Reportase Acara
Panggilan Pemuda
untuk Persatuan Umat Bebaskan Palestina
Rafah, kembali menjadi target sasaran Zionis. Setelah hampir 200 hari perang
memanas di Gaza, korban mencapai 30.000 an jiwa.
Maka, dengan semangat pemuda, awal Juni ini Jam For Islam
Kafah mengadakan acara Diskusi Publik dan Silent Aksi dengan tema
“Palestina Memanggil Pemuda”. Acara ini dihadiri oleh puluhan tokoh aktivis dan
pemuda dari berbagai komunitas dan organisasi.
Sebelum memasuki acara inti diskusi, peserta disajikan
pertunjukan drama teatrikal Palestina sejak aksi hebat Hamas pada 7 Oktober
silam, dengan dramatisir skenario yang dimainkan agar lebih mengunggah dan
melek akan Palestina saat ini.
Diskusi yang disampaikan oleh Ustazah Sely Selviana
memberikan pandangan bahwa Palestina adalah tanah yang diberkahi, kiblat
pertama kaum muslimin. Namun, saat ini tanah Palestina dijajah oleh para Zionis, kita bisa apa?
Padahal, kita punya potensi, tapi itu semua menjadi fitnah
bagi kita. Dan ini
merupakan aib! Kita seharusnya Malu pada mereka pejuang di Gaza, dengan jumlah
yang sedikit tapi mereka yakin akan janji kemenangan Allah itu akan tiba. Sebaliknya kita dengan jumlah
yang banyak, hanya diam
tak ada tindakan.
Wilayah
Gaza sejak tahun 2007, 2 juta warganya mereka
hidup dalam penjara dunia. Tembok
yang sangat besar, akses pintu keluar mereka terbatas. Meskipun hidup dalam
penindasan dan serba kekurangan, tapi mereka bisa tersenyum dan
mempunyai motivasi besar bahwa syahid adalah cita-cita yang utama. Sedangkan
kita yang di sini bisa tertawa
bahagia, namun kemuliaan itu jauh dari kita.
Ustazah Sely menegaskan, apa yang bisa kita lakukan? Pemimpin-pemimpin dunia Islam di sana masih
duduk bersama melakukan hubungan diplomasi dengan penjajah. Bahkan Mesir, sudah
menutup rapat gerbang Rafah dan tak ingin ikut campur serta membantu saudara
kita di sana.
Solusi hakiki saat ini hanyalah mengirimkan pasukan jihad ke
Palestina. Namun, bagaimana mungkin kita bisa mengirimkan pasukan, jika banyak
pemimpin saat ini yang ciut nyalinya demi menjaga kestabilan negara mereka.
Maka, untuk memimpin jihad ini perlu adanya negara yang berlandaskan pada
syariat Islam dalam bingkai khilafah.
Dalam pemaparannya, Ustazah Sely menerangkan setidaknya ada
tiga sebab yang mewajibkan kita untuk berjuang di jalan ini. Pertama, saat khilafah tegak urusan jihad akan
diserahkan oleh Khalifah. Jika
pemimpin saat ini tidak bisa diharapkan, maka tanggung
jawab kita saat ini adalah sama-sama mewujudkan seorang pemimpin yang akan mengirimkan pasukan. Kedua, untuk menghadapi Israel dan sekutunya Amerika dan Inggris. Maka, perlu juga
kita mempunyai kekuatan yang seimbang, jika negara-negara muslim bersatu dan
mengirimkan pasukan jihad dari ksatria-ksatria hebat maka umat Islam akan jauh
lebih kuat. Ketiga, karena
penguasa muslim saat ini banyak yang berkhianat, maka diperlukan generasi baru
dalam khilafah yang
siap bertempur, menggantikan para penguasa yang ingkar dan menghalangi jihad
bahkan melakukan kerjasama dengan penjajah.
Dalam akhir diskusi, Ustazah Sely menyimpulkan bahwa tanpa
kehadiran khilafah,
Palestina tidak akan bisa