemuda Islam saat ini. Alih-alih menjadi generasi perubah peradaban, para pemuda semakin jauh dari ide dan nilai-nilai Islam yang dianutnya. Gaul bebas, narkoba, miras sudah menjadi hal yang biasa di tengah Pemuda masa kini. Padahal, potensi yang dimiliki pemuda sungguh luar biasa. Sejarah mencatat, para Pemuda Islam menorehkan prestasi yang sangat gemilang. Sebagai contoh, Pemuda Ibrahim as menjadi teladan sepanjang jaman, yang menunjukkan kecerdasan beliau dalam mengimani Allah SWT sebagai Sang Pencipta dan juga Sang Pengatur. Beliau juga memberikan teladan dalam menentang kekufuran di masyarakat. Teladan yang lain bisa dipelajari dari tujuh pemuda ashabul kahfi, yang hidup sebelum Islam datang. Sebagaimana dikisahkan dalam QS Al-Kahfi [18]: 13, "Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka adalah para pemuda yang beriman kepada Tuhannya, dan Kami tambahkan petunjuk kepada mereka". Kita juga bisa meneladani para pemuda muslim di awal masuknya Islam, seperti Ali bin Abi Thalib yang masuk Islam pada usia sekitar 9 tahun. Ada pula Zubair bin Al-Awwam (8 tahun), Thalhah bin Ubaidillah (11 tahun), Al-Arqaam bin Abil Arqaam (12 tahun) yang rumahnya dijadikan tempat pembinaan pemuda oleh Rasulullah SAW, Abdullah bin Mazh’un (17 tahun), Ja’far bin Abi Thalib (18 tahun), Qudaamah bin Abi Mazh’un (19 tahun), Said bin Zaid dan Shuhaib Ar Rumi (di bawah 20 tahun).
Sejarah menorehkan nama-nama para sahabat Rasul yang masih belia itu dengan prestasi yang luar biasa. Tak ada kisah mereka kehilangan tujuan hidupnya hingga melakukan hal-hal yang melanggar hukum Islam di masanya. Merekalah yang membela dan melindungi Rasulullah, bahkan mereka selalu ada ketika datang panggilan jihad untuk membebaskan umat manusia dari kekufuran, dan bersedia menerima Islam sebagai pedoman hidup mereka. Masih banyak lagi teladan pemuda Islam yang berjasa bagi peradaban Islam, seperti Sholahudin Al Ayyubi pembebas Al Quds, Muhammad al Fatih pembebas Konstantinopel, ataupun Imam Syafi’I ulama besar yang sejak muda haus akan ilmu agama.
Sedemikian penting untuk menjaga dan mengarahkan potensi Pemuda, para tokoh Muslimah di Setu, Tangerang Selatan berdiskusi guna membahas permasalahan ini. Dalam acara Ngariung Bersama Tokoh Muslimah Setu pada 12 November 2022 lalu, Narasumber Ustadzah Nurhayati menyampaikan upaya yang bisa dilakukan untuk merubah kondisi Pemuda saat ini. “Cara untuk mengembalikan Pemuda dan masyarakat ke jalan Islam adalah dengan menyampaikan dakwah, memahamkan umat; sesuai dengan level dan kapasitas kita masing-masing,” ungkapnya. Para Tokoh harus bisa mengambil peran pada upaya perubahan masyarakat dengan melakukan dakwah secara berjama’ah. Berkaca pada Rasulullah SAW dulu ketika berdakwah, beliau mengajak keluarga, sahabat, maupun kerabat beliau hingga terbentuk kelompok (kutlah) dakwah yang berjuang dengan visi sama yaitu tegaknya Islam. Rasul dan para sahabat terus berdakwah mengubah kondisi jahiliyah saat itu, hingga Islam meraih kejayaan di hampir 2/3 belahan dunia. Rasul memberikan teladan dakwah pemikiran non-kekerasan, mengubah taraf berpikir masyarakat hingga mau tunduk pada hukum Allah. Ustadzah Nurhayati menambahkan, “Akar masalah kondisi saat ini adalah ditinggalkannya ajaran-ajaran Islam. Masyarakat teracuni dengan ide sekulerisme, yaitu pemisahan agama dari kehidupan. Sehingga penting untuk mengembalikan kehidupan Islam di tengah masyarakat”.
Peserta sangat antusias dan cukup interaktif dalam berdiskusi. Mereka setuju bahwa perlu ada Pemimpin yang berperan dalam memahamkan umat dan mengatur masyarakat dengan aturan Islam, Pemimpin yang shalih dan berani serta mau mengajak pada perubahan menuju penerapan aturan Islam kaffah. Di akhir acara, para Tokoh bersepakat untuk terus melakukan dakwah; tidak berhenti pada acara ini. Ke depan akan diadakan pertemuan lagi guna membahas langkah dan strategi lebih lanjut untuk realisasi dakwah demi terwujudnya kejayaan Islam.
Reporter: Noor Hidayah
0 Komentar