Oleh : Ustadzah Zakiah Amin
Isu radikalisme oleh rezim terus menjadi isu utama untuk diopinikan seolah radikalisme merupakan persoalan utama bangsa ini. Sedangkan defenisi radikalisme hingga saat inipun masih belum jelas. Sehingga tidak heran kalau terjadi kesalahan persepsi dan identifikasi yang akhirnya menimbulkan kegaduhan ditengah masyarakat. Krisis kepercayaan antar anak bangsapun terjadi yang akhirnya menimbulkan perpecahan.
Pengertian radikalisme dalam situs Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki arti yakni, adalah paham atau aliran yang radikal dalam politik atau sikap ekstrim dalam aliran politik. Selain itu pengertian radikalisme yang lain adalah paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan dan drastis. Dengan pengertian tersebut maka Anwar Abbas (sekretaris Jendral MUI) menyatakan bahwa penyebab paham tersebut muncul karena ketidak adilan, diskriminasi dan sifat tercela.( Detiknews. 04 September 2020)
Berbeda dengan pendapat Menag yang menuduh umat Islam yang taat sebagai agen radikalisme, padahal taat kepada ajaran agama kita adalah kewajiban bagi umat Islam. Menurut Anwar, semestinya Menag mempersoalkan kenapa muncul radikalisme, bukan setiap bicara radikalisme ujung-ujungnya yang kena umat Islam.
Lalu dari mana munculnya isu radikalisme? Kenapa pemerintah begitu getol menarasikan isu radikalisme, dan ada apa sehingga ujung-ujungnya yang tertuduh adalah umat Islam, bahkan menyasar ke ajaran Islam?
Visi Pembangunan Yang Gagal
Realitas rezim hari ini lebih banyak disibukkan dengan visi pembangunan yang berpihak pada bisnis pengusaha besar. Inilah hakekat negara korporasi. Hal ini dibuktikan dengan pidato presiden Jokowi dalam acara “10 tahun Kompas 100 CEOForum” (28/11/2019) menegaskan bahwa 85 persen penentu pergerakan ekonomi Indonesia adalah swasta dan BUMN, bukan kerja pemerintah. Lima fokus pembangunan yang dijalankan rezim Jokowi-Ma’ruf hanya terfokus pada kepentingan bisnis swasta. Pembangunan infrastruktur, pembangunan SDM, mengundang investasi seluas-luasnya, reformasi birokrasi untuk izin investasi korporasi dan penggunanaan APBN yang tepat sasaran, ibaratnya menggelar karpet merah bagi investor swasta, pengusaha lokal dan asing. Targetnya bukan untuk kesejahteraan rakyat tapi ingin mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya demi kepentingan para pemodal. Negara identic perusahaan (korporasi). Kesejahteraan rakyat terus menjadi alasan untuk meloloskan tujuan utamanya. Tapi faktanya rakyatlah yang paling merasakan kegagalan usaha pemerintah.
Tercatat, ekonomi Indonesia pada kuartal III jauh lebih rendah yaitu 5,7% dibandingkan 3 negara ASEAN lainnya yakni Filipina (7,6 %), Vietnam (13,7%) dan Malaysia (14,2%). Padahal menurut Rizal Ramli, kekayaan sumber daya alam yang dimiliki Indonesia , jika dikelola dengan baik mampu mendongkrak perekonomian dalam negri melebihi 3 negara ASEAN yang tercantum dalam data yang disajikan mantan kepala Badan Urusan Logistik (Bulog).(RMOLNetwork.12/11/2022)
Sederet fakta kegagalan capaian pembangunan pemerintah tersebut membuktikan ketidakmampuan negara korporasi mensejahterakan rakyatnya, gagal mendongkrak perekonomian dalam negri dan sejumlah fakta kegagalan yang dirasakan oleh masyarakat. Fakta rusaknya aktivitas riba dikehidupan juga kian nyata, utang luar negri telah merugikan rakyat, karena secara tidak langsung rakyat juga ikut menanggung beban utang luar negri sehingga kegunaan utang luar negri tidak mengandung kemaslahatan malah mendatangkan kemudhoratan. Kemudharatan yang ditimbulkan adalah kemiskinan, naiknya harga-harga kebutuhan pokok BBM dan lain sebagainya. Dengan utang ribawi yang dinarasikan sebagai bantuan luar negri inilah yang mengakibatkan negara koorporasi terus di dominasi oleh para korporat (pemodal kuat), sehingga negara kapitalis bebas mengeksploitasi dan menguasai negara kaum muslimin. Fakta miris ini seharusnya tidak terjadi karena Allah SWT sangat jelas melarang. Sebagaiman dalam Al-Qur’an :
وَلَن يَجْعَلَ ٱللَّهُ لِلْكَٰفِرِينَ عَلَى ٱلْمُؤْمِنِينَ سَبِيلًا
Artinya :
“ Dan sekali-kali Allah tidak akan menjadikan jalan bagi orang-orang kafir untuk menguasai kaum mukminin”. ( TQS. An Nisa’ : 141)
Melawan Radikalisme: Proyek Global
Berdasarkan fakta yang terjadi dinegara korporasi ini, sangat jelas bahwa isu radikalisme merupakan proyek untuk menyerang Islam demi menutupi kegagalan dalam mewujudkan targetnya. Kemunculan isu melawan radikalisme tentu bukan tanpa alasan, adanya indikasi yang begitu massif, melakukan framing negatif dengan menstigma radikal kepada muslim yang menentang ideologi kapitalisme dan yang taat menjalankan Islam Kaffah.
