Azab Bagi Penghina Al-Qur’an

 


Oleh: Siti Rima Sarinah


#Nafsiyah - Al-Qur’an merupakan kitab suci umat Islam. Untuk kesekian kalinya Al-Qur’an dihina oleh orang-orang kafir yang membenci Islam beserta aturannya yang sempurna. Kasus yang terus berulang membuktikan bahwa orang-orang kafir ingin menghancurkan Islam dan menjauhkan ajaran Islam dari kaum muslim. Tentu saja apa yang dilakukan oleh pembenci Al-Qur’an ini membuat kaum muslim merasa geram dan marah. Bagaimana tidak, kitab sucinya dibakar, dihina dan diperlakukan tidak sebagaimana mestinya.


Di dalam Al-Qur’an Allah telah memberikan peringatan kepada siapa saja yang menghina Al-Qur’an dengan azab yang pedih. Allah Swt. berfirman, ”Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan menjawab, ”Sesungguhnya kami hanya lah bersenda gurau dan bermain-main saja”. Katakanlah “Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?” Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman. Jika Kami memaafkan segolongan kamu (lantaran mereka taubat), niscaya Kami akan mengazab golongan yang lain disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa.” (TQS At Taubah: 65-66).


Orang-orang kafir yang menghina Al-Qur’an karena bukti kebencian mereka kepada Islam sudah Allah Swt. kabarkan di dalam Al-Qur’an. Namun, apabila seorang muslim yang menghina, mengejek, dan merendahkan Al-Qur’an, berdasarkan kesepakatan ulama adalah sebuah kekafiran. Imam Syafi”i mengatakan, ”Siapa yang menyebut Al-Qur’an, atau Nabi Muhammad sebagai utusan Allah, atau agama Allah dengan sesuatu yang tidak pantas, maka telah melanggar perjanjiannya dan darahnya telah dihalalkan serta dibebaskan dari kewajiban-kewajiban kepada Allah Swt. dan Rasul-Nya.


Selain hilang keIslamannya, ia tergolong orang-orang munafik yang menutup kebenaran. Bukannya mempelajari  dan mendalami Al-Qur’an malah menghinanya. Ia pun diposisikan seperti orang Yahudi dan Nasrani yang sejak masa Rasulullah dan para sahabat, bahkan sejak nabi-nabi terdahulu sangat senang menghina Al-Qur’an dan Rasulullah saw dan tidak akan berhenti sebelum Rasulullah mengikuti mereka. Maka hidup mereka penuh dengan kesesatan dan kegelapan. Tidak akan pernah mendapatkan hidayah, rahmat dan karunia serta tidak akan mendapat petunjuk kebenaran dari Allah. Ia hanya akan mendapatkan penghinaan dari Allah yang lebih buruk dari sekedar penghinaan dari manusia, yaitu azab yang pedih. 


Tanpa kita sadari, kebanyakan umat Islam banyak melakukan penghinaan dan merendahkan Al-Qur’an, walaupun tidak secara langsung. Yaitu tatkala seorang muslim mengabaikan hukum-hukum Allah, dan menggantinya dengan hukum buatan manusia yang lemah, maka perbuatan tersebut sama halnya dengan menghina, mengolok-olok dan merendahkan Al-Qur’an.


Al-Qur’an harus dimuliakan oleh kaum muslim, namun bentuk memuliakan Al-Qur’an bukan meletakkannya di sebuah lemari yang bagus dan dibungkus agar terlihat sangat indah. Bukan seperti itu cara memuliakan Al-Qur’an. Sebab, Al-Qur’an bukanlah benda pusaka yang diletakkan di tempat khusus dan hanya pada waktu-waktu tertentu saja dibuka dan dibaca.


Memuliakan Al-Qur’an adalah dengan cara mempelajari, memahami, mengamalkan dan mendakwahkan isinya kepada seluruh umat manusia, khususnya kaum muslim. Agar umat terbangun kesadarannya untuk menjadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk dalam menjalani kehidupan. Bersama Al-Qur’an, seorang akan tumbuh keimanan dan ketakwaannya kepada Zat yang telah menciptakannya. Al-Qur’an akan membimbingnya untuk melaksanakan tujuan penciptaannya di dunia ini, yaitu untuk beribadah kepada-Nya. 


Menjadikan Al-Qur’an sebagai standar setiap amal perbuatannya. Mematuhi apa yang diperintahkan dan dilarang oleh-Nya, sebagai bukti keimanan dan ketakwaan kepada Rabb-Nya. Bahkan berusaha untuk menghafalkan ayat demi ayat hingga ia pun menjadi penghafal dan pengemban Al-Qur’an. Karena Allah telah memberikan banyak keistimewaan kepada orang-orang yang mengazamkan diri menjadi ahlul Qur’an. Salah satu keistimewaan itu adalah menjadi ahlullah (keluarga Allah) dari golongan manusia, yang tentu saja berhak menjadi penghuni Jannah-Nya.


Inilah perwujudan memuliakan Al-Qur’an, dengan menjadikan Al-Qur’an sebagai poros dalam kehidupan. Ibarat cahaya yang senantiasa membersamai hari demi hari, sebagaimana matahari yang menyinari di siang hari dan rembulan yang menyinari di malam hari. Bukankah setiap hamba yang mengaku beriman dan mengharapkan surga sebagai tempat akhir kehidupannya kelak, akan berlomba-lomba memuliakan Al-Qur’an sebelum Allah memanggil kita untuk kembali kepada-Nya?


Oleh karena itu, janganlah kita sia-siakan waktu dan usia yang telah diberikan, sebelum penyesalan datang. Karena kesempatan hidup di dunia fana ini hanya sekali dan tidak akan bisa diulang kembali. Gunakanlah sebaik-baiknya untuk mengumpulkan bekal sebanyak-banyak menuju tempat kembali yang abadi, yaitu kehidupan akhirat. Wallahua’lam.


_______________


Yuk raih amal shalih dengan menyebarkan postingan ini sebanyak-banyaknya


Follow kami di


Facebook : https://www.facebook.com/Muslimah-Jakarta-Reborn-111815451296281/

Website : www.muslimahjakarta.com

Instagram : instagram.com/muslimahjakartaofficial

Posting Komentar

0 Komentar