Reportase DisPub
Diskusi Publik dengan tema Wajah Demokrasi dalam Fitnah Ruwaibidah, sukses terselenggara di Jakarta, pada Sabtu, 9 Maret 2024. Dihadiri puluhan Tokoh Muslimah dari berbagai lembaga, narasumber berhasil memanaskan forum Diskusi Publik Tokoh Muslimah pada hari itu.
Ustazah, dr. Estyningtias P., sebagai narasumber menjelaskan kecurangan dalam pemilu adalah keniscayaan. Beliau mengutip tulisan jurnalis senior, Asyari Usman, yang cukup kritis mengupas kecurangan dalam Pemilu. Dalam tulisan tersebut, diungkapkan tentang pemolesan kecurangan yang dilakukan oleh politisi. Mereka, politisi melakukan kecurangan tanpa mempedulikan halal dan haram.
Mengapa mereka melakukan hal tersebut? Karena mereka berkuasa dan penguasa melakukan kecurangan menjadi hal yang biasa. Mereka itulah orang-orang yang tidak takut dosa. Karena mereka sendiri yang membuat hukum dan sangat mungkin untuk diubah-ubah. Itulah demokrasi. Mereka, agar tidak terkesan salah dalam melakukan kecurangan maka mereka melibatkan masyarakat.
Diskusi semakin intensif dalam sesi tanya jawab yang dipandu moderator. Narasumber menjawab dengan baik semua pertanyaan. Narasumber menekankan bahwa pemilu itu bukan satu-satunya hal yang ada dalam demokrasi. Namun, itu merupakan ornamen dalam demokrasi agar terlihat cantik. Pemilu bukan inti demokrasi. Intinya demokrasi adalah kekuasaan membuat hukum di tangan manusia, menafikan Allah.
Sebagai closing statement, Ustazah Esty menyimpulkan bahwa untuk mewujudkan kekuasaan, perlu tiga hal berikut; Politiknya harus berlandaskan Islam, politik yang membawa kepada kekuasaan harus ditujukan untuk melanjutkan kehidupan Islam, dan politik Islam mestilah bertujuan untuk melayani kepentingan rakyat dan menjaga agama.
Kemudian, agenda Diskusi Publik Tokoh Muslimah, ditutup dengan doa bersama.
0 Komentar