Membangun Sistem Pertahanan Negara yang Kuat



Oleh Rini Sarah


Pada Debat Capres (7/1/2024), Gaza tersebut sebagai negara dengan sistem pertahanan lemah hingga bisa dirampas tanah dan segala isinya. Dalam debat tersebut juga ditekankan sebuah negara harus memiliki sistem pertahanan yang kuat. (Suara.com, 8/1/2023)

Pada prinsipnya, sebuah negara memang memerlukan sistem pertahanan yang kuat. Adabeberapa hal yang membuat sebuah negara membutuhkan pertahanan yang kuat. Pertama, dari segi geografis. Misalkan negara Indonesia. Indonesia adalah negara kepulauan yang terletak di antar dua benua dan samudera. Indonesia juga berada di jalur perdagangan yang strategis. Sebanyak 40% jalur perdagangan dunia melewati Indonesia. Indonesia juga memiliki kekayaan alam yang besar. Kondisinya yang demikian membuat Indonesia membutuhkan pertahanan dan keamanan yang kuat.

Kedua, dari segi ada atau mengantisipasi gerakan separatis yang bekerja sama dengan negara asing. Untuk Indonesia, kita dihadapkan pada Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) seperti di Papua yang mendapatkan pasokan senjata secara ilegal dari luar negeri. Hal ini tentu saja membutuhkan sistem pertahanan militer yang kuat. Agar negara tidak kalah oleh KKB.

Hal berikutnya adalah hubungan internasional. Dalam percaturan politik internasional, aneksasi suatu wilayah senantiasa dimungkinkan terjadi. Sebagai contoh apa yang terjadi di Ukraina. Perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina adalah upaya aneksasi Ukraina oleh Rusia. 

Dalam konteks Asia Pasifik juga terjadi hal demikian, ada Cina yang mengklaim 90% wilayah di Laut Cina Selatan adalah miliknya. Hal itu terlihat dari peta dengan konsep Nine Dash Line yang dirilisnya. Tidak hanya itu, Cina bahkan sudah mendirikan pos-pos militer yang dibangun di pulau-pulau buatan. Sebagaimana diketahui, Laut Cina Selatan merupakan wilayah yang penting, terdapat ladang gas di sana dan jadi sentra penangkapan ikan yang kaya. Tidak heran Laut Cina Selatan jadi rebutan antara Cina dan negara-negara Asean. Amerika Serikat pun tidak mau ketinggalan, ikut campur tangan di sana.

Inilah beberapa hal yang menjadikan sebuah negara membutuhkan sistem pertahanan militer yang kuat. Oleh karena itu, sebuah negara wajib membangun suatu sistem pertahanan yang tidak tergoyahkan. 

Sumber Kekuatan 

Dalam membangun sebuah sistem pertahanan negara yang kuat perlu bersandar pada satu sumber kekuatan. Sumber kekuatan sebuah negara terletak pada akidah/ideologi yang diembannya. Dalam hal ini adalah akidah/ideologi Islam yang bertumpu pada kalimat La ilaha ilalLah, Muhammad RasululLah. Dalam QS Thaha: 14, Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

اِنَّنِيْۤ اَنَا اللّٰهُ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّاۤ اَنَاۡ فَا عْبُدْنِيْ  ۙ وَاَ قِمِ الصَّلٰوةَ لِذِكْرِيْ

"Sungguh, Aku ini Allah, tidak ada tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan laksanakanlah sholat untuk mengingat Aku."

Kalimat tauhid inilah yang terbukti mampu membangkitkan kekuatan kaum muslim. Kaum muslim menjadi memiliki Izzah (kehormatan dan kemuliaan) di depan umat lain. Kaum muslim tidak mudah dikalahkan, ditindas, atau pun dijajah. Bahkan, kaum muslim yang akan melakukan pembebasan guna menyebarkan kalimat Tauhid ini serta menyebarkan Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam. 

Karena dengan kekuatan akidah Islam ini kaum muslim tidak takut mati untuk membela agama, harta, dan kehormatan mereka. Dengan kekuatan akidah Islam ini pula, kaum muslim akan senantiasa terikat dengan hukum Allah walaupun berat dalam pelaksanaanya, seperti perintah jihad. Kaum muslim akan senantiasa bersungguh-sungguh untuk melaksanakannya sebaik mungkin mulai dari persiapan hingga pascapertempuran. Akidah/ideologi Islam inilah yang menjadi visi kuat negara Islam dalam membangun sistem pertahanan negara. 

