Oleh Hanin Syahidah
(Bagian 2/2)
#Analisa - Demokrasi merupakan sistem politik yang dibangun dengan asas sekularisme yakni memisahkan agama dari kehidupan. Jadi sangat wajar sistem hidup ini sangat menolak agama mengatur ranah publik, dan sistem hidup ini jelas sangat bertentangan dengan Islam karena hidup seorang muslim harus terikat dengan syariat Islam di semua ranah kehidupannya, apakah itu dalam ranah publik ataukah ranah domestik. Namun, hari ini karena bercokolnya sistem hidup sekularisme-demokrasi dan diterapkan di dunia termasuk juga di negeri-negeri Islam, menjadikan umat Islam terjebak dalam sistem hidup yang tidak sesuai dengan habitat seharusnya.
Islam diperlakukan seperti agama-agama lainnya hanya dari sisi ibadah ritualnya saja, sementara aturan hidup yang non-ritual tidak terpakai, ini yang membuat umat Islam terus terpuruk hingga hari ini. Padahal Islam yang lengkap dan sempurna dengan syariatnya telah mengatur selain aspek aqidah dan ibadah mahdhah (ruhiyah) juga ibadah ghairu mahdhah (siyasiyah/muamalah). Semua lini hidup manusia diatur oleh Allah SWT dalam Islam, dari manusia bangun tidur sampai tidur lagi dari urusan pribadi misal bersuci sampai membangun negeri.
Namun pemahaman ini seolah tercerabut dari jiwa-jiwa umat Islam hari ini, atau sengaja dijauhkan dari umat Islam hari ini. Bagaimana ide jihad dan Khilafah diidentikkan sebagai ide radikal bahkan terorisme padahal dia bagian dari ajaran Islam. kejayaan Islam di masa lalu yang membentang di 2/3 dunia dan berkuasa dengan gemilang selama 13 abad seolah hanya romantisme historis yang tidak mungkin terulang. Padahal itu riil adanya sebagaimana digambarkan kekuatan Islam yang menggentarkan musuh-musuh Islam. Misalnya perang Yamamah yang dipimpin oleh Khalid Bin Walid di masa Khalifah Abu Bakar As Shiddiq telah menegakkan Islam bagi seorang pendusta Musailamah Al kadzab, yang mengaku sebagai Nabi.
Ada juga Khalifah pada masa Bani Abbasiyah Khalifah Al mu'tashim Billah ketika didengarnya kabar seorang muslimah dilecehkan tentara Romawi dan meminta tolong dengan menyebut namanya. Beliau segera menerjunkan pasukannya. Tidak tanggung-tanggung, ia menurunkan puluhan ribu pasukan untuk menyerbu Ammuriah (berada di wilayah Turki saat ini). Jumlah pasukan yang diterjunkan Al Mu’tashim sangat banyak. Bahkan ada yang meriwayatkan bahwa tentara berbaris dengan sangat panjang. Barisan ini tidak putus dari gerbang istana Khalifah di Baghdad hingga Ammuriah (Turki).
Mereka kemudian mengepung Ammuriah selama lima bulan (umroh.com, 18 Oktober 2019). Berikutnya, Sultan Abdul Hamid II (berkuasa 31 Agustus 1876–27 April 1909), yang merupakan Sultan ke-34 Kekhalifahan Utsmaniyah atau Ottoman Empire, pernah marah besar dengan kelakuan pemerintah Prancis. Sultan Abdul Hamid yang dikenal lembut tidak bisa lagi menahan emosi ketika mendapat kabar Prancis akan menggelar pertunjukan teater yang menampilkan tokoh utama Nabi Muhammad SAW.
Dia menjelaskan, seorang laki-laki menulis pertunjukan teater yang melibatkan Nabi kita Muhammad SAW digelar malam itu, di Kota Paris. Menurut beliau, pementasan teater ini penghinaan terhadap Rasulullah, mereka menghina Baginda kita, kehormatan seluruh alam semesta, maka akhirnya sang sultan memanggil duta Perancis dan pertunjukan itu pun dibatalkan (Republika.co.id, 27/10/2020).