Ajaran Islam Kaffah terus dipersoalkan oleh rezim yang sedang berkuasa dengan arahan global Barat. Padahal persoalan utama negara ini adalah abainya penguasa terhadap kesejahtaraan rakyatnya. Isu perang melawan radikalisme (war on radicalism) merupakan propaganda Barat untuk menyerang ajaran Islam. Menyasar siapapun yang anti terhadap pemikiran dan politik Barat. Perekonomian terpuruk , ketimpangan sosial, bidang politik yang dihiasi ketidak jujuran dan dibidang hukum yang tidak adil bagi seluruh rakyat karena undang-undangnya dibuat sesuai kepentingannya. Rakyatpun dibuat terus menerus sengsara. Isu radikalisme terus mereka mainkan dan umat dibuat takut pada ajaran agamanya sendiri, demi untuk mengalihkan perhatian rakyat terhadap kesengsaraan yang dialaminya dan merekapun berhasil.
Sungguh miris kehidupan yang dialami umat Islam di negri yang berideologi kapitalisme. Ajaran Islam diserang, difitnah dan seolah tidak diberi ruang di negara ini. Istilah radikalisme dijadikan senjata untuk menyerang dan menghambat kebangkitan Islam. Barat terus melakukan monsterisasi bahwa Islam adalah ajaran radikal yang membahayakan. Inilah yang kemudian melahirkan Islamophobia di seluruh dunia. Islamophobia kemunculannya tidak dapat dilepaskan dari perang peradaban antara Islam dengan Kapitalisme. Sehingga isu radikalisme akan terus mereka mainkan selama belum tercapai targetnya.
Islam Kaffah Solusi Umat
Menyikapi berbagai upaya yang dilancarkan oleh Barat dan anteknya dengan menjauhkan nilai-nilai Islam dari benak kaum Muslim tersebut, maka Umat harus melawan segala bentuk serangannya dengan cara membangkitkan pemikirannya dengan Islam Kaffah. Umat Islam harus terus berdakwah menyampaikan kebenaran hakiki ditengah masyarakat. Umat Islam yang terpapar liberalisme terutama generasi yang kelak akan berdiri di garda terdepan membela Islam harus menjadi skala prioritas demi tegaknya peradaban Islam. Negeri kita hari ini memberlakukan ideologi kapitalisme yang sangat bertolak belakang dengan ideologi Islam sehingga umat Islam tidak boleh diam tapi mesti melakukan amar ma’ruf nahi mungkar ditengah umat. Inilah saatnya yang tepat untuk bersegera mengambil bagian dalam dakwah. Memilih Solusi yang sesuai fitrah manusia yaitu Islam Kaffah bukan yang lain. Sebagaimana perintah Allah dalam Al-Qur’an :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
Artinya, “Wahai orang yang beriman, masuklah kamu semua ke dalam Islam secara keseluruhan. Dan janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagi kalian,” (Surat Al-Baqarah ayat 208).
Ketika Allah menyeru orang-orang mukmin untuk masuk dalam Islam secara Kâffah, lalu Allah menyuruh hati-hati (waspada) kepada mereka agar tidak mengikuti langkah-langkah setan. Dalam ayat ini hanya ada dua arah. Masuk Islam secara Kâffah atau mengikuti langkah-langkah setan, petunjuk atau kesesatan, Islam atau jahiliyah, jalan Allah atau jalan setan, petunjuk Allah atau kesesatan setan. Dengan contoh ini seorang muslim harus menemukan sikap jati dirinya, untuk tidak boleh ragu dan bingung antara beberapa jalan yang berbeda-beda dan beberapa arah yang berbeda-beda (Sayyid Qutub, Tt: 142).
Agar umat tidak bingung lagi dalam mengambil solusi yang tepat maka diperlukan terus mengupgrade diri . Persoalan yang membelit dinegeri ini solusinya adalah melaksanakan syariat Islam secara utuh tidak mengambil sebagian membuang sebagian. Tapi mengambil secara keseluruhan ajaran Islam dan yang mampu menerapkan konsep Islam secara kaffah adalah sistem Khilafah Islamiyah. Mari kita wujudkan. Wallahu a'lam Bi sshowab.
_____
Yuk raih amal shalih dengan menyebarkan postingan ini sebanyak-banyaknya
Follow kami di
Facebook : https://www.facebook.com/Muslimah-Jakarta-Reborn-111815451296281/
Website : www.muslimahjakarta.com
0 Komentar