Harapan Lahirnya Generasi Berkualitas

 


Yuke Octavianty

Forum Literasi Muslimah Bogor


Kehadiran Universitas Muhammadiyyah Bogor Raya (Umbara), diharapkan dapat mencetak generasi membanggakan di wilayah Bogor. Akademisi Universitas Djuanda, Bogor, Saefudin Muhtar menilai kehadiran Umbara dapat menunjang kualitas sumberdaya manusia di wilayah calon daerah otonomi baru Bogor Barat, Jawa Barat (republika.co.id, 21/1/2023). Dia pun berharap Umbara yang berlokasi di Kecamatan Leuwiliang,  menjadi pioneer pergerakan intelektual di wilayah Barat Kabupaten Bogor. Hal ini berhubungan dengan rencana pemekaran Bogor Barat yang harus diimbangi dengan peningkatan kualitas sumberdaya manusia.


Umbara baru saja diresmikan Ketua Umum PP Muhammadiyyah, Prof. Haedar Nashir, Rabu, 18/1/2023 lalu. Umbara pun menjadi kampus ke 171 milik Muhammadiyyah. Seperti yang telah diketahui, Umbara merupakan penggabungan dari Akademi Kebidanan Tri Dharma Husada Bandung dengan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Kependidikan (STKIP) Muhammadiyyah Bogor. Rektor Umbara, Edi Sukardi pun berharap agar Umbara menjadi induk dari segala kebaikan. 


Peresmian Umbara merupakan hal positif. Sebab dengan bertambahnya lembaga pendidikan tinggi diharapkan dapat menciptakan generasi gemilang dengan pemikiran cemerlang. Namun, sayang, harapan ini pun sepertinya sangat sulit terwujud di tengah badai kerusakan yang menimpa generasi. Berbagai kerusakan moral mahasiswa, sifat korup para pemangku jabatan universitas, kasus narkoba mahasiswa, pergaulan bebas dan beragam kerusakan lain yang tak kunjung tersolusikan dengan tuntas.


Fakta-fakta kerusakan ini pun nyata di depan mata. Wakil Ketua KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), Nurul Ghufron mengungkapkan bahwa perguruan tinggi menyumbang sebanyak 86% koruptor di Indonesia (republika.co.id, 27/8/2022). Sebab utamanya, karena para lulusan perguruan tinggi tak menjunjung integritas. Menurut Nurul, krisis integritas ini telah mewabah dalam lingkungan kampus. Mayoritas alumni menempuh perkuliahan selama di kampus karena ingin mendapatkan pekerjaan.


Tak hanya integritas yang buruk. Ketua DPP Asosiasi Relawan Perguruan Tinggi Anti Penyalahgunaan Narkoba (Artipena), Zainal Arifin, menuturkan kasus narkoba pada mahasiswa pun merebak. Tingkat prevalensi narkoba di kalangan mahasiswa pun tinggi. Jumlahnya mencapai 250 ribu orang, baik itu sebagai pengedar, pemakai, atau lainnya (jawapos.com, 4/10/2022).  Tingkat prevalensi narkoba yang cukup tinggi pada kalangan mahasiswa disebabkan karena pola tingkah laku sosial yang rusak. Semua masalah ini belum menemukan titik terang. Dan jika tak segera diselesaikan berpotensi terjadi tsunami sosial yang merusak kualitas generasi mendatang. 


Kekerasan seksual dan pergaulan bebas pun menjadi salah satu sorotan serius di lingkungan kampus. Beragam kasus belum juga sempurna terselesaikan. 


Pendidikan dan peningkatan sumberdaya manusia melalui beragam lembaga tinggi merupakan salah satu upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pendidikan wajib ditetapkan dengan kurikulum yang mendukung peningkatan kualitas sumberdaya manusia secara significant. Dan tentu saja, semua ini adalah kewenangan negara dalam penetapannya. Agar tujuan optimal dapat terwujud.


Dalam sistem kapitalisme sekuleristik liberal yang kini diterapkan dalam kehidupan, menimbulkan berbagai kerusakan yang menimpa generasi. Tujuan pendidikan yang diterapkan mengeksploitasi tugas utama generasi. Segala kurikulum pendidikan hanya ditujukan demi meraih keuntungan materi, disajikan dengan bebas yang kebablasan tanpa pondasi aturan agama di dalamnya. Sehingga wajar saja, terjadi berbagai penyimpangan dalam pencapaiannya. Inilah wajah pendidikan saat ini. Sebanyak apapun lembaga pendidikan tinggi, tak dapat merubah predikat generasi. Karena sandaran sisem yang diterapkan adalah sistem destruktif, sistem yang rusak sekaligus merusak. Sistem kapitalisme yang merusak pemikiran. Diperparah dengan berbagai regulasi/ kebijakan pemerintah yang mengaruskan potensi generasi hanya pada arus materialistik saja. Tak peduli pada pola pikir dan pola tindakan yang terlahir dalam benak generasi. Walhasil, kerusakan kian memperdaya dan melemahkan. Peradaban pun kian jauh dari rasa " kebangkitan". 


Sungguh, generasi adalah ujung tombak peradaban. Dari tangannyalah kebangkitan dapat diraih. Sistem Islamlah satu-satunya pilihan. Pilihan terbaik untuk menetapkan metode pendidikan dan pembinaan generasi. Sistem Islam menetapkan kurikulum pendidikan berbasis iman dan takwa hanya kepada Allah SWT. Karena dengan pemahaman akidah Islam yang menyeluruh di setiap bidang kehidupan akan membentuk watak generasi yang cerdas. Menyandarkan segala pola pikir dan perbuatannya pada standar halal haram yang ditetapkan Allah SWT., Dzat Pengatur Kehidupan. Negara pun berkewajiban menetapkan segala bentuk kebijakan kurikulum pendidikan hanya berbasis Islam. Karena negara paham betul, hanya Islam-lah satu-satunya sumber rahmat dan kesejahteraan seluruh umat. 


Segala konsep ini terbukti dengan terlahirnya ilmuwan-ilmuwan luar biasa di tengah masa peradaban Islam yang gemilang. Sebelum Eropa berjaya. Daulah Islam telah terlebih dahulu menancapkan jutaan jejak emas para ilmuwan. Salah satunya Ibnu Sina, yang namanya bersinar hingga kini. Seorang ilmuwan muslim dengan karyanya yang menggebrak ilmu kedokteran dan filosofi. Karyanya yang terkenal dan menjadi bahan rujukan selama berabad-abad, Qanun fii al Thibb. MasyaAllah. 


Perpaduan kecerdasan duniawi yang dilandaskan pada keimanan hanya kepada Allah SWT. Sehingga melahirkan pemahaman sempurna tentang kehidupan. 


Selayaknya kita tak perlu meragukan ketangguhan syariat Islam dalam pengaturan kehidupan umat. Terkhusus pengaturan pendidikan generasi. Karena pondasi pendidikan sangat berpengaruh pada bangunan peradaban yang akan terbentuk. Dan hanya Islamlah satu-satunya penjamin gemilangnya generasi.


Wallahu a'lam bisshowwab.


_______________


Yuk raih amal shalih dengan menyebarkan postingan ini sebanyak-banyaknya


Follow kami di


Facebook : https://www.facebook.com/Muslimah-Jakarta-Reborn-111815451296281/

Website : www.muslimahjakarta.com

Instagram : instagram.com/muslimahjakartaofficial

Posting Komentar

0 Komentar