Suara Muslimah
Tema: Demokrasi Memfasilitasi Kecurangan
Narasumber: Ibu Asmawati (Relawan 212)
Q: Bagaimana menurut Ibu, antusias rakyat negeri ini yang masih berharap perubahan dengan demokrasi?
A: Antusias rakyat merupakan ketidaktahuan mereka akan bobroknya penerapan sistem demokrasi.
Q: Segmentasi pendulangan suara pada Gen Z, ternyata justru menurunkan potensi generasi untuk peduli dengan keadaan negeri yang sudah carut-marut ini, apa pendapat Ibu?
A: Sangat disayangkan dan mustahil perubahan akan terjadi selagi masih berada dalam sistem yang sama yaitu demokrasi. Mereka tidak sadar bahwa mereka kerap kali dibohongi oleh penguasa sistem yang ada saat ini. Itu karena ketidak tahuan mereka akan bobroknya sistem demokrasi, yang katanya oleh, dari, dan untuk rakyat. Berharap adanya perubahan dengan mengganti sosok pemimpin yang sesuai menurut mereka. Namun, ketika hanya sosok yang diganti dan sistem tidak berubah, maka mereka akan tetap berada dalam lingkaran yang sama. Perubahan yang terjadi pun tidak akan memenuhi ekspektasi yang sesuai dengan apa yang mereka rindukan dan inginkan selama ini.
Q: Apakah justru penurunan potensi Gen Z itu karena demokrasi masih menjadikan oligarki sebagai tumpuan penguasa, Bu?
A: Demokrasi yang katanya dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat, saat ini jelas-jelas hanya mementingkan segelintir kelompok tertentu saja atau kepentingan para oligarki. Kecurangan akan sengaja dilakukan demi meneruskan rencana-rencana pengusaha melalui penguasa saat ini agar tetap berjalan. Termasuk memberdayakan Gen Z sekedar untuk ikut pemilihan suara saja.
Q: Demokrasi memang tidak membuka peluang perubahan bagi kehidupan negeri ini menjadi lebih baik, apakah Ibu sepakat dengan pernyataan ini?
A: Ya. Alamiahnya demokrasi seperti itu. Para kontestan harus punya isu untuk dijual sebagai janji politik agar pemilih tertarik dengan keberadaan mereka sebagai penguasa. Karenanya, akan mudah bagi kontestan untuk mengajak memilih sosok yang baru. Di samping itu, mereka para pemberi suara sulit melepaskan diri dari pemahaman tentang sistem yang ada saat ini.
Q: Kecurangan quick count dan kebohongan janji-janji perubahan yang diusung, mengapa masih belum menyadarkan umat Islam negeri ini bahwa perubahan tidak bisa dilakukan dengan masih adanya penerapan demokrasi, Bu?
A: Terbawa arus khalayak ramai, harus tetap memilih sosok semata. Oleh karena itu, harus mengajak mereka berpikir bahwa segala sesuatunya haruslah berdasarkan hukum yang dibuat oleh Allah. Sebab kelak ketika kita mati semua yang kita lakukan akan dimintai pertanggung jawabannya di hadapan Allah. Termasuk dalam hal menjalani sistem kehidupan yang tidak sesuai dengan syariat Islam.
Q: Apa upaya yang harus dilakukan, agar umat Islam menyadari bahwa senyatanya demokrasi adalah induk kerusakan di negeri ini, Bu?
A: Dakwah. Selama sistem tidak berubah, perubahan tidak akan pernah terwujud. Kerusakan akan tetap meliputi negeri ini. Terus mendakwahkan Islam secara kafah, itu barulah perubahan yang besar.
0 Komentar