#Reportase
Penyimpangan Seksual dalam Keluarga: Relasi di Antara Anggota Keluarga Tidak Sehat
Pembina Kajian Muslimah Depok, Ustadzah Nurhasanah mengungkapkan bahwa kasus penyimpangan seksual dalam keluarga terjadi karena relasi di antara anggota keluarga tidak sehat.
“Kasus penyimpangan interaksi (seksual) dalam keluarga di negeri ini sesungguhnya bukan sekali dua kali terjadi, melainkan sudah sering dan terus berulang. Dan ini terjadi karena relasi tidak sehat antar suami dan istri, antar orang tua dan anak, antar mertua dan menantu, antar anggota masyarakat,” ungkapnya dalam Kajian Muslimah Shalihah: Sistem Pergaulan Islam Menjaga Keluarga dan Masyarakat, Ahad (29/01/2023) di Bojonggede, Depok
Ustadzah Nurhasanah pun memaparkan beberapa fakta terkait penyimpangan tersebut. “Masih segar dalam ingatan kasus pernikahan kakak dan adik asal Bulukumba yang menikah di Kalimantan Timur. Kasus yang sama terjadi di Lampung, yakni pernikahan sedarah sampai sang adik mengandung delapan bulan,” bebernya.
“Belum lagi peristiwa miris lainnya terkait masalah sosial yang hampir setiap hari terjadi, seperti pelecehan hingga perkosaan oleh ayah kandung atau ayah tiri kepada anaknya, maraknya perzinaan yang diekspos melalui video, pelecehan seksual, dan sebagainya, “ terangnya di hadapan sekitar 98 peserta.
Menurutnya, itu semua karena penerapan sistem kapitalis sekuler, yakni: “Manfaat sebagai asas kebebasan di atas segalanya, biang keladi munculnya berbagai macam pemikiran dan tingkah laku menyimpang, orang bebas berbuat sekehendak hati selama tidak mengganggu yang lainnya dan nilai kebebasan yang dianut sistem ini racun mematikan bagi akal dan naluri manusia,” jelasnya.
“Kondisi ini diperparah dengan lemahnya pemahaman umat terhadap ajaran Islam kaffah. Islam terlanjur dipahami sebatas ritual sehingga tidak mampu berpengaruh dalam perilaku keseharian, baik dalam konteks individu, keluarga, maupun interaksi masyarakat dan kenegaraan,” tegasnya
Dengan minimnya pemahaman Islam, tidak sedikit individu Muslim yang mengalami dis-orientasi hidup, mudah menyerah pada keadaan, bahkan terjerumus dalam kemaksiatan. Ketika Islam tidak menjadi standar berperilaku, hawa nafsu pun menjadi penentu. Akibatnya, orang berlomba memenuhi kebutuhan naluri dan jasmani sesuka hatinya, menghilangkan ketakwaan individu,” pungkasnya.[]Wanda Rizkia Locha
_______________
Yuk raih amal shalih dengan menyebarkan postingan ini sebanyak-banyaknya
Follow kami di
Facebook : https://www.facebook.com/Muslimah-Jakarta-Reborn-111815451296281/
Website : www.muslimahjakarta.com
Instagram : instagram.com/muslimahjakartaofficial
0 Komentar