Terkadang kita membenci sesuatu, tetapi justru itu yang membawa maslahat bagi umat. Dibenci bukan berarti buruk, apalagi membahayakan. Justru ketika diterapkan membawa keadilan, keamanan, serta kesejahteraan.
Pasti kita akan bertanya apakah itu? Jawabannya, tiada lain adalah khilafah. Ya, khilafah merupakan hal yang saat ini dianggap menakutkan, barbar, bahkan dianggap halu alias utopis untuk diterapkan.
Padahal, sejatinya bagi kita sebagai muslim seharusnya banyak belajar sejarah Islam yang utuh. Maka, kita akan paham betapa khilafah telah mampu memberikan keadilan, keamanan, kerukunan, dan kesejahteraan bagi rakyat, baik muslim maupun nonmuslim.
Hari ini kita bisa merasakan saat khilafah runtuh justru umat Islam tak berdaya, tercekoki oleh ide-ide rusak hingga umat tak memiliki pegangan ke mana arah perjuangan hidup yang sebenarnya. Gaza terkoyak, muslim Rohingya diusir dari negerinya sendiri, muslim Uighur pun disiksa dengan keji. Bahkan negeri-negeri muslim di belahan dunia lain pun tak jauh berbeda, mendapatkan kezaliman akibat tidak diterapkannya hukum-hukum Islam.
Organisasi Islam semacam OKI pun tak dapat membantu saudaranya seakidah dalam melawan kekuatan Barat (semisal PBB dan organisasi buatan Barat) serta kekejian Zionis Israel. Bahkan, mereka terus menjajah negeri-negeri muslim dengan tudingan ingin melenyapkan teroris yang notabene adalah kelompok pejuang yang membela tanah airnya dari kekejian penjajahan.
Tuduhan-tuduhan itu dilancarkan untuk melegalkan kebiadaban mereka dalam menggenosida umat Islam dan mengeksploitasi SDA-nya. AS sebagai polisi dunia nyatanya hanya sebagai eksekutor bahkan menjadi teman sejati Israel. Di setiap tahunnya, AS mengirimkan bantuan militer sebesar US$3,8 miliar atau 60,27 triliun.
Ironisnya, kesengsaraan umat Islam ini justru semakin menguat karena andil para penguasa di seluruh negeri-negeri muslim. Mereka merupakan antek Barat, tak berdaya di bawah komando AS dan PBB. Melihat penderitaan yang dialami saudaranya, hanya bisa mengecam tanpa ada kekuatan untuk melawan apalagi mengusir. Tak heran jika penderitaan kaum muslim kian menjadi-jadi.
Kebobrokan akhlak dan kehancuran generasi sudah di depan mata.
Semua bermuara karena tak ada junnah yang menerapkan sistem Islam. Sistem yang diterapkan saat ini justru membawa kesengsaraan dan derita yang berkepanjangan di seluruh dunia.
3 Maret 1924, merupakan hari kejatuhan khilafah umat Islam dunia. Runtuhnya khilafah terakhir ini menjadi titik awal derita kaum muslim. Sementara, sebelum runtuh justru umat Islam mengalami kesejahteraan, dirasakan oleh muslim maupun nonmuslim.
Peradaban Islam yang gemilang ini pun diakui oleh nonmuslim.
Sebagai contoh, Will Durant, seorang sejarawan Barat, dalam bukunya, Story of Civilization, menyatakan, “Para khalifah telah memberikan keamanan kepada manusia hingga batas yang luar biasa besarnya bagi kehidupan dan kerja keras mereka. Para khalifah itu juga telah menyediakan berbagai peluang untuk siapa pun yang memerlukan dan memberikan kesejahteraan selama beradab-abad dalam wilayah yang sangat luas. Fenomena seperti itu belum pernah tercatat (dalam sejarah) setelah zaman mereka.”
Ada juga, Mary McAleese, Presiden ke-8 Irlandia (1997–2011). Ia juga anggota Delegasi Gereja Katolik Episkopal untuk Forum Irlandia Baru pada 1984, sekaligus anggota delegasi Gereja Katolik ke North Commission on Contentious Parades pada 1996. Dalam pernyataan persnya terkait musibah kelaparan di Irlandia pada tahun 1847 (The Great Famine), ia berkata, “Sultan Ottoman (Khilafah Utsmani) mengirimkan tiga buah kapal, yang penuh dengan bahan makanan, melalui pelabuhan-pelabuhan Irlandia di Drogheda. Bangsa Irlandia tidak pernah melupakan inisiatif kemurahan hati ini. Selain itu, kita melihat simbol-simbol Turki pada seragam tim sepak bola kita.”
Masih banyak sejarawan nomuslim yang mengagumi peradaban Islam dalam bingkai khilafah pastinya.
Namun, saat ini umat Islam terutama para pengemban dakwah Islam kafah akan menghadapi berbagai macam rintangan saat ketiadaan khilafah.
Rintangan itu baik dari luar maupun dalam, termasuk di dalamnya muslim yang menjadi agen Barat. Stigma buruk tentang jihad dan khilafah akan terus diembuskan hingga umat Islam jauh dari syariat Islam yang sebenarnya. Padahal, yang dibenci dan dianggap teroris itu justru menyejahterakan.
Oleh karena itu, sudah selayaknya umat Islam dan khususnya para pengemban dakwah Islam kafah untuk terus bergerak menyampaikan ide-ide Islam. Berdoa dan meminta pertolongan agar Khilafah Islamiyah segera tegak. Wallahualam bissawab.
Oleh Heni Ummufaiz
0 Komentar