Perang Sarung, Kenakalan Remaja yang Selalu Muncul Saat Ramadan



Oleh Ruruh Hapsari


Ramadan bulan suci dan penuh rahmat. Tentunya bagi kaum muslimin, mereka tidak mau ketinggalan berlomba-lomba mengisi waktu sebulan penuh ini dengan amalan yang menambah timbangan pahala di sisi-Nya.

Baik itu amalan yang wajib juga yang sunah seperti sholat sunah, membaca Alquran. Berusaha untuk melakukan amalan yang diperintahkan oleh Allah Swt. dan meninggalkan perkara yang dilarang. Tentu hal ini akan melipatkan pahala mereka yang tidak diperoleh pada bulan selain pada bulan suci ini.

Kenakalan Remaja

Namun, dalam suasana Ramadan yang seharusnya manusia fokus memperbaiki dan meningkatkan ibadah, masih saja ada yang melanjutkan aktivitas buruknya di bulan suci ini. Seperti yang dilansir oleh Kompas.com diberitakan bahwa sekelompok remaja yang biasa melakukan tawuran, masih saja melakukan kegiatan yang demikian, tidak jarang dari mereka yang menggunakan senjata tajam dalam aksinya di bulan penuh rahmat ini (18/3/2024).

Menurut Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, Gurnald Patiran, awalnya terdapat dua kelompok remaja yang tidak saling kenal yang menyepakati untuk perang sarung di kolong tol Cibitung dalam rangka menunggu waktu sahur. Ternyata salah satu anggota kelompok membawa kunci T dan menghantam kepala salah seorang diantara mereka hingga luka parah dan tidak sadarkan diri hingga akhirnya tewas di rumah sakit.

Tidak hanya di Bekasi, di Petukangan Utara, Pesanggrahan, Jakarta Selatan terdapat dua belas remaja yang terlibat tawuran. Mereka mengadakan perang sarung yang diisi batu dan dilakukan antar kelompok remaja. Atas insiden ini, Kapolsek Pesanggrahan, Kompol Tedjo Asmoro menyatakan terdapat satu orang korban yang luka di pelipis dan saat ini di rumah sakit. Tedjo berencana untuk memanggil para orang tua agar ada efek jera bagi mereka dan tidak melakukan perbuatannya lagi. 

Peran Masyarakat

Pada kenyataannya saat ini, kenakalan remaja terjadi karena didorong oleh ketidaksiapan mereka dalam menghadapi bentuk perubahan sosial. Hal itu mendorong remaja berperilaku menyimpang dan melakukan berbagai tindakan kriminal.

Dengan landasan itu Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Pol Gideon Arif Setyawan meminta agar remaja selalu dilibatkan dalam sejumlah kegiatan kemasyarakatan di sepanjang bulan Ramadan. Hal itu diupayakan agar pada remaja menuju kepada hal positif pada bulan suci ini. (antaranews.com, 16/3/2024)

Gideon menyatakan bila para remaja banyak terlibat dalam aktivitas yang bersifat positif, maka tentunya akan mengurangi potensi tawuran antara remaja dan kenalakan remaja. tidak hanya itu, ia pun telah menginstruksikan hal tersebut ke seluruh jajaran Polres Metro Jakarta Utara.

Gideon mencontohkan aktivitas positif tersebut seperti melibatkan mereka dalam kegiatan shalat tarawih dan memberikan tausiah sekaligus memberikan pesan-pesan kamtibmas kepada warga. Kemudian contoh lainnya adalah melibatkan remaja pada aktivitas pengamanan di sekitar lingkungan masyarakat.

Hal-hal yang demikian menurutnya selain para remaja terbiasa diberikan tanggung jawab, mereka juga merasa dihargai dan berada di lingkungan yang tepat untuk tumbuh dalam mendapatkan kehidupan bermasyarakat. Selain itu hal-hal positif yang demikian akan memperkuat interaksi dan komunikasi antara warga, karena sosialisi antar tetangga merupakan hal yang sangat penting.

Peran Negara

Bukan hanya masyarakat, negara justru yang mempunyai tanggung jawab terbesar terhadap apapun yang terjadi pada rakyatnya, tidak terkecuali para remaja. Usia remaja walaupun memang belum bisa dikatakan matang, namun mereka harus terus diarahkan juga dipupuk dengan pondasi iman yang kuat. 

Sejalan dengan itu, negara yang mempunyai sarana dan prasarana haruslah mengayomi rakyatnya per kepala. Dalam hal ini adalah memberikan sarana pendidikan moral, adab, dan yang paling penting adalah pendidikan iman dan takwa. Karena dengan iman yang kokoh selain akan mengarahkan individu tersebut kejalan yang benar, negara pun akan mempunyai generasi yang berkualitas.

Dahulu, Rasulullah saw. bukan hanya sebagai seorang pemimpin negara, tapi beliau juga merupakan pendidik. Terlihat bagaimana Rasulullah saw. mendidik Abdullah bin Zubair yang saat itu masih berusia sangat muda. Pada usia delapan tahun, Abdullah bin Zubair sering bermain dengan Rasulullah saw. 

Sang Nabi selalu mengajarkan padanya untuk besikap berani juga tidak boleh takut dalam menjunjung kebenaran. Ayahnya, Zubair bin Awwam dan ibunya, Asma’ binti Abu Bakar juga selalu mendidiknya dengan sangat baik. 

Hasil didikan Rasululah saw. ini menghasilkan Abdullah remaja menjadi berani dan percaya diri. Sepeninggal wafatnya sang Nabi, Abdullah menyertai ayahnya dalam perang Yarmuk saat usianya dua belas tahun dalam membebaskan Mesir dan kemenangan pun diraih oleh pasukan muslimin. Kemudian saat usianya tujuh belas tahun, ia juga ikut berjihad dalam membebaskan Afrika. 

Bukan hanya keberanian, ia juga mempunyai bekal ilmu yang luas. Dari usianya yang masih muda, ia hafal seluruh isi Alquran yang pada saat kepemimpinan Utsman Bin Affan menjadi khalifah, ia menjadi salah satu orang yang diamanahkan khusus untuk menyusun Alquran. 

Begitulah salah satu manusia didikan Rasulullah saw., tiada hari tanpa menuntut ilmu. Generasi muda yang demikian lahir karena tempaan iman, sehingga waktu pun dipergunakan dengan sangat hati-hati. Tidak ada waktu yang disia-siakan. 

Untuk melahirkan generasi demikian, tentunya negara harus hadir. Pendidikan yang menjadi hak mereka harus diberikan secara maksimal, termasuk perhatian negara dalam hal pengembangan ilmu pengetahuan dan pemberdayaan generasi. 

Memasuki era tingginya jumlah penduduk usia muda di negeri ini, maka penguasa haruslah memfokuskan para anak mudanya untuk menjadikan mereka generasi emas. Berpikir luas, tinggi, dan konstruksif. Sesungguhnya hal ini akan dicapai bila negara juga mempunyai visi yang tinggi layaknya pandangan para penguasa dalam   Islam. 

Dengan demikian, bukan hanya mengurangi adanya perang sarung di kalangan remaja yang tiap tahunnya selalu dilakukan, kenakalan remaja lainnya pun lambat laun pasti akan hilang. Wallahu’alam

Posting Komentar

0 Komentar