Militer Islam

Pengelolaan sistem pertahanan atau militer dalam bangunan negara Islam/Khilafah ditangani oleh Direktorat Peperangan yang dipimpin oleh Amirul Jihad. Sementara Khalifah adalah Panglima Tertinggi Pasukan. Khalifahlah yang mengangkat Kepala/Amir pasukan dan Khalifahlah yang mengumumkan peperangan.

Segala urusan terkait kekuatan bersenjata diurus oleh Direktorat Peperangan. Urusan-urusan itu berupa pasukan, persenjataan, peralatan, logistik, dan lain sebagainya. Selain itu, semua akademi militer, dan segala hal yang menjadi tuntutan baik tsaqofah Islamiyah, tsaqofah umum, dan berbagai hal lain yang berkaitan dengan peperangan.

Dalam penyiapan pasukan memang bukan perkara sepele. Ia harus dipersiapkan dengan sungguh-sungguh. Baik dari segi personel pasukan, alat-alat perang, dan logistik penunjang peperangan.  Hal ini sejalan dengan perintah Allah Swt. dalam QS. Alanfal: 60, Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَاَ عِدُّوْا لَهُمْ مَّا اسْتَطَعْتُمْ مِّنْ قُوَّةٍ وَّمِنْ رِّبَا طِ الْخَـيْلِ تُرْهِبُوْنَ بِهٖ عَدُوَّ اللّٰهِ وَعَدُوَّكُمْ وَاٰ خَرِيْنَ مِنْ دُوْنِهِمْ ۚ لَا تَعْلَمُوْنَهُمْ ۚ اَللّٰهُ يَعْلَمُهُمْ ۗ وَمَا تُـنْفِقُوْا مِنْ شَيْءٍ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ يُوَفَّ اِلَيْكُمْ وَاَ نْـتُمْ لَا تُظْلَمُوْنَ

"Dan persiapkanlah dengan segala kemampuan untuk menghadapi mereka dengan kekuatan yang kamu miliki dan dari pasukan berkuda yang dapat menggentarkan musuh Allah, musuhmu, dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; tetapi Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu infakkan di jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dizalimi (dirugikan).”

Dalam penyiapan pasukan negara akan mengklasifikasikan pasukan dalam dua kelompok besar. Pertama, pasukan cadangan. Pasukan ini adalah warga negara muslim yang mampu mengangkat senjata. Kedua, pasukan reguler. Pasukan ini adalah pasukan yang direkrut oleh negara, dilatih secara kontinu, dan mendapatkan gaji sebagaimana pegawai negara yang lain. Dalam pengorganisasiannya, pasukan ini akan dikelola dalam sebuah kepemimpinan militer yang terdiri atas para jenderal, perwira, hingga prajurit.

Pasukan juga akan diberikan pelatihan teknik penguasaan senjata dan perang yang tinggi dan up to date sesuai dengan perkembangan zaman. Oleh karena itu, pelatihan akan terus berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi militer. Sehingga, riset engineering dan kemiliteran menjadi suatu keharusan. Semuanya harus disediakan negara secara mandiri, agar negara kita tidak bergantung pada pasokan senjata dan ahli strategi perang dari negara luar. Karena hal itu bisa melemahkan pertahanan negara.

Untuk membiayai semua itu, negara Islam akan menerapkan sistem ekonomi Islam dalam pengelolaan harta kekayaan negara, umum, dan individu. Anggaran untuk jihad dan sarana penunjangnya akan diambil dari Baitul Maal (APBN Khilafah) dalam berbagai pos. Pos zakat dan sedekah, pos pemasukan dari pengelolaan harta milik umum, dan pos pendapatan negara. 

Dalam penempatan pasukan, pasukan akan ditempatkan dalam markas-markas yang disebar di setiap wilayah propinsi, wilayah-wilayah strategis seperti perbatasan atau garis pantai, dan markas-markas yang sifatnya mobile. Hingga potensi-potensi ancaman bisa diantisipasi di berbagai wilayah.

Inilah sekilas pengelolaan sistem pertahanan dalam negara Islam. Jika diterapkan, maka negara akan menjadi negara yang kuat bahkan negara adidaya. Wilayahnya akan terjaga karena memiliki militer yang kuat. Musuh-musuh Islam juga akan semakin gentar, karena kekuatan militer Islam tidak hanya ditujukan untuk pertahanan tapi untuk melakukan penaklukkan demi tersebarnya Islam rahmatan lil alamin. Allahu Akbar!

Posting Komentar

0 Komentar