Sebuah potongan rekaman video viral di media sosial, emak-emak berjoget di area Masjid Al Jabbar, Bandung Jawa Barat. Video viral ini mendapatkan banyak sorotan hingga kecaman netizen. Menanggapi video viral tersebut Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, meminta warga untuk menghargai tempat ibadah dan tak boleh ada aktivitas selain ibadah yang dilakukan di masjid. (CNN Nasional, 13/01/2023).
Video yang berdurasi 21 detik ini diduga kuat sebagai konten tiktok yang dibuat oleh sekelompok emak-emak yang menggunakan gamis hitam di video tersebut. Wajar saja, jika video tersebut mendapat respon dari masyarakat. Pasalnya masjid adalah tempat ibadah yang tidak sepantasnya digunakan sebagai tempat untuk membuat konten.
Tidak dipungkiri, saat ini aplikasi tiktok banyak digunakan oleh masyarakat untuk mengunggah video dalam rangka mencari follower. Dan kita pun banyak melihat video-video tiktok yang beredar di media kadang banyak yang melanggar norma agama. Tanpa rasa malu mereka membuat video untuk menaikkan follower. Hal ini pula yang dilakukan oleh sekelompok emak-emak yang membuat video tiktok berjoget-joget ria di area masjid.
Sungguh sangat disayangkan, begitu mudahnya mereka terpengaruh dengan aplikasi yang bisa membuat seseorang terkenal dengan cara cepat dan tentunya menghasilkan cuan. Sebab, banyak youtuber mendadak kaya akibat membuat video yang viral di akun tiktoknya. Hal ini yang memicu masyarakat baik remaja maupun emak-emak berbondong-bondong membuat video viral demi mendapatkan cuan secepat kilat.
Fakta di atas terjadi tak lepas dari virus kebebasan yang telah menjangkiti pemahaman kaum muslim. Ide kebebasan yang berasal dari rahim sekularisme telah sukses menggerus karakter muslim sejati. Umat muslim tanpa sadar merubah cara pandang tentang kehidupan mengikuti konsep sekuler, yaitu memisahkan agama dari kehidupan di mana tujuan hidupnya untuk bersenang-senang, mendapatkan materi sebanyak-banyaknya dengan menghalalkan segala cara.
Akhirnya rusak lah identitas seorang muslim menjadi sosok yang sekuler. Agama hanya dipahami untuk mengatur urusan individu dengan Tuhan, sedangkan untuk urusan kehidupan manusia diberi kebebasan untuk mengatur hidupnya dan melakukan apa saja yang mereka inginkan.
Bagaimana dengan negara? Negara dalam sistem buatan manusia yang serba lemah dan kurang ini tak memberikan sanksi apapun. Atas nama kebebasan, semua orang bebas melakukan apa yang mereka inginkan. Bahkan melecehkan masjid, menistakan agama hingga menghina Rasulullah saw adalah sebuah hal yang biasa. Semua bisa diterima atas nama kebebasan. Inilah bukti nyata bahwa ide kebebasan yang diusung sistem sekularisme ini, telah menjauhkan kaum muslim dari ajaran agamanya sendiri.
Kerusakan demi kerusakan yang diakibatkan oleh sekularisme dengan ide kebebasan, tentu tidak bisa didiamkan atau diabaikan begitu saja. Sebab, akan menghantarkan kaum muslim pada jurang kehancuran. Maka ide kebebasan ini harus dicabut hingga ke akar-akarnya dan dijauhkan sejauh-jauhnya dari kaum muslim. Karena Allah Swt menciptakan manusia ke dunia ini untuk beribadah sesuai dengan perintah dan larangan-Nya.
Allah Swt tidak memberi kewenangan sedikitpun kepada manusia untuk berbuat sesukanya. Allah memberi aturan yang komprehensif dan menyeluruh di setiap lini kehidupan manusia. Agar manusia tidak tersesat dalam menjalani kehidupan dan terselamatkan dari segala hal yang merusak.
Apabila manusia melanggar, maka akan diberikan sanksi sebagai efek jera di dunia sekaligus penebus dosa kelak di akhirat. Dan sanksi ini hanya bisa diterapkan oleh negara yang menjadikan Islam sebagai landasan lahirnya aturan dan sanksi, yaitu Khilafah. Membuat konten yang melecehkan agama, menebar pemikiran yang menyimpang, hingga menghina Rasulullah saw adalah bentuk pelanggaran yang akan mendapatkan sanksi tegas tanpa pandang bulu. Apakah ia pejabat ataupun rakyat, semua akan mendapatkan sanksi secara adil oleh negara.
Negara juga akan terus melakukan edukasi kepada setiap individu, menanamkan ketakwaan, agar standar perbuatannya sesuai dengan syariat yang telah Allah tentukan. Sehingga tidak seorangpun yang akan berani untuk melakukan perbuatan tercela karena telah memahami bahwa setiap perbuatan manusia di dunia akan dimintai pertanggungjawaban kelak di yaumil qiyamah.
Dan masjid pun menjadi salah satu sarana belajar bagi setiap individu. Masjid bukan hanya digunakan untuk salat, tetapi juga tempat untuk mengkaji ilmu agama dan menjadi tempat untuk berdiskusi terkait persoalan umat. Suasana belajar dan mengajar menjadi kebiasaan yang terjaga dalam diri kaum muslim di bawah naungan negara Islam.
Motivasi belajar dan senantiasa mengkaji Islam inilah yang menumbuhkan individu-individu bertakwa, yang kemudian akan mengisi kehidupannya dengan mengumpulkan bekal untuk kehidupan akhirat kelak. Takkan ada ide kebebasan yang masuk di benak kaum muslim, sebab negara akan melindungi dan menjaga umat dari berbagai hal yang dapat merusak akal mereka.
Hal ini tidak akan terwujud apabila tidak ada kesadaran dari seluruh kaum muslim dan para pengemban agama Allah, untuk terus menerus melakukan penyadaran kepada umat dengan dakwah. Bahwa hanya Islam yang harus dijadikan satu-satunya aturan agar dapat meraih keselamatan dan keberkahan dunia, dan akhirat. Wallahua’lam.
0 Komentar