Jangan Mundur, Wir! Kemenangan Itu Dekeeet…



Oleh Rini Sarah


#Remaja - Ini adalah Rajab, Sobi. Salah satu bulan yang dimuliakan oleh umat Islam. Kenapa Rajab jadi bulan istimewa… ini ada dalilnya lho, Sobi. Jadi bukan asal claim aja sih klo Rajab itu si paling istimewa gitu. Dalam Al Qur’an surat At taubah: 36, Allah berfirman bahwa bulan Rajab adalah salah satu bulan haram (untuk berperang). 

Selain itu ada hadis Rasulullah saw. yang menjelaskan bahwa Rajab itu emang the real bulan istimewa, no fake fake. Coba simak ni terjemahan dari hadisnya, "Sesungguhnya zaman berputar sebagaimana kondisinya, ketika Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun ada dua belas bulan, di antaranya empat bulan haram. Tiga bulan berturut-turut Dzulqa'dah, Dzuljijjah, Muharram, dan satu bulan antara Jumadil Akhir dan Sya'ban". (HR Bukhori dan Muslim)

Nah, klo Rajab udah tiba ni ya, Sob, Rasulullah senantiasa berdoa “Allahuma bariklana fi Rojabi wa Syabanna, wabalighna Ramadhan.”  Doa ini meminta keberkahan umur di bulan Rajab dan Syaban, serta meminta disampaikan umur bertemu dengan bulan suci Ramadhan. 


Banyak Peristiwa Bersejarah

Di bulan Rajab banyak peristiwa bersejarah nan heroik terjadi. Kalau Sobi berselancar di lautan sirah Rasulullah, lalu bertemu dengan kata “kaum Anshor” yang bantu Rasulullah saw. dan kaum muslim Mekkah berhijrah ke Madinah. Naaah, pertemuan pertama Rasulullah saw. dan kaum Anshor itu kejadiannya pas bulan Rajab. Tau gak, Sobi, melalui tangan mereka dooong Negara Islam pertama itu tegak di Madinah. Sejak saat itu, hari itu… seluruh hukum syara bisa diterapkan. Hasilnya? Hidup mulia bersama Islam. Harta, jiwa, agama, kehormatan terjaga dengan sempurna. (Lihat: Al-Hakim, Al-Mustadrak (IX/497), hadis penuturan Jabir bin Abdullah ra.)

Pascategaknya negara Islam di Madinah, Rasulullah mulai melebarkan sayap Islam agar bisa menaungi seluruh alam. Yang dibidik kali itu adalah kaum Qurasiy. FYI, pada bulan Rajab pula, yakni pada tahun ke-2 Hijrah, Rasul saw. mengirimkan detasemen Abdullah bin Jahsy. Pengiriman detasemen ini menjadi pendahuluan atas peristiwa Perang Badar. (Ibnu Katsir, Al-Bidâyah wa an-Nihâyah, III/248-249)

Selain Badar, ada Perang Tabuk yang terjadi juga di bulan Rajab, Sobi.  Tepatnya, Rahab 9H. Perang Tabuk ini adalah perang yang menggetarkan adidaya Romawi. (Ibnu Hisyam, As–Sîrah an-Nabawiyyah, V/195)

Bulan Rajab juga telah menjadi momen penting bagi perwujudan kemuliaan pada generasi penerus Rasulullah. Kota Damaskus (Syam) dibebaskan oleh kaum muslim di bawah panglima Abu Ubaidah bin al-Jarrah ra dan Khalid bin al-Walid ra pada bulan Rajab tahun 14 H/635 M.

Perang Yarmuk, yang dipimpin oleh Khalid bin al-Walid ra, menghadapi Romawi, juga terjadi pada bulan Rajab, yaitu pada tahun 15 H/636 M. (Ibnu Katsir, Al-Bidâyah wa an-Nihâyah, VII/4)


Khalid bin al-Walid ra. membebaskan Hirah, Irak, juga pada bulan Rajab. (Ibnu Katsir, Al-Bidâyah wa an-Nihâyah, VI/343)

Baitul Maqdis pun berhasil direbut kembali oleh kaum Muslim pada bulan Rajab, tepatnya pada 28 Rajab 583 H/2 Oktober 1187 M, di bawah kepemimpinan Shalahuddin al-Ayyubi, setelah mereka mengalahkan pasukan Salib dalam Perang Hittin. Saat itu pun azan kembali dikumandangkan dan shalat Jumat kembali dilaksanakan di Masjid al-Aqsha setelah 88 tahun diduduki tentara Salib.

Cuma sayang, di bulan ini juga, yakni pada tanggal 28 Rajab 1342 H atau 3 Maret 1924 M terjadi peristiwa sedih. Peristiwa runtuhnya negara Islam. Payung kekuasaan Islam pun terlipat. Pintu penerapan syariat Islam pun tertutup rapat. Tentu saja, kita gak boleh lupa dengan peristiwa ini. Bukan buat meratapi, tapi buat dibangun kembali. Agar kemulian Islam dan umatnya terwujud kembali.


