Sahabat Rasulullah yang Menjadi Pelindung Rasulullah dan Memimpin Palestina



Oleh Heni Ummufaiz

Ibu Pemerhati Umat


#Tarikh - Jika selama ini ada tokoh yang mengatakan warga Palestina lemah seharusnya banyak menengok  sejarah nenek moyang Palestina.  Rentang sejarah bercerita tentang Palestina betapa leluhurnya  adalah orang-orang yang memiliki kekuatan akidah yang kokoh. Bukan hanya itu, Palestina merupakan tanah yang diberkahi karena melahirkan para Nabi dan sahabat yang luar biasa.

Sᥲᥣᥲһ sᥲ𝗍ᥙ sᥲһᥲᑲᥲ𝗍  yang memiliki kekuatan akidah dan senantiasa menjadi pelindung Rasulullah saw. adalah Ubadah bin Shamith. Memang sahabat ini tidaklah terlalu populer dibandingkan dengan yang lainnya, tetapi kiprahnya dalam dakwah sungguh luar biasa dan tak diragukan. Bukanlah sosok lemah dan mudah tergiur dengan iming-iming harta untuk menjadi pemimpin di Palestina. Sosok yang selalu berusaha di garda terdepan dalam melindungi Rasulullah saw. Bahkan rela pulang berlumuran darah yang penting Rasulullah saw. selamat. Ubadah bin Shamith berasal dari suku Khazraj di Madinah. 

Ubadah bin Shamith merupakan sahabat satu-satunya yang ditunjuk Rasulullah saw. untuk memimpin Palestina dan merupakan orang pertama yang mengurusi dan menyerukan ajaran Islam di mᥙkᥲ bumi. Ubadah bin shamit dalam pandangan Umar bin Khattab disebutkan sebagai kekuatan yang setara seribu Muslim.

Dalam sejarah Islam disebutkan bahwa penduduk setempat saat mengalami penindasan dari imperium Romawi tidak menghasilkan apa-apa. Namun saat  dari tapal batas negeri itu bergema suara takbir pasukan muslim, penduduk setempat pun berduyun-duyun menuju ke sana dan memeluk Islam.

Bersama Ubadah, ada sekitar 4.000 tentara muslim yang berangkat ke Mesir. Ubadah merupakan salah satu pimpinan pasukan tambahan itu.

Mᥱᥣіһᥲ𝗍 s᥆s᥆k tersebut, tentu lahir dari sebuah binaan dan suasana yang islami. Sebuah sistem yang menciptakan generasi yang hebat dan kokoh. Sistem yang mampu memberikan warna terhadap generasi yang tangguh, lahir dari sistem yang asasnya akidah Islam. Dari asas Islamlah kekuatan akidah membentuk generasi tidak mudah lemah, pantang menyerah, tak takut akan kematian, dan tidak gila jabatan seperti masa generasi sekarang. Generasi sekarang yang terlihat kuat tetapi rapuh dari segi akidah.

Bahkan jika membandingkan dengan masa sekarang justru banyak orang-orang yang meminta jabatan dan kekuasaan demi meraih cuan. Bukan hanya itu, mereka rela melakukan segala cara agar mendapatkan kekuasaan tersebut tak peduli halal haram yang penting tujuannya tercapai. Sosoknya sebagai muslim yang seharusnya ketika menjadi pemimpin memperjuangkan Islam dan membela Allah dan Rasul-Nya nyatanya justru memperkusi, mengolok-ngolok ajaran Islam. Padahal tersebut justru dimurkai Allah Swt.

Semua ini memang akibat dari aturan yang salah maka lahirlah generasi yang rapuh, lemah akidah, dan hubud dunya.


Padahal Nabi Muhammad saw. juga mengimbau agar tidak meninggalkan generasi lemah.

“Orang mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada orang mukmin yang lemah dan pada masing-masing terdapat kebaikan. Bersemangatlah terhadap sesuatu yang berguna bagimu serta mohonlah pertolongan dari Allah dan jangan lemah. Jika engkau ditimpa sesuatu, maka janganlah engkau katakan: Seandainya aku kerjakan begini dan begitu. Akan tetapi katakanlah: Itu takdir Allah dan apa yang Dia kehendaki, Dia lakukan. Sesungguhnya mengandai- andai itu membuka perbuatan setan.” (HR Muslim).

Bila kita merujuk ke hadis tersebut, maka  sudah sejatinya kita mengikuti generasi Ubadah bin Shamit yakni generasi di Palestina. Kokoh dari segi akidah, kuat dari segi fisiknya, dan tangguh dari mentalnya. Mereka merupakan generasi yang tak mudah terkesima dengan kemewahan dunia, tak suka mencari jabatan apalagi bersikukuh melanggengkan kekuasaan dengan segala cara yang diharamkan.  Generasi dambaan umat yang mewarisi dari leluhurnya yang tangguh dan kuat. Walllahualam bissawab.

Posting Komentar

0 Komentar