Oleh Ruruh Hapsari
#MutiaraHadist - Akhir zaman seperti sekarang, hukum Allah Swt. banyak diselewengkan. Islam tidak diterapkan dalam seluruh aspek kehidupan. Bahkan sebagian besar syariat Islam terasa asing bagi pemeluknya sendiri. Oleh karenanya kian nampak kerusakan demi kerusakan, akibat dari tidak digunakannya Islam sebagai solusi kehidupan.
Pada aspek sosial, penyalahgunaan narkoba pada tahun 2022 meningkat. Dari angka 1,80 persen di tahun 2019 menjadi 1,95 persen. Bahkan Kabag wassidik Ditresnarkoba Polda Kaltim, AKBP Nurkotip menyatakan bahwa saat ini Indonesia dinyatakan berstatus darurat narkoba. Namun yang patut menjadi perhatian adalah jumlah peningkatan itu terjadi pada rentang usia produktif.
Kemudian, Bali yang sampai saat ini menjadi destinasi wisata lokal dan dunia, pendapatan dari penjualan minuman keras pada Maret lalu meningkat tajam, mencapai Rp 754,24 miliar. Diketahui dari Ditjen Bea Cukai regional Bali bahwa angka ini naik 24,84 persen dibanding tahun 2021 yang sebesar Rp 604,14 miliar.
Belum lagi perbuatan kaum nabi Luth a.s. yang makin masif diaruskan. Pemuda gemulai makin banyak terlihat dimana-mana. Bukan hanya itu, mereka tak segan mempromosikan pernikahan sejenis. Lebih parah lagi, negeri ini tidak ada aturan hukum yang melarang atau memberikan sanksi terhadap pelakunya alias terdapat kekosongan hukum atas perilaku menyimpang mereka.
Berikutnya di bidang pendidikan. Kurikulum yang digunakan, tidak menjadikan anak didiknya beriman, tapi justru jauh dari syariat dan berpikir sekuler. Yaitu memisahkan aturan Islam dengan kehidupan. Hingga mereka disibukkan mengejar dunia tanpa memperhatikan esensi atau hakikat hidup ini sesungguhnya untuk apa.
Disadari atau tidak, konsep sekularisme tersebut terus menggerogoti pemikiran umat muslim, termasuk generasi muda. Potensi generasi muda yang besar secara jumlah sekaligus semangatnya, menjadi target empuk sistem sekularisme-kapitalisme. Mereka didesain menjadi generasi yang lemah, tidak mampu menjadi agen perubahan, bahkan digiring menjadi sampah masyarakat yang tidak paham visi dan misi sebagai seorang muslim. Salah satunya dengan membuat mereka terjebak pada gaya hidup hedon, pergaulan bebas yang mengantarkan pada kemaksiatan.
Sungguh telah terjadi degradasi atau penuruan kualitas pemuda, dibandingkan dengan pemuda di masa Islam. Jauh dari predikat sebagai generasi terbaik. Padahal dulu, Islam didakwahkan dengan gigih oleh para pemuda dari era sahabat hingga sesudahnya dan terus meluas hingga dua pertiga dunia termasuk nusantara. Merekalah contoh generasi terbaik.
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ إِمَامٌ عَادِلٌ وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ اللَّهِ وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ فِي خَلَاءٍ فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسْجِدِ وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللَّهِ وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ إِلَى نَفْسِهَا قَالَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا صَنَعَتْ يَمِينُهُ
“Ada tujuh golongan manusia yang akan dinaungi oleh Allâh di bawah naungan Arsy-Nya pada hari tidak ada naungan selain naungan Allâh Azza wa Jalla (yaitu): Imam yang adil; Pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allâh Azza wa Jalla; Seorang laki-laki yang mengingat Allâh dalam kesunyian (kesendirian) kemudian dia menangis (karena takut kepada adzab Allâh); Seorang laki-laki yang hatinya selalu bergantung dengan masjid-masjid Allâh; Dua orang yang saling mencintai, mereka berkumpul dan berpisah karena Allâh Azza wa Jalla; Dan seorang laki-laki yang diajak berzina oleh seorang permpuan yang memilki kedudukan dan cantik akan tetapi dia menolak dan berkata, ‘Sesungguhnya aku takut kepada Allâh; Dan seorang laki-laki yang bersedekah dengan sesuatu yang ia sembunyikan, sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya.” (HR. Al-Bukhâri dan Muslim).
Dalam hadis di atas sangat jelas bahwa pemuda yang akan dinaungi oleh Allah saat di padang mahsyar kelak adalah pemuda yang dekat dengan syariat, mengikuti segala perintah-Nya dan menjauhi segala yang dilarang.
Oleh karena itu, kaum muda harus bangkit, maju ke garda depan, tidak lagi mudah mengikuti arus. Kaum muda tidak boleh terlena apalagi terpengaruh dengan serangan virus liberalisasi dengan beragam godaan yang penuh gemerlap. Kaum muda harus sadar bahwa gemerlap dunia yang dipropagandakan di dunia nyata maupun maya merupakan usaha musuh-musuh Islam agar generasi muda tidak lagi punya visi besar.
Sudah saatnya kaum muda meraih kembali predikat sebagai generasi terbaik! Yaitu generasi yang kuat terikat dengan syariat, tidak cengeng, mandiri, tidak mudah mengikuti bujuk rayu asing, dengan memahami Islam secara benar agar memiliki visi kebangkitan. Inilah gambaran pemuda harapan Islam yang sesungguhnya. Aktif mengambil peran sebagai pembela Islam, menjemput kemenangan yang memang sudah dijanjikan oleh Allah Swt. Wallahulam.
0 Komentar