Ustazah Estiningtyas; Mengupas Makna Takwa, Sebenar-benarnya Takwa



Menjelang bulan Ramadan, Ustazah Estiningtyas mengibaratkan kondisi kaum muslim yang hendak melaksanakan ibadah shaum seperti halnya orang yang tengah bersiap melakukan perjalanan. Dalam Forum Muslimah yang bertajuk "Berbekal Menuju Ramadan", ia menekankan bahwa sejatinya bekal perjalanan yang paling utama dalam menghadapi bulan suci Ramadan, tidak lain adalah takwa.



"Wahai orang-orang yang beriman! Bertaqwalah kamu kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa, dan jangan sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan Islam." [TQS Ali-Imran: 102]. Dalam firman tersebut Allah Swt. memanggil kaum mukmin dengan panggilan agung. Di mana Ustazah Estiningtyas menyebutkan bahwa status tertinggi seseorang di hadapan Sang Pencipta adalah berdasarkan tingkat keimanannya. 



Hanya saja, jika kemudian setelah berulang kali Allah memanggil umat-Nya dengan sebutan agung tersebut, namun umat Islam tidak kunjung menyeru panggilan yang Allah sampaikan dalam ayat-ayat Alquran, berarti ada yang salah dengan hati umat. "Maka jika sampai hari ini kita (umat Islam) merasa tidak terpanggil (oleh Allah Swt.), maka periksa hatinya," ujar Ustazah Estiningtyas.



Allah Swt. memerintahkan kita untuk bertakwa, yang secara bahasa berarti menjaga diri kita dari segala sesuatu yang mampu membahayakan diri kita. Namun, apa maksud dari hal yang membahayakan tersebut? Ustazah Estiningtyas kemudian menerangkan, "Sesuatu yang membahayakan diri kita bukan kita ditampar atau dipukul orang. Tetapi yang membahayakan diri kita adalah azab Allah!"



Ia menjelaskan lebih lanjut bahwa para ulama mahsyur menekankan bahwa siapa saja yang hendak terhindar dari azab Allah haruslah menahan dirinya dari perbuatan-perbuatan yang Allah larang. Jika seseorang taat kepada Allah, maka dia akan menjaga dirinya dari perbuatan maksiat.



Mengutip pernyataan Imam Hasan al-Basri, Ustazah Estiningtyas kemudian menekankan kembali bahwa orang-orang yang bertakwa sejatinya adalah yang menjauhi apa-apa yang dilarang oleh Allah dan menjalankan apa-apa saja yang difardukan oleh-Nya. Sehingga ketika Allah memanggil kita dengan sebutan "orang-orang yang beriman", maka kita diperintahkan untuk menjauhi segala larangan-Nya dan menjalankan seluruh perintah-Nya.



"Dari sini kita dapat simpulkan bahwa sebetulnya makna orang-orang yang bertakwa adalah mereka yang meninggalkan dosa," tegasnya. Oleh karenanya, siapa saja yang menghendaki derajat takwa haruslah menjalankan segala perkara fardu, ditambah dengan sebanyak mungkin menjalankan yang sunah dan menghindari hal-hal mubah, apalagi perkara makruh dan haram.



Dan meraih derajat takwa hanya dapat dicapai jika kita mengerahkan segala daya upaya untuk menjauhkan diri dari perbuatan dosa dan berlomba-lomba mengerjakan kewajiban.



Oleh karena itu, menjelang bulan suci Ramadan, demi mencapai keberhasilan untuk mendapat derajat takwa, kita harus berusaha sekuat tenaga bertahan dalam keimanan dan menjaga keistiqomahan kita dalam kebajikan, bahkan setelah bulan suci Ramadan berakhir. 


~Karina~


Posting Komentar

0 Komentar