Ramadan Bahagia dalam Naungan Islam

 


Suara Muslimah

Tema :  Ramadan Bahagia dalam Naungan Islam


Ramadan dalam hitungan hari akan menyapa umat Islam di seluruh dunia. Namun, suasana bahagia jelang Ramadan belum juga meliputi umat muslim seantero bumi. Apa yang harus kita sikapi dari situasi ini? Lalu, bagaimana agar kaum muslimin bisa berbahagia dalam Ramadan tahun demi tahun kemudian? Kita simak tanya jawab Muslimah Jakarta, dalam rubik Suara Muslimah, bersama Ustazah Zakiah Amin, berikut ini.


Q: Stateless dan penistaan terjadi pada kaum muslim dibelahan dunia lain jelang Ramadan, apa yang terjadi, Ustazah? 

A: Menurut saya, stateless dan penistaan yang menimpa kaum muslimin, sebutlah misalnya Rohingya menjelang bulan Ramadan ini mendapat banyak ujian. Warga Rohingya  tidak diakui kewarganegaraannya atau stateless bahkan terus mendapatkan penistaan  termasuk pembatasan perkawinan, KB, pilihan agama, pendidikan, dan kebebasan bergerak yang menyebabkan diskriminasi sistemik. Mereka tidak punya pilihan, harus bagaimana lagi menjalaninya sedangkan kemiskinan semakin menjeratnya. Sebagai mana World Bank yang memperkirakan 78% rumah tangga di Rakhine hidup di bawah garis kemiskinan. Jelang Ramadan sejatinya mereka bisa mempersiapkan diri untuk menjalani ibadah puasa Ramadan. Tapi, kondisinya sungguh  miris, negara tidak mampu mengurus warganya.


Q: Gaza semakin terhimpit, kebahagian jelang Ramadan di sana sulit dipastikan, padahal keadaan muslim Al-Quds sekarang posisinya dekat sekali dengan Mesir, apa akan ada perubahan jelang Ramadan tahun ini di Palestina, Ustazah?

A: Kaum muslim di Gaza pastinya sangat berharap ada perubahan jelang Ramadan. Tapi faktanya saat ini situasi keamanan dan ekonomi sangat buruk. Bahkan warga masih terus di serang dan juga diperparah dengan blokade Israel terhadap Gaza makin ketat. Al-Quds yang merupakan kiblat pertama umat Islam telah lama dinodai oleh Zionis. Mesir sebagai negara tetangganya pun tidak mampu menghentikan serangan Israel. Ini berarti, perubahan jelang Ramadan belum bisa diprediksi bakal aman, kecuali  Allah segerakan pertolongan-Nya. Aamiin.

 

Q: Nation state memecah belah kaum muslim dunia. Kebahagiaan jelang Ramadan seluruh dunia belum bisa kita rayakan. Bagaimana kita menyikapi hal ini, Ustazah?

A: Menyikapi persoalan yang ditimbulkan oleh nation state yang mengakibatkan terpecah belahnya lebih 50 negara Islam di dunia dan menjadi santapan empuk negara imperialis Barat, mengharuskan umat Islam untuk fokus berjuang melakukan kewajiban syariah. Walaupun umat Islam seluruh dunia belum bisa merayakan kebahagiaan jelang Ramadan, tapi langkah-langkah menuju ke arah itu sudah jelas. Yakni, bergerak untuk mengembalikan khilafah ala minhajin nubuwah.


Q: Suasana jelang Ramadan tahun ini, akankah ada harapan perubahan kondisi muslim sedunia, Ustazah?

A: Harapan akan perubahan kondisi muslim sedunia tahun ini masih belum menampakkan tanda-tanda adanya perubahan, karena faktanya kemunduran umat Islam makin parah. Huru-hara dan bencana masih menimpa umat Islam seluruh dunia. Tapi, umat Islam tetap optimis akan janji Allah Swt.


Q: Apa sebenarnya yang menyebabkan sulitnya kaum muslimin merubah keadaannya saat ini?

A: Penyebab sulitnya umat Islam merubah keadaannya saat ini adalah karena umat Islam terasing dari agamanya sendiri, bahkan memusuhi. Menganggap Syariat Islam sudah tidak sesuai dengan kondisi  sekarang. Sampai memusuhi ajaran agama, seperti Khilafah. Ini semua diakibatkan oleh sekularisasi yang sudah merusak pikiran.


Q: Siapa saja sebenarnya yang perlu ikut andil merubah kondisi nestapa umat Islam dunia saat ini?

A: Yang harus ikut andil merubah kondisi nestapa umat Islam dunia saat ini adalah seluruh umat muslim dunia. Indonesia juga termasuk, khususnya ulama, tokoh umat, pengusaha, intelektual, dan mahasiswa atau pelajar.


Q: Mohon jelaskan peran masing-masing pihak untuk optimalisasi melakukan perubahan di dunia Islam, Ustazah?

A: Yang berperan untuk optimalisasi melakukan perubahan di dunia Islam adalah:

1. Ulama berperan dalam Melakukan kritik dan saran kepada penguasa jika kebijakannya melenceng dari syari'at, berdiri di garda terdepan membela umat Islam.

2. Tokoh umat. Diharapkan bisa berperan dilingkungan komunitasnya, para aktivis dan link yang punya pengaruh kuat dalam masyarakat dengan tujuan untuk menyebarkan opini Islam Kafah

3. Pengusaha. Berperan melakukan opini dikalangan para pengusaha dengan menyampaikan bagaimana berbisnis dalam Islam, tentang muamalah, tentang riba, dan lain sebagainya.

4. Intelektual. Berperan melakukan dakwah di kalangan para guru dan dosen , jurnalis juga dikalangan cendekiawan muslim. 

5. Mahasiswa atau pelajar. Berperan aktif di kalangan mahasiswa, baik di lembaga-lembaga pendidikan seperti sekolah dan kampus, maupun di media sosial untuk mengajak berpikir tentang Islam Kafah. Beropini melalui media sosial.


Q: Faktor apa saja yang harus dimunculkan dan dikuatkan untuk dapat mengubah kenestapaan umat Islam saat ini, Ustazah?

A: Faktor-faktor yang harus dimunculkan dan dikuatkan untuk merubah kenestapaan umat Islam saat ini adalah pemikiran politik umat, yakni pemikiran yang berkaitan dengan ri'ayah syu'un al ummah (mengurusi urusan umat) dan pemeliharaan urusan umat. Fondasinya adalah akidah islamiyah. Ikatan akidah Islamlah yang harus dipegang dengan kuat oleh setiap muslim jika ingin keluar dari nestapa yang menjeratnya.


Q: Seruan apa yang harus kita masifkan dalam suasana Ramadan untuk persatuan kaum muslim dunia, Ustazah?

A: Menurut saya seruan yang tepat untuk dimasifkan jelang Ramadan demi persatuan kaum muslim dunia adalah seruan penerapan Islam Kafah. Seruan inilah menjadi ideologi umat Islam yang mampu mempersatukan seluruh umat Islam dunia, benar-benar akan menjadi ummatan waahidatan (umat yang satu) dalam sistem khilafah ala minhajin nubuwah.


Posting Komentar

0 Komentar