Oleh Heni Ummu Faiz - Ibu Pemerhati Umat
Ketika kita membuka lembaran tarikh sahabat maupun tabiin tentu decak kagum yang akan kita dapatkan. Kekaguman itu karena kesejahteraan rakyat di masa itu begitu luar biasa. Keadilan para pemimpinnya tidak diragukan lagi. Salah satunya kepemimpinan pemilik dua cahaya, yaitu Utsman bin Affan.
Utsman bin Affan menjadi Khulafaur Rasyidin pada 644-656 Masehi atau 23-35 Hijriah. Utsman menjadi khalifah selama hampir 12 tahun, terlama dibandingkan Khulafaur Rasyidin lainnya. Kepribadian beliau sangat sulit didapatkan di masa sekarang. Pengorbanan terhadap agama ini (Islam) akan terus dikenang sepanjang masa.
Kehidupan beliau yang serba mewah tak membuat beliau silau atau sombong. Justru sebaliknya, begitu mengimani kenabian dan kerasulan Muhammad, beliau sangat membela Nabi. Beliau pula termasuk Assabiqunal Awwalun atau orang-orang yang pertama masuk Islam.
Julukan pemilik dua cahaya disematkan karena beliau menikahi dua putri Rasulullah saw, yaitu Ruqayyah binti Muhammad dan Ummu Kultsum. Di tahun keempat Hijriah, Rasulullah menikahkan Utsman dengan Ummu Kultsum setelah istri pertamanya meninggal dunia saat perang Badar.
Kepemimpinan beliau begitu berkesan bagi rakyatnya karena kedermawanan beliau. Salah satu peninggalan yang terkenal yakni wakaf air sumur yang dibelinya dari orang Yahudi. Pada mulanya sumur tersebut dibagi dua, sehari digunakan Sayyidina Utsman yang diberikan kepada rakyat secara cuma-cuma, sehari kemudian digunakan orang Yahudi dengan dijual kembali. Masyarakat tidak mau, lambat laun Yahudi merasa rugi karena tidak ada yang membeli, hingga akhirnya menjualnya kepada Utsman.
Jasa Sayyidina Ustman bukan itu saja. Saat perang Tabuk, Utsman menyumbangkan 1000 dirham atau setara dengan sepertiga kebutuhan perang, 950 ekor unta, dan 10 ekor kuda. Ustman pula menjadi khalifah pertama yang memperluas Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah. Masjidil Haram diperluas guna kemaslahatan umat dan keberadaannya dirasakan hingga sekarang. Utsman juga yang memerintahkan untuk mengumpulkan Al-Qur'an dalam satu mushaf. Dari jasa beliau kita bisa membaca mushaf Al-Qur’an dengan baik.
Perjalanan menjadi penguasa muslim tidaklah selalu mulus, sekalipun aturan yang diterapkan adalah syariat Islam. Ada saja orang-orang yang benci dan munafik yang menghalangi. Begitupun dengan kepemimpinan Utsman bin Affan yang berakhir dengan dramatis. Namun jangan berpikir bahwa hal tersebut menjadi mindset bahwa sistem Islam akan terus dipenuhi drama berdarah, sadis atau berbagai tuduhan buruk seperti yang dituding para pembenci Islam saat ini.
Apalagi pada kenyataannya kesejahteraan rakyat di masa Islam jauh lebih terjamin dibandingkan dengan sistem kapitalis sekarang. Sistem kapitalis justru menyengsarakan rakyat. Kepemimpinannya penuh kezaliman, aturannya kian rusak dan merusak bagi siapa pun. Hal ini pula yang kita rasakan sekarang. Sementara sistem Islam jauh lebih menyejahterakan dan menaungi kehidupan masyarakatnya dengan suasana ketaatan kepada Allah Swt.
Allah Swt. mengingatkan di dalam surat Al-Maidah ayat 50, “Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?”
Wallahualam bissawab.
_____
Yuk raih amal shalih dengan menyebarkan postingan ini sebanyak-banyaknya
Follow kami di
0 Komentar