Israel the Real Terorist

 


Oleh Heni Ummufaiz

Ibu Pemerhati Umat


#Wacana - Perang Israel-Palestina telah menelan korban dan menyedot perhatian dunia. Demo besar-besaran pun terus dilakukan sebagai bentuk protes terhadap Zionis Israel yang kejam di seluruh dunia. Israel hingga kini  terus menyerang rakyat sipil dengan membabi buta tanpa ampun. Banyak pihak yang tidak setuju dengan tindakan Israel, tetapi mirisnya di pihak lain ada yang menganggap Hamas yang melawan dianggap teroris.


Di samping itu, ada anggapan saat kita membela Palestina sebagai sesuatu yang akan menumbuhkan sel terorisme dalam tubuh anak bangsa. Menurut Jenderal Listyo Sigit Prabowo, saat Apel Kepala Satuan Wilayah (Kasatwil) tahun 2023, disebutkan bahwa perang antara kelompok Hamas di Palestina dan Israel akan turut berdampak membangkitkan sel-sel terorisme di Indonesia. Apel tersebut, turut dihadiri seluruh Pejabat Utama (Pju) Mabes Polri, Kapolda hingga Kapolres wilayah Indonesia (CNN Indonesia, 1/11/2023).


Seharusnya fakta dilapangan mampu membuka mata hati penguasa dan aparat di negeri ini bahwa sebenarnya siapa teroris yang sebenarnya. Dikutip dari tribunnews.com, daerah di sekitar Rumah Sakit Indonesia, di wilayah utara Gaza dilaporkan menjadi sasaran pemboman hebat Israel, Jumat (10/11/2023).


Kabar mengenai bombardemen di Rumah Sakit Indonesia, di Gaza dilaporkan sumber lokal, dilansir Memo. Bombardemen ini terjadi beberapa hari setelah tentara Israel (IDF) mengklaim rumah sakit ini menjadi bagian dari aktivitas pejuang Hamas.


Dari berita tersebut, tak selayaknya mengklaim bahwa aksi perlawanan Hamas dianggap sebagai teroris. Selain itu juga membela warga Palestina jangan didramatisir untuk membangkitkan sel-sel terorisme. Karena selama ini kita bisa memahami penangkapan teroris sebuah lagu lama yang sering distel saat mau pemilu dan selalu menyudutkan umat Islam. Padahal sudah jelas, teroris sejati yakni Zionis Israel dan AS yang sudah banyak membunuh kaum muslim di berbagai negeri-negeri muslim. Bahkan senjata pembunuh masal seperti nuklir dan fosfor putih   digunakan untuk menggenosida umat Islam di negeri-negeri muslim. Hal ini seperti yang dilakukan Zionis Israel yang membunuh warga  di Palestina.


Serangan Israel kepada warga Palestina kembali ramai diperbincangkan. Salah satunya karena penggunaan bom fosfor putih yang digunakan Israel dalam aksi penyerangan tersebut. Human Right Watch, sebuah organisasi internasional yang menyelidiki dan melaporkan pelanggaran hak asasi manusia di seluruh dunia membenarkan penggunaan bahan kimia terlarang tersebut. Mereka menyebutkan penggunaan bahan kimia tersebut adalah pelanggaran dan dapat berpotensi menimbulkan dampak jangka panjang bagi warga Gaza (detikSulsel, 30/10/2023).


Sungguh ironis, kekejaman terhadap warga Palestina nyatanya hingga hari ini PBB dan AS tak bisa menyeret Zionis Israel , Benyamin Netanyahu, untuk diseret di Mahkamah Internasional atas kejahatan perang. Anehnya, justru  sebaliknya AS mengirimkan tentaranya untuk membantu penjajah Israel. PBB justru mengamini sekalipun seluruh dunia mengecamnya.


Dari sini jelas sudah jargon HAM yang didengungkan AS hanya bualan semata. AS hanya membela yang sesuai kepentingannya sedangkan bagi umat Islam tidak  akan pernah dibela. Anomali AS selayaknya membukakan mata hati bagi siapa saja yang membela Zionis Israel.

Maka seharusnya  berhentilah menuduh syariat Islam sebagai biang terorisme. Sudahi untuk membela dan bangga terhadap demokrasi yang berstandar ganda. Karena teroris sejati adalah Zionis Israel yang suka membuat kerusakan di manapun mereka berada.


Bukan hanya itu, campakkan sistem yang hanya membawa kerusakan bagi manusia yakni demokrasi kapitalis. Karena di sistem ini cap teroris hanya ditujukan untuk umat Islam bukan yang lain.


Ingatlah bahwa orang-orang kafir akan bersekutu saat umat Islam musuhnya sekalipun sebenarnya mereka saling bermusuhan. Maka Allah menurunkan firman-Nya: "Dan orang Yahudi berkata, "Orang Nasrani itu tidak memiliki sesuatu (pegangan)," dan orang-orang Nasrani (juga) berkata, "Orang-orang Yahudi tidak memiliki sesuatu (pegangan)," padahal mereka membaca Kitab. Demikian pula orang-orang yang tidak berilmu, berkata seperti ucapan mereka itu. Maka Allah akan mengadili mereka pada hari Kiamat, tentang apa yang mereka perselisihkan." (QS Al-Baqarah: 113)


Walhasil, sebuah kedangkalan berpikir manakala menuduh teroris kepada umat Islam hanya karena membela muslim Palestina. Kecintaan terhadap Palestina seharusnya menyadarkan bahwa kita adalah saudara yang tak terpisahkan. Jika kita tidak membelanya, apa yang akan kita pertanggungjawabankan di hadapan Allah. Bagi seorang muslim, jika terus menuduh syariat Islam dan pembelaan terhadap Palestina itu aksi tetorisme, niscaya itu kezaliman besar. Wallahualam bissawab.

Posting Komentar

0 Komentar