Begitulah bagaimana Islam dan penjagaannya dilakukan oleh seorang Khalifah sebagai Junnah (perisai) bagi umat Islam yang memerintah dengan sistem Khilafah Islamiyyah dengan berasaskan aqidah Islam, sehingga umat Islam tegak dengan agamanya dan 'izzah nya kokoh dan mulia dihadapan orang kafir durjana. Tidak seperti hari ini, jumlah umat Islam yang besar 1,97 Miliar dikerat-kerat dalam negara bangsa (nation-state) telah menjadikan umat Islam tidak punya kekuatan, yang bisa dilakukan hanya mengecam dan mengutuk, bukan mendatangkan barisan pasukan yang mampu menggetarkan dan mengalahkan musuh.
Hari ini Umat Islam terpecah-pecah menjadi kepingan-kepingan negara, sibuk dengan kepentingan masing-masing, tanpa memikirkan saudaranya, karena mereka menganggap mereka berbeda negara, berbeda kepentingan, mereka lupa bahwa setiap mukmin bersaudara, sebagaimana Allah berfirman: "Sesungguhnya sesama mukmin itu bersaudara.." (QS Al Hujurat:10).
Umat Islam bersaudara dimana pun mereka berada, tidak ada sekat-sekat wilayah, tidak ada batasan warna kulit, dan bahasa. Maka seharusnya umat Islam bersatu dalam satu kesatuan khilafah Islamiyyah, niscaya mereka akan semakin kuat karena Islam itu satu Tuhan Allah, satu kitab Al-Qur'an dan satu Nabi Muhammad SAW, dan satu kepemimpinan yakni kepemimpinan khilafah Islamiyyah. Ketika umat Islam bersatu maka tidak mudah dilecehkan, dihina bahkan dinista. Maka sudah saatnya umat Islam mengembalikan kemuliaannya dengan berhukum kepada Islam dan syariatnya dalam bingkai Khilafah Islamiyyah yang menggetarkan musuh dan menjadikan umat Islam aman sentosa.
Karena sungguh Allah dan Rasulullah telah memberi kabar gembira dan menjanjikan di akhir zaman Islam akan kembali mulia dengan terterapkannya Islam secara kaffah yang menaungi dunia.
Allah berfirman: "Allah telah menjanjikan kepada orang-orang di antara kamu yang beriman dan yang mengerjakan kebajikan, bahwa Dia sungguh, akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh, Dia akan meneguhkan bagi mereka dengan agama yang telah Dia ridai. Dan Dia benar-benar mengubah (keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka (tetap) menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu apapun. Tetapi barangsiapa (tetap) kafir setelah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik" (QS. An-Nur: 55)
Rasulullah Saw bersabda: "Ada di tengah kalian masa kenabian dan akan terus ada sesuai kehendak Allah. Kemudian Dia mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian ada Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian, dan akan terus ada sesuai kehendak Allah. Kemudian Dia mengangkatnya jika Allah berkehendak mengangkatnya. Kemudian ada kekuasaan yang menggigit (mulkan ‘âdhdhan) dan akan terus ada sesuai kehendak Allah. Kemudian Dia mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian ada kekuasaan diktator (mulkan jabriyyatan) dan akan terus ada sesuai kehendak Allah. Kemudian Dia mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian ada khilafah yang mengikuti manhaj kenabian," Kemudian beliau diam (HR Ahmad).
Jadi, sudah tiba masanya bagi umat Islam untuk fokus berjuang dengan berdakwah demi menyambut kemenangan Islam secara Kaffah, jika waktunya tiba atas izin Allah, wallahu a'lam bi asshawwab.
_______________
Yuk raih amal shalih dengan menyebarkan postingan ini sebanyak-banyaknya
Follow kami di
Facebook : https://www.facebook.com/Muslimah-Jakarta-Reborn-111815451296281/
Website : www.muslimahjakarta.com
Instagram : instagram.com/muslimahjakartaofficial
0 Komentar