Oleh: Titin Kartini
Viral di media sosial seorang politikus Swedia, Rasmus Paludan merobek dan membakar kitab suci Al-Qur'an beberapa Minggu yang lalu. Atas aksi pelecehan ini membuat seluruh umat muslim bereaksi, marah dan mengutuk aksi sang politikus kafir Barat ini.
Tak terkecuali di Indonesia, sebagai umat muslim terbesar di dunia, tentu umat bereaksi akan hal ini. Banyak aksi digelar di berbagai daerah, mengutuk aksi Rasmus Paludan, begitu pun di Kota Hujan. Aksi ini dilakukan oleh masyarakat dari berbagai kalangan, mulai dari ibu rumah tangga, para ulama dan kyai, santri, mahasiswa, semua tak tinggal diam atas hal ini. Pada hari Jum'at tepatnya tanggal 27 Januari 2023 lalu diadakan aksi bela Al-Qur'an oleh massa berseragam putih-putih bertempat di area Tugu Kujang, Kota Bogor.
Koordinator aksi Ustaz Dani mengatakan, "Aksi ini dilakukan untuk menasehati semua umat beragama, terutama yang sangat membenci Islam menyusul adanya tragedi pembakaran Al-Qur'an dengan sengaja oleh politikus Swedia Rasmus Paludan". Pihaknya meminta kepada pemerintah Republik Indonesia membuat pernyataan resmi supaya orang yang memiliki kebencian terhadap Islam diperingati lewat kedutaan yang ada di Indonesia. Dalam hal ini terutama Swedia, Denmark dan Belanda. Ia dan pihaknya pun meminta agar DPR RI merumuskan payung hukum untuk membasmi Islamophobia di Indonesia. (bogor.tribunnews.com, 27/01/2023)
Inilah yang terjadi ketika umat Islam tidak memiliki perisai. Begitu sering ajaran Islam dan simbol-simbol keislaman dilecehkan, namun tak ada satu pun negeri-negeri muslim yang lantang menyerang para penghina ajaran ataupun simbol-simbol Islam. Para penguasa muslim hanya bisa mengutuk, tanpa aksi yang nyata.
Buya Hamka pernah mengatakan, "Apabila girah telah tak ada lagi, ucapkanlah takbir empat kali ke dalam tubuh umat Islam itu. Kencangkanlah kain kafannya, lalu masukkan ke dalam keranda, dan antarkan ke kuburan. Jika agamamu, nabimu, dan kitabmu dihina, kamu berdiam diri saja, jelaslah girah telah hilang dari dirimu. Jika girah telah hilang dari hati, gantinya hanya satu, yaitu kain kafan tiga lapis. Sebab, kehilangan girah sama dengan mati." (Ghirah: Cemburu Karena Allah, cet. 1,2015)
Girah, semangat membela Islam seharusnya tetap terjaga pada diri umat, terutama para pemimpin umat. Hal ini tentunya sangat berbeda ketika Islam memiliki perisai, yakni seorang pemimpin yang amanah. Sebagaimana penjagaan yang terjadi pada masa Rasulullah Saw., Khulafaur Rasyidin serta para Khalifah berikutnya.
Sultan Hamid II, Sultan ke-34 Kekhalifahan Ustmaniyah pernah marah dengan tindakan pemerintah Prancis. Saat itu, surat kabar Prancis memuat berita tentang sebuah pertunjukan teater yang akan mereka gelar dengan tema Nabi Muhammad Saw.
Apa reaksi sang Sultan? Ia langsung mengatakan bahwa ini penghinaan terhadap Rasulullah Saw., mereka telah menghina Baginda Rasulullah Saw. yang merupakan kehormatan seluruh alam semesta. Maka Sultan Hamid II memerintahkan agar Perancis segera menghentikan pertunjukan tersebut, jika tidak ia dan pasukannya akan menghancurkan Perancis. Perancis ketar-ketir dengan ancaman sang pemimpin umat Islam hingga mereka membatalkan pertunjukan tersebut. (Film Payitaht bersumber dari catatan harian Sultan Abdul Hamid saat menjabat sebagai Khalifah)
Hal inilah yang seharusnya dilakukan para pemimpin muslim. Namun sayang, sistem kapitalisme yang sekuler dan liberal telah menghilangkan rasa ini. Para pemimpin muslim bak harimau-harimau yang tak mempunyai taring. Bahkan untuk membela akidahnya sekalipun, mereka lebih tunduk dan patuh pada apa yang Barat inginkan. Tak ada ketegasan untuk membela agamanya sendiri.
Disinilah pentingnya umat mempunyai satu kepemimpinan, satu institusi yang akan membuat para kafir Barat berpikir ribuan kali untuk menghina dan melecehkan ajaran dan simbol-simbol Islam. Bersatunya seluruh umat muslim dalam satu kesatuan atas dasar akidah yang sama dan mempunyai aturan yang sama yang tercantum dalam Al-Qur'an dan As-Sunah terbingkai indah dalam sistem khilafah.
Satu kepemimpinan umat Islam yang akan menggetarkan para musuh-musuh Islam, hingga tak ada satu orang pun yang berani menghina dan melecehkan ajaran Islam dan simbol-simbol Islam. Mari wujudkan semua itu wahai kaum muslim, bersatulah dalam perjuangan tegaknya sistem Islam Khilafah yang telah dijanjikan oleh Allah dan Rasul-Nya. Wallahu a'lam.
_____
Yuk raih amal shalih dengan menyebarkan postingan ini sebanyak-banyaknya
Follow kami di
0 Komentar