Membangun Instalasi Sampah di Kawasan Industri, Akankah Masalah Sampah Teratasi?



Oleh Rifka Fauziah Arman, A. Md. Farm.,


Sampah bukanlah masalah baru bagi Bekasi saat ini. Tidak hanya karena  Bekasi menjadi tempat penampungan sampah dari Kota  tetangganya tetapi juga menjadi kota dan kabupaten penyumbang tertinggi sampah se-Jawa Barat. 


Bekasi memiliki TPST (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu) di Bantargebang yang terkenal sebagai tempat penampungan sampah yang setinggi 50 meter yang menyamai gedung tinggi di Jakarta. 


Terlebih Bekasi juga memiliki kawasan industri yang sangat luas sehingga tidak hanya sampah yang dihasilkan oleh masyarakat tetapi juga limbah pabrik yang tercemar hingga ke lingkungan masyarakat setempat. (Okezone.com, 19-10-2023).


Kemudian tersiar kabar 

bahwa Pemerintah Kabupaten Bekasi sedang merencanakan pembangunan instalasi pengolahan sampah di kawasan industri. Hal ini sekaligus mendukung rencana Pemerintah Bekasi dalam Raperda tentang Limbah dan Sampah yang akan di selenggarakan pasa tahun ini. 


Rencananya Pemkab Bekasi akan mencari kerja sama dengan pihak swasta untuk menjalankan rencana pembangunan instalasi ini, karena dibutuhkan dana yang sangat banyak dan waktu yang cepat. Melihat dari program yang sudah ada melalui KPBU (Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha) yang memerlukan proses lebih lama dan panjang. 


Karenanya Pemkab Bekasi berusaha mencari investor swasta murni ataupun bantuan dari pemerintah pusat untuk terlaksananya rencana ini. Jika rencana ini berhasil terlaksana, maka pemerintah akan mewajibkan setiap kawasan untuk memiliki pengolahan sampah sendiri. (AntaraJabar, 19-01-2024).


Pembangunan instalasi sampah di kawasan industri dinilai bisa mengurangi masalah sampah di Bekasi menurut Pemkab Bekasi. Tetapi sudah puluhan tahun masalah sampah saat ini belum bisa menyelesaikan masalah karena terkait dengan solusi dan dana yang digaungkan hanyalah rencana semata. 


Sudah berbagai macam cara tapi nyatanya sampah saat ini semakin memprihatinkan dengan kondisi di lapangan yang membentuk gunung sampah yang tinggi, lamanya antrian kendaraan saat ingin memasuki kawasan TPST, kesejahteraan karyawan TPST yang kurang di perhatikan pemerintah sehingga mempengaruhi pekerjaanya, lemahnya solusi yang di realisasikan di masyarakat karena minimnya sosialisasi kepada masyarakat yang tidak merata.


Sebagai contoh tentang 

pemilahan sampah yang ada, banyak masyarakat yang masih belum paham dalam pemilahan sampah. Sehingga ketika tempat sampah yang disediakan sudah terpisah tapi saat diambil oleh petugas isi dari tempat tersebut sama saja. 


Maka sudah jelas selama ini akar dari permasalahan sampah yang terus menerus terjadi tidak akan pernah selesai. 


Karena dari sebuah sistem yang gagal dalam mengambil solusi sebuah permasalahan yang besar. Pendanaan dalam masalah sampah adalah kunci penting untuk mengatasinya. 


Karena pendanaan yang digunakan tidak hanya membuat sistem pengolahan sampah menjadi lebih baik tapi juga memberikan sistem pengelolaan secara menyeluruh yang tertata mulai dari masyarakat hingga proses pengolahannya.


Maka wajar saja jika Pemkab Bekasi menjadikan investor swasta sebagai pendonor dana dalam menyelesaikan masalah sampah ini. 


Tetapi yang terjadi dalam setiap pendanaan selalu terjadi hambatan dan tidak pernah terlaksana dengan baik. Inilah sistem kapitalisme yang tidak bisa menyelesaikan permasalahan seperti ini dengan baik. 


Banyak manusia yang mengutamakan kepentingannya sendiri dan tidak memikirkan nasib rakyat dibawahnya. Sehingga solusi yang ditawarkan hanyan ingin menguntungkan kantong para petinggi yang mencari investor-investor tersebut.


Sedangkan berbeda dengan sistem Islam yang memandang bahwa seorang khalifah wajib memenuhi kebutuhan rakyatnya baik dalam kebutuhan sehari-hari, kesehatan, pendidikan,dll. 


Pengelolaan sampah menjadi salah satu masalah kesehatan yang menjadi tanggung jawab seorang khalifah. Maka seorang khalifah akan membuat tata letak bagaimana membuat lokasi khusus untuk pengelolaan sampah pada tiap lingkungan. 


Seperti yang pernah dicontohkan pada masa daulah Abbasiyah yang mengatur lokasi rumah penduduk berdekatan dengan tempat bekerja dan sekolah yang dilengkapi dengan sistem pengolahan sampah yang terbaik pada masanya. Inilah sistem Islam yang mengatur setiap detail ruang lingkup hingga kepribadian umatnya.

 

Tidak hanya mengatur secara tata letak tetapi juga membentuk kepribadian umatnya yang paham akan kebersihan dan kesehatan bagi kemaslahatan umat. Sehingga tidak hanya teknologi yang canggih tapi juga umat yang paham dengan kebersihan.

Posting Komentar

0 Komentar