Ustadzah Ida Farida; Pemuda Kita Tidak Sedang Baik-Baik Saja!

 


Reporter Anita Rachman


#Reportase - “Bu… Pemuda kita dalam bahaya. Kondisinya jauh dari harapan. Miris, sedih dan marah mengapa ini semua bisa terjadi”. Sesal Ustadzah Ida Farida Thabrani dalam sebuah Diskusi Kepemudaan bersama para tokoh muslimah se-Jakarta dan sekitarnya, Sabtu 26 Nopember 2022, di salah satu masjid di Jakarta. Diskusi ini digelar oleh Muslimah Jakarta, berangkat dari keresahan atas kondisi pemuda, dengan mengangkat tema “Pembajakan Potensi Pemuda, Dimanakah Kita?”.


Penyesalan tersebut bukan lah tanpa alasan. Ustadzah Ida kemudian memaparkan fakta kondisi remaja hari ini. Salah satunya, kasus yang viral di media sosial di mana anak-anak remaja sengaja menendang seorang nenek di pinggir jalan hanya dengan asalan iseng. Ustadzah Ida kemudian menanyakan dimanakah hati nurani mereka, ke mana sisi kemanusiaan mereka, di mana mereka belajar?


Ustadzah Ida juga menyoroti bagaimana kondisi remaja di Jakarta yang notabene adalah corong atau tren setter dalam banyak hal, termasuk pergaulan. Belum lama fenomena Citayam Fashion Week cukup mengalihkan perhatian publik. Sebuah ajang lenggak-lenggok remaja pamer busana di jalanan ala Barat, yang kemudian latah diikuti oleh daerah-daerah lain di Indonesia. “Mereka bergaul bebas, pacaran, dengan baju yang seronok, lenggak-lenggok, memamerkan kecantikan, mengumbar aurat. Mereka pengin eksis, pengin terkenal, pengin dapet pundi-pundi uang, masuk tivi, bahkan didukung oleh orangtuanya”, papar Ustadzah Ida. 


Atau kasus mahasiswa yang terjerat pinjaman online (pinjol) dengan alasan untuk menonton konser atau membeli barang mewah. Ustadzah Ida heran mengapa mahasiswa yang harusnya memiliki tingkat intelektualitas tinggi justru begitu mudah terpengaruh, hingga mencari jalan pintas demi kesenangan sesaat. 


“Kita sepakat bahwa pemuda kita tidak sedang baik-baik saja. Padahal sebagai seorang Ibu, pasti ingin anak kita menjadi generasi yang saleh salihah. Apalagi kita kelak akan dimintai  pertanggungjawaban oleh Allah bagaimana mendidik anak-anak kita”, Ustadzah Ida mengingatkan.  


Ustadzah Ida menganalisa mengapa potensi pemuda hari ini sia-sia atau belum tergali maksimal, karena mereka menghabiskan waktu, tenaga, umurnya untuk perkara yang sia-sia, bahkan dosa. Mengapa hal ini bisa terjadi?, karena pemikiran mereka telah teracuni dengan pemikiran Barat yang berorientasi pada dunia, hingga lupa dengan akhirat. “Bahkan ada yang tidak segan menjual dirinya, supaya dapet handphone terbaru, tas yang bagus, fasilitas hidup yang nyaman.” Ungkapnya sedih. Ustadzah Ida melihat, remaja hari ini sibuk berlomba membuat konten demi mengejar viewer dan follower. Tak peduli kontennya benar atau tidak. Hidupnya penuh dengan hura-hura, hedonis dan penuh kemaksiatan.


Analisa berikutnya, Ustadzah Ida menyampaikan, remaja hari ini terseret paham kebebasan yang terus dipropagandakan Barat. Yaitu liberalisme. Paham yang memberikan ruang kebebasan pada manusia tanpa batas. Paham ini sangat berbahaya karena sifat manusia yang lemah dan terbatas ketika diberikan kebebasan, dia akan membuat aturan mengikuti hawa nafsunya. Dampaknya muncul lah kontradiksi atau benturan satu dengan yang lain. 


Selain liberalisme, Ustadzah Ida menyampaikan hari ini kita tengah berada di bawah cengkraman Kapitalisme. Di mana orang-orang yang memiliki dana atau modal lah yang lebih punya pengaruh. Para kapital tidak menginginkan Islam kembali mengatur dunia. Maka dari itu, dirusaklah generasi mudanya, agar umat lemah dan kemudian mudah di jajah. 


Terbukti pemuda hari ini menjadikan Barat sebagai kiblat mereka dalam menjalani hidup. Mulai dari pakaian, gaya rambut, cara bicara, idola, termasuk pemikirannya tentang agama. Pemuda di cekoki pemahaman pluralisme, yaitu konsep yang menyamakan semua agama. Padahal dengan jelas Allah menyebutkan dalam Al-Quran Surat Al Maidah ayat 3, bahwa hanya Islam lah agama yang benar. 


Ustadzah Ida menegaskan inilah bagian dari agenda Barat dalam upayanya menyerang dan membajak potensi generasi muslim. Bukan dengan senjata, namun dengan perang pemikiran, hingga membuat umat terlena, tidak sadar jika sedang diserang karena dikemas dengan sangat apik dan terkesan baik. Termasuk dengan menggencarkan narasi ‘lawan radikalisme dan ektrimisme' demi perdamaian. Sementara yang menjadi tertuduh adalah Islam. “Lihat saja selama ini yang dianggap ekstrim atau keras, adalah Islam. Yang dituduh teroris, Islam. Yang radikal, Islam. Giliran Israel menyerang Palestina, nggak papa, PBB mendiamkan. Islam menjadi target dan terus disudutkan dengan segala fitnah.” Ungkapnya. 


Di akhir pemaparannya Ustadzah Ida kembali menyadarkan bahwa potensi pemuda muslim dibajak hanya untuk menjalankan program Barat dan melemahkan Islam pada waktu yang sama. Barat dalam hal ini Amerika yang merupakan negara adidaya tidak tinggal diam ketika melihat geliat Islam semakin bangkit. Sebagaimana Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat Al Baqarah: 120 “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka”. 


Sebagai motivasi Ustadzah Ida kemudian mengungkap sejarah bagaimana dulu di masa Islam pemuda punya peran penting dalam perjalanan peradaban Islam. Orang-orang di sekitar Rasulullah adalah para pemuda. Hingga Islam terus berkembang ke seluruh dunia termasuk nusantara. Dalam sebuah hadis pun disebutkan, ada tujuh golongan yang kelak akan mendapat naungan di mana tidak ada naungan selain naungan Allah, salah satunya adalah pemuda yang hidupnya dipakai untuk beribadah kepada Allah. 


Menutup diskusi Ustadzah Ida berpesan; “Pemuda adalah penerus estafet perjuangan. Mereka adalah anak-anak kita. Bagaimana menyiapkan mereka untuk menerima tongkat estafet  kepemimpinan tersebut?, ini adalah tugas bersama. Karena kelak kita akan dimintai pertanggungjawaban ketika hanya diam melihat kondisi generasi yang memprihatinkan. Kita akan ditanya mengapa tidak melakukan perubahan?”, pesannya. Kemudian mengutip Al-Qur’an Surat An Nisa ayat 9 sebagai penutup. 

 


Posting Komentar

0 Komentar