Oleh : Rini Sarah
Libur telah tiba. Libur telah tiba. Hore..Hore..Hore! Begitu kata Tasya dalam lagu yang dirilis ketika ia masih belia. Hanya saja, liburan kadang tidak selalu “hore”. Ada kalanya berubah jadi bete. Bibir jadi monyong, karena rumah disatroni garong.
Memang jadi sangat seram untuk meninggalkan rumah ketika liburan. Rumah tidak kosong total pun ternyata tak aman dari maling. Seperti yang terjadi di daerah Pamoyanan, Bogor Selatan. Rumah ber-CCTV itu didatangi gerombolan maling bersenjata pada Minggu, 18 Desember 2022 siang bolong pukul 12.00. Satu buah laptop pun berpindah tangan. (rmol.id,24/12/2022)
Kebutuhan Dasar
مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنًا فِى سِرْبِهِ مُعَافًى فِى جَسَدِهِ عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا
"Siapa dari kalian yang bangun pagi dalam keadaan hatinya aman/damai, sehat badannya dan memiliki makan hariannya maka seolah-olah telah dikumpulkan dunia untuk dirinya" (HR at-Tirmidzi, Ibnu Majah, al-Bukhari dalam Adab al-Mufrad, al-Qudha’i dalam Musnad Syihâb, al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Îmân dan al-Humaidi dalam Musnad al-Humaidi).
Dalam hadis ini, Rasulullah Saw. mengisyaratkan bahwa keamanan dan dua hal yang disebutkan setelahnya yaitu kesehatan dan bahan pangan merupakan kebutuhan dasar bagi manusia. Kecukupannya harus tercapai selama manusia menjalani kehidupannya di dunia.
Hadis di atas juga menunjukkan betapa pentingnya pemenuhan keamanan sebagai salah satu kebutuhan pokok manusia. Nas menjelaskan bahwa terjaminnya keamanan di samping kebutuhan pokok lain yang disebutkan dalam hadis bagi seseorang membuat dirinya seperti memperoleh dunia secara keseluruhan. Ini sebagai kiasan dari pentingnya keamanan dan dua hal lainnya.
Oleh karena itu, Islam telah mewajibkan terealisasinya pemenuhan untuk setiap kebutuhan pokok manusia termasuk keamanan. Islam memiliki seperangkat hukum syariat untuk penjaminannya. Sedangkan mekanisme penjaminannya ada dua hal. Bisa secara langsung dan tidak langsung oleh laki-laki, masyarakat dan negara. Untuk keamanan sendiri, Islam memberikan tugas utama kepada negara untuk menjamin secara langsung pemenuhannya.
Mekanisme Penjaminan Keamanan
Seperti yang telah disebutkan di atas, dalam Islam, negara adalah aktor utama penjamin keamanan bagi rakyatnya. Negara wajib menyediakan keamanan dan rasa aman bagi seluruh rakyat. Negara kehilangan sifat entitasnya jika tidak bisa menyediakan keamanan dan rasa aman.
Oleh karena itu, salah satu syarat suatu negara bisa disebut sebagai Darul Islam adalah mampu menjaga keamanannya dengan kekuatannya sendiri. Karena itu Rasulullah Saw., ketika memberitahu kaum Muslim tentang darul hijrah mereka, beliau menyebutkan keamanan pertama kali. Beliau bersabda kepada para sahabat di Mekah, “Sungguh Allah menjadikan untuk kalian saudara dan negeri yang dengan itu kalian akan merasa aman.”
Dalam khilafah, keamanan dalam negeri ditangani oleh Departemen Keamanan Dalam Negeri. Departemen ini dipimpin oleh Direktur Keamanan Dalam Negeri. Departemen ini mempunyai Kantor Wilayah di setiap wilayah. Kantor Wilayah Keamanan Dalam Negeri di wilayah tersebut dipimpin oleh Kepala Kepolisian di wilayah itu.
