Oleh Heni Ummu Faiz - Ibu Pemerhati Umat
Berbicara tentang sistem Islam yaitu Khilafah, bagi mereka yang beriman dan meyakini bisyarah akan tegaknya kembali Khilafah yang kedua, tentu akan semakin merindukannya. Pasalnya, masa Khilafah merupakan saat di mana rakyat hidup dalam kesejahteraan. Lebih dari itu, ketakwaan terpancar dari tiap individu masyarakatnya. Begitupula ketawaduan, kezuhudan dan rasa sayang pemimpin pada yang dipimpin, sangat mengagumkan. Semua itu terekam dan tertoreh dengan tinta emas selama perjalanan peradaban Islam.
Di masa Khulafaur Rasyidin hingga generasi setelahnya kita akan semakin kagum akan berbagai karya gemilang yang menghiasi peradaban Islam. Lahir para generasi unggulan yang saat ini kian langka didapatkan. Jikapun ada tak diberi ruang dan apresiasi yang layak.
Salah satu peristiwa gemilang yakni masa Khalifah Salahuddin al Ayyubi yang begitu terkenal dalam sejarah. Terkenang sebagai panglima perang dan pemimpin yang adil dan zuhud. Kecerdasan dan kepiawaiannya dalam berperang, mengantarkannya berhasil mendirikan Dinasti Ayyubiyah, menggantikan Dinasti Fatimiyah, pada 1171. Perang Hatin 1187 menjadi saksi sejarah atas peranan Salahuddin. Perang ini membuka jalan bagi masuknya kembali Islam di Yerusalem dan kota tanah-tanah suci lainnya. Begitu banyak prestasi yang ditorehkan selama rentang kekuasaannya, bahkan masa setelahnya.
Lahir pula beberapa ilmuwan di masa kekhilafahan Salahuddin. Pertama, As-Suhrawardi al-Maqtul, seorang tokoh filsafat yang lahir di Persia barat laut pada 1154. Ia penah belajar filsafat dan teologi kepada Majd Al-Din Al-Jili di Maraghah dan Fakhr Al-Din Al-Mardini di Isfahan. As-Suhrawardi al-Maqtul menjadi filsuf terkenal melalui karya-karyanya, seperti Al-Talwihat, Hikmah, Al-Isyraq, Al-Muqawamat, dan Al-Masyari wa Al-Mutarahat. Selama hidup, ia pernah menjadi guru dari anak Sultan Salahuddin Al-Ayyubi, tetapi berakhir dibunuh karena dianggap menyesatkan.
Kedua, Rashidun al-Suri, seorang dokter di sebuah rumah sakit yang juga menjadi dokter pribadi Khalifah Al-Adil di Kairo. Ia juga dikenal sebagai ilmuwan Muslim Dinasti Ayyubiyah dan ahli botani yang berkelana mempelajari tumbuh-tumbuhan untuk pengobatan.
Ketiga, Muhammad al-Idrisi al-Qurtubi al-Hasani al-Sabti atau singkatnya Al-Idrisi. Dikenal sebagai ahli geografi, keturunan penguasa Idrisiyyah di Maroko, yang juga keturunan Hasan bin Ali. Al-Idrisi memiliki karya di bidang geografi yang sangat fenomenal berjudul Nuzhatul Mushtaq, yang menjadi rujukan bagi ilmuwan dan sarjana di dunia. Benteng Salahuddin di Kairo (1187), Benteng Aleppo, Madrasah Zahiriya (1219) di Aleppo, Madrasah al-Sahiba di Damaskus (1233), dan Madrasah Al-Salih (1243) di Kairo.
Beberapa jejak peninggalan bangunan yang ditorehkan saat khilafah tegak di bawah pimpinan Salahuddin diantaranya pertama, Menara Masjid Agung Aleppo yang dibangun oleh Sultan Az Zahir Ghazi pada 1214 M. Bangunan menara menjulang ke langit, terdiri atas lima tingkat dengan puncak mahkota yang dikelilingi oleh beranda.
Kedua, Madrasah Firdaus. Madrasah ini dibangun oleh Ratu Al Malika Dayfa Khatun. Bangunan ini difungsikan sebagai pusat pembelajaran Islam. Di sana mereka mendalami ilmu Al-Quran, fikih, sejarah, akidah, tasawuf dan yang lainnya.
Shalahuddin Al-Ayyubi juga membangun madrasah pada periode 572 H (1176 M) atau setelah kepastian sebagian besar wilayah Syam tunduk di bawah kekuasaan Shalahuddin. Pada masa itu, Shalahuddin Al-Ayyubi memerintahkan pembangunan dua madrasah, yakni madrasah untuk pengikut madzhab Syafi'i yang dibangun berdekatan dengan makam Imam Syafi'i.
Pada masa pemerintahan Salahuddin Al ayyubi kesejahteraan rakyat begitu terjamin. Berbagai bidang kehidupan pun meningkat dari mulai perdagangan, pertanian, pendidikan pun tak kalah maju. Bidang kesehatan yang merupakan kebutuhan mendasar rakyat, senantiasa diperhatikan oleh Khalifah. Dibangun rumah sakit dan sekolah kesehatan. Sehingga melahirkan tenaga kesehatan yang berkualitas.
Di bidang keamanan pun tak diragukan lagi kehebatannya, hingga mampu menandingi kehebatan musuh. Perlengkapan keamanan yang cukup baik membuat gentar musuh-musuh Islam. Bahkan Khalifah Shalahuddian Al-Ayyubi juga membentuk angkatan bersenjata Mesir untuk mempertahankan Mesir dari serangan bangsa Eropa. Karena ia tahu tentang kemunduran dan kelemahan angkatan bersenjata Dinasti Ubaidiyah.
Itulah sepenggal sejarah yang ditorehkan Salahuddin al Ayyubi di masa kekhilafahan Islam. Menjadi gambaran bagi kita bahwa rakyat yang hidup dalam naungan Khilafah berhasil meraih kesejahteraan dalam segala bidang. Kerinduan terhadap tegaknya hukum Allah saat kita membaca tarikh seharusnya semakin memberi bara bagi kita yang hidup di masa sekarang untuk terus berjuang melanjutkan kehidupan Islam. Bukti saat Salahuddin memimpin menjadi sinyal kuat bahwa sejarah Islam ini takkan pupus diterjang waktu.
Wallahu alam bissawab.
_____
Yuk raih amal shalih dengan menyebarkan postingan ini sebanyak-banyaknya
Follow kami di
Facebook : https://www.facebook.com/Muslimah-Jakarta-Reborn-111815451296281/
Website : www.muslimahjakarta.com
0 Komentar