Semangat! Jangan Mundur, Wir!

Sobi, Rajab kali ini jangan pe lolos lagi. Jadikan Rajab ini sebagai the best Rajab ever. Caranya, jadikan dia momen yang pas untuk kita meraih kembali kemulian umat. Umat yang baik itu adalah umat yang dijelaskan Allah Swt. dalam Al Qur’an surat Al Imron: 110. Terjemahannya berbunyi, “Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia (selama) kamu menyuruh (berbuat) yang makruf, mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah…” (QS Ali Imran: 110).

Dari ayat itu kliatan kan Sobi, klo ciri umat terbaik itu ada dua. Satu, konsisten ngajak kebaikan alias taat syariat. Dua, konsisten mencegah kemungkaran yaitu maksiat.  Dua hal itu sebenernya bermuara pada satu aktivitas yaitu dakwah. 

Sobi, fyi lagi, dakwah itu selain proses mengajak orang, ia pun adalah proses untuk memperbaiki diri. Kan ada pepatah yang bilang klo action shout louder than words. Berarti klo mau berdakwah harus diiringi juga dengan memperbaiki diri. Ngomongin memperbaiki diri ya pas klo dihubungkan juga dengan bulan Rajab. Imam Abu Bakar al-Warraq al-Balkhi (rh), paman Imam Tirmidzi (rh), berkata, "Bulan Rajab adalah bulan menanam (benihmu), Sya'ban adalah bulan mengairi/menyiram (mereka), dan Ramadhan adalah bulan memanen hasilnya". So, skuy kita mulai tingkatkan amalan-amalan sunnahnya, amalan wajib mah palagi jangan pe lewat, biar makin pinter juga dengan Islam jangan lupa ngaji juga ya, Sobi.

Tapi, jangan lupa juga, selain sibuk memperbaiki diri, kita juga harus peduli dengan sesama. Umat terbaik itu karakternya adalah saling melindungi dan menjaga kemuliaan saudaranya.  Kondisi saling menjaga ini tidak akan terjadi klo kita dipisahin sama sekat negara bangsa. Buktinya, pas muslim Rohingya kesini minta bantuan aja banyak yang auto pen ngusir aja. Kondisi saling menjaga memang akan ada pas muslimin di seluruh dunia hidup dalam satu naungan kepemimpinan Islam. 

Enaklah klo ada kepemimpinan Islam mah, Sobi. Kita rakyat ada yang ngurusi sama jagai.  Imam Bukhari dan Muslim telah meriwayatkan hadits dari jalur Abu Hurairah radhiya-Llahu ‘anhu, bahwa Nabi shalla-Llahu ‘alaihi wa Sallama, bersabda: “Sesungguhnya seorang imam itu [laksana] perisai. Dia akan dijadikan perisai, dimana orang akan berperang di belakangnya, dan digunakan sebagai tameng. Jika dia memerintahkan takwa kepada Allah ‘Azza wa Jalla, dan adil, maka dengannya, dia akan mendapatkan pahala. Tetapi, jika dia memerintahkan yang lain, maka dia juga akan mendapatkan dosa/adzab karenanya.” [Hr. Bukhari dan Muslim]

Nah, klo saat ini kenyataannya kita belum jadi umat terbaik. Ya udah, klo gitu mah jadiin atuh Rajabnya sebagai It is time to revive. Bangkit yuuks, Sobi. Kita perjuangkan kembali persatuan Islam di bawah satu kepemimpinan global. Kaya dulu lagi gitu, kaya pas jaman Nabi, Khulafaurrasyidin, dan para Khalifah penerusnya. Caranya? Ya tadi ikut terjun dalam dunia dakwah. Menyadarkan umat biar mau kembali menerapkan syariat Islam secara kaffah yang diterapkan oleh negara Islam.

Trus klo kita udah terjun dalam dunia dakwah, Jangan pernah mundur, Wir! Semangat! Karena kemenangan itu dekat. Apa pasal kok bisa dekat? Ya ada kabar gembira dari Allah Swt. dalam QS. Annur: 55, "Allah telah menjanjikan kepada orang-orang di antara kamu yang beriman dan yang mengerjakan kebajikan, bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka dengan agama yang telah Dia ridai. Dan Dia benar-benar mengubah (keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka (tetap) menyembah-Ku dengan tidak menyekutukan-Ku dengan sesuatu pun. Tetapi barang siapa (tetap) kafir setelah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik."

See, Allah telah berjanji bahwa suatu saat nanti kemenangan yaitu terwujudnya persatuan Islam dengan negara Islam itu pasti terjadi. Dan segala sesuatu yang pasti terjadi atau datang itu hakikatnya dekat. So, Jangan pernah mundur, ya Sobi. Tetap taat, Tetap Semangat! Allahu Akbar!


Posting Komentar

0 Komentar