Secara hirarki birokrasi, Kepala Kepolisian yang mengepalai Kantor Wilayah Keamanan Dalam Negeri di suatu wilayah berada di bawah Departemen Keamanan Dalam Negeri, tetapi secara teknis pelaksanaan tugas di lapangan (wilayah) berada di bawah Wali (Kepala Daerah tingkat I). Semua fungsi dan tugasnya diatur dalam UU khusus. Departemen Keamanan Dalam Negeri ini juga berhak untuk menggunakan polisi kapan saja, di mana perintahnya bersifat mengikat.
Kepolisian dalam syariat Islam terbagi dalam dua jenis. Pertama, sebagai polisi militer. Kedua sebagai alat kekuasaan. Polisi sebagai alat kekuasaan berfungsi menjaga keamanan dalam negeri, keberadaan polisi sangat penting. Baik yang bersifat pencegahan maupun penindakan. Beberapa tindakan yang dianggap bisa mengancam keamanan dalam negeri adalah:
(1) Murtad dari Islam;
(2) Memisahkan diri dari negara;
(3) Menyerang harta, jiwa dan kehormatan manusia;
(4) Penanganan Ahl ar-Raib.
Tugas polisi dalam Islam sungguh mulia. Ia bertugas menegakkan kemakrufan dan memberantas kemungkaran. Sebagai alat kekuasaan ia tidak bersendiri, tetapi berada di bawah penguasa. Kewenangannya pun dibatasi oleh UU. Oleh karena itu, kepolisian dalam Islam akan bersih dari berbagai kepentingan individu, penguasa, parpol atau entitas-entitas lain dengan berbagai kepentingannya.
Selain itu, polisi dalam Islam dibentuk agar memiliki karakter yang mulia. Karakter itu di antaranya harus mempunyai keikhlasan, akhlak yang baik, seperti sikap tawadhu’, tidak sombong dan arogan, kasih sayang, tindak-tanduknya baik, seperti murah senyum, mengucapkan salam, menjauhi perkara syubhat, bijak dan lapang dada, menjaga lisan, berani, jujur, amanah, taat, berwibawa dan tegas. Insya Allah, jika mekanisme penjaminan keamanan dan personil pelaksananya seperti ini, maka terpenuhinya kebutuhan keamanan akan bisa terealisasi dengan berkesinambungan.
Tentu saja, sistem penjaga keamanan dalam negeri ini tidak akan bekerja optimal jika tidak ditunjang oleh sistem hidup lain dalam ideologi Islam. Karena kasus-kasus kriminalitas motifnya juga bermacam-macam. Kadang kala karena adanya kemiskinan, atau hal lainnya. Untuk menghilangkan motif-motif kejahatan ini memang diperlukan sistem lain seperti penerapan sistem ekonomi, pendidikan, sanksi, dan lain-lain. Disinilah pentingnya menerapkan ideologi Islam secara kafah dengan khilafah.
Ketika ideologi Islam kafah dengan khilafah diterapkan secara sempurna, endorsment dari Will Durant, seorang sejarahwan Barat, bisa dijadikan sebagai penguatnya. Dalam buku Story of Civilization yang dia tulis bersama Istrinya Ariel Durant, dinyatakan, “Para Khalifah telah memberikan keamanan kepada manusia hingga batas yang luar biasa besarnya bagi kehidupan dan kerja keras mereka. Para khalifah itu juga telah menyediakan berbagai peluang untuk siapa pun yang memerlukan dan memberikan kesejahteraan selama beradab-abad dalam wilayah yang sangat luas. Fenomena seperti itu belum pernah tercatat (dalam sejarah) setelah zaman mereka.”
Inilah, cara sempurna penjaminan keamanan bagi masyarakat. Agar masyarakat tidak hanya berupaya dengan berdoa dan berharap Allah mengabulkan doanya (“Aamiin..”).
_______________
Yuk raih amal shalih dengan menyebarkan postingan ini sebanyak-banyaknya
Follow kami di
Facebook : https://www.facebook.com/Muslimah-Jakarta-Reborn-111815451296281/
Website : www.muslimahjakarta.com
Instagram : instagram.com/muslimahjakartaofficial
0 Komentar