Ummu Karima
Lahirnya anak muda yang kritis terutama terhadap berbagai kebijakan pemerintah adalah sesuatu yang penting dan harus diwujudkan. Senada dengan hal itu, Menteri Koordinator bidang pembangunan manusia dan kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan bahwa mahasiswa saat ini wajib memiliki kemampuan berpikir kritis sebagai bekal untuk membangun sumber daya manusia unggul dan berdaya saing.
Berdasarkan catatan sejarah, pemuda di wilayah bagian barat kabupaten Bogor sudah mengasah sikap kritisnya sejak tahun 1930-1945. Tokoh muda kabupaten Bogor Jawa barat, Aep “Gus Udin” Saepudin Muhtar mengajak para pemuda di wilayah Bogor barat daerah itu untuk melanjutkan budaya kritis para pendahulunya sejak masa penjajahan. Pada tahun 1930 kata beliau, berbagai organisasi intelektual sudah mulai berkembang di wilayah tersebut, seperti Kepanduan Hizbul Wathan di kecamatan Leuwiliang, Al-Ittihadul Islamiyyah di kecamatan Cibungbulang, dan Taman Siswa Nirmala di kecamatan Jasinga.
Saat itu juga muncul organisasi politik seperti Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo) dan Partai Indonesia (Partindo). Organisasi keagamaan saat itu juga terus berkembang di wilayah Bogor barat sehingga melahirkan para aktivis muda. “Seperti Laskar Hizbullah Leuwiliang, Laskar Sabilillah Bogor, dan Markas Perjuangan Rakyat Leuwiliang yang dipimpin oleh seorang ulama bernama KH Sholeh Iskandar, yang merupakan wadah pencetak bibit-bibit aktivis yang pro rakyat”, katanya.
Mahasiswa, Bagian Penting dari Pemuda
Sebagai mahasiswa, tidak boleh tutup mata terhadap keadaan yang ada. Jika ingin ada perubahan maka anak muda harus terlibat di dalamnya. Mahasiswa merupakan salah satu elemen dalam masyarakat yang bisa berperan lebih dalam pembangunan dan kemajuan Indonesia. Mahasiswa selalu disebut sebagai kaum intelektual, yang memiliki kesempatan untuk memimpin dalam proses perubahan sosial.
Ada 2 peran utama yang selalu menjadi aktivitas mahasiswa selama ini. Pertama, sebagai kekuatan korektif terhadap penyimpangan yang terjadi dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Kedua, sebagai penerus kesadaran masyarakat terhadap isu-isu terkini dan kesadaran menerima alternatif-alternatif perubahan yang diajukan atau didukung oleh mahasiswa itu sendiri sehingga masyarakat dapat berkembang ke arah yang lebih baik.
Mahasiswa sebagai bagian dari masyarakat, tidak boleh terlepas dari hubungan dialektis dengan struktur yang ada, baik sosial maupun politik. Karena itulah mahasiswa berperan sebagai agent of change (agen perubahan), moral force (kekuatan moral), iron stock (perangkat keras) suatu bangsa.
Pembajakan Potensi Pemuda
Sebagai agen perubahan, pemuda Muslim harus diarahkan potensinya untuk melakukan perubahan yang benar. Sayangnya potensi pemuda Muslim saat ini tengah dibajak oleh kapitalisme dan sekularisme yang justru menjauhkan mereka dari arah perjuangan dan kebangkitan hakiki. Moral mereka dirusak dengan berbagai suguhan yang memabukkan, berupa serangan 3F (food, fun, fashion). Kekuatan fisik mereka dimandulkan dengan menggiring mereka pada kesibukan-kesibukan yang mubah bahkan haram. Potensi berpikir kritis yang ada pada mereka malah dimanfaatkan untuk menyerang, mengkritisi, dan membelokkan berbagai hukum Islam. Hukum yg seharusnya mereka tunduk dan patuh kepadanya. Salah satu bentuk pembajakan tersebut adalah para pemuda Muslim dijadikan sebagai agen moderasi beragama.
Di sisi lain, pemuda yang lantang bersuara mengkritik kebijakan zalim saat ini justru dibungkam oleh rezim penguasa. Ketika mereka kritis dibilang memecah belah persatuan. Ketika mereka vokal, dikatakan anti Pancasila. Ketika mereka ingin taat melaksanakan ajaran Islam, mendalami Islam kaffah dicap sebagai radikal, ekstrim, intoleran dan label-label lain yang bisa melemahkan aqidah.
Akhirnya, harapan untuk melanjutkan budaya kritis anak muda di tengah sistem saat ini hanyalah isapan jempol dan sebatas slogan semata. Kalaupun ada para pemuda yang mampu berpikir kritis dan berani dalam menyuarakan kebenaran dan menentang segala kezaliman, itu karena aqidah mereka benar-benar kuat dan terjaga, arah perjuangannya jelas dan lurus, menguasai tsaqofah Islam dan peduli terhadap umat. Itu hanya akan terwujud bila para pemuda terbina dalam kajian-kajian Islam kaffah yang intens dan tergabung dalam jamaah atau kelompok dakwah yang gigih serta istiqamah memperjuangkan kebangkitan Islam.
Wallahu a’lam bishshowab.
_______________
Yuk raih amal shalih dengan menyebarkan postingan ini sebanyak-banyaknya
Follow kami di
Facebook : https://www.facebook.com/Muslimah-Jakarta-Reborn-111815451296281/
Website : www.muslimahjakarta.com
Instagram : instagram.com/muslimahjakartaofficial
0 Komentar