Suara Muslimah
Tema: Perang Takjil dalam Pandangan Islam
Ramadan di negeri ini selalu dalam suasana berbeda setiap tahunnya. Tahun ini viral "war takjil". Apa, mengapa, dan bagaimana pengaruh perang takjil ini dalam ibadah Ramadan? Kita temukan jawabannya dalam Suara Muslimah kali ini...
Narasumber
Mimi Fairuza (Aktivis Dakwah)
Q: Geliat Ramadan umat Islam di Indonesia tahun ini terasa berbeda, apa pendapat Ibu?
Ramadan tahun ini umat muslim disambut dengan berbagai peraturan dari Kemenag yang dianggap oleh umat muslim sebagai bagian dari pembatasan syiar keislaman di Indonesia, yaitu dikeluarkannya surat edaran yang mengatur penggunaan pengeras suara di bulan Ramadan. Di mana masjid- masjid di Indonesia hanya diperbolehkan menggunakan pengeras suara dalam untuk kegiatan ceramah/kajian, tadarus al-Qur'an, juga sholat tarawih.
Tentu saja syiar Ramadan tahun ini membuat suasana ruh Ramadan menjadi lebih sunyi, tidak se-semarak biasanya dikarenakan kegiatan ibadah umat muslim tidak diperdengarkan di masjid- masjid sebagaimana ramadan tahun-tahun sebelumnya. Di mana setiap masjid memperdengarkan syiar-syiar keislaman melalui pengeras suara.
Umat tentu bertanya-tanya, mengapa hanya ibadah orang muslim yang selalu dipersoalkan? Ketika umat muslim tidak mengganggu perayaan umat beragama lain, tetapi kemudian umat muslim selalu dianggap harus bersikap toleransi dengan menghilangkan hal-hal yang menjadi identitas keislamannya.
Kemudian, kenaikan beras menjelang Ramadan yang tentu saja menjadi beban tersendiri bagi umat muslim yang sedianya membutuhkan konsumsi untuk kebutuhan sahur dan berbuka yang akan mengganggu kekhusyukan ibadah di bulan mulia ini.
Q: Apa ada kebiasaan Ramadan yang hanya dilakukan umat Islam Indonesia, Bu?
Ada , yaitu kebiasaan ngabuburit yaitu menunggu waktu berbuka dengan berbagai kegiatan seperti jalan-jalan sore, membaca al-Qur'an, mendengarkan ceramah, hingga bersantai bersama keluarga.
Kebiasaan bukber di mana mulai anak muda hingga orang dewasa berkumpul bersama keluarga untuk menjalin silaturahmi atau ajang reunian dengan teman lama.
Kebiasaan membangunkan sahur baik di wilayah perkampungan maupun komplek perumahan, di mana sekelompok pemuda membunyikan berbagai alat untuk membangunkan sahur warganya.
Kebiasaan pasar takjil di mana umat muslim berburu kudapan menjelang buka puasa di pasar- pasar dadakan yang hanya dibuka setiap menjelang waktu berbuka puasa. Menunya pun menu khas Ramadan seperti kolak, kue-kue basah, es campur, dan sebagainya.
Kebiasaan mudik di mana umat muslim perantauan pulang ke kampung halaman khusus dipenghujung bulan Ramadan untuk berkumpul bersama sanak saudara dan keluarga setelah sekian lama merantau untuk bekerja.
Q: Rutinitas ngabuburit sampai berburu takjil Ramadan tahun ini, menjadi sangat istimewa dengan adanya 'perang takjil', apa Ibu mengikuti faktanya?
Ya, Ramai di medsos hari ini di mana nonmuslim ikut berburu dan menikmati jajanan takjil yang sedianya di jual untuk memenuhi kebutuhan konsumsi berbuka umat muslim.
Trend perang takjil ini menarik perhatian nonmuslim untuk ikut menikmati sajian berbuka umat muslim bahkan seorang pendeta ikut menjadikan ini sebagai bahan lelucon agar umat kristiani berburu takjil lebih dini pukul 3 sore sebelum umat muslim berburu takjil mendekati waktu berbuka dan dibalas oleh statementnya yang mengatakan umat muslim di waktu lain yaitu di waktu Paskah akan ikut berburu telur hingga membuat umat kristiani kesulitan mencari telur dan menggantinya dengan mainan telur dalam suatu merek panganan anak.
Q: Perang takjil dalam pandangan Islam sendiri, seperti apa Bu?
Dalam pandangan Islam, secara akad jual beli apa yang dilakukan nonmuslim tetap sah karena mereka melakukan akad jual beli sebagaimana semestinya, meskipun dilakukan disaat bersamaan umat muslim menyiapkan konsumsinya menjelang berbuka.
Yang harus diwaspadai adalah isu pluralisme yang diaruskan, di mana umat muslim di lain waktu juga diharapkan untuk juga antusias dengan perayaan umat agama lain, sebagaimana apa yang dilakukan oleh nonmuslim hari ini dengan antusiasnya memperebutkan takjil dibulan ramadan.
Q: Bagaimana kita sebagai muslim menyikapi fenomena ini?
Sebaiknya umat muslim tetap fokus pada kekhusyukan ibadah di bulan Ramadan dan tidak menjadikan Ramadan sebagai ibadah ritual tahunan yang terfokus kepada urusan perut dan tenggorokan.
Umat muslim seharusnya tetap berupaya meningkatkan ketaqwaan dan banyak mendoakan, juga memperjuangkan apa yang bisa meringankan atau menghilangkan kesulitan saudara-saudari kita di Palestina dengan mengupayakan penegakan syariah yang kafah yang mampu mengatasi persoalan saudara-saudari kita di al-Quds dan di berbagai belahan dunia yang sedang mengalami keterpurukan.
Saudara-saudari kita di Palestina, jangankan berpikir untuk berburu takjil bahkan untuk panganan sahur dan berbuka mereka hanya mencabuti dedaunan dan rumput untuk memenuhi kebutuhan pangan dikarenakan kesulitan hidup yang dihadapi akibat genosida yang dilakukan oleh Zionis Israel.
Apa yang menjadi viral di medsos jangan sampai mengalihkan perhatian kita kepada esensi Ramadan, yaitu bulan yang menjadi wasilah kaum muslimin dalam memantik _ghiroh_ dan komitmen dakwah dan perjuangan untuk mewujudkan ketakwaan individu, masyarakat, maupun negara dengan penerapan syariat kafah dalam bingkai khilafah.
0 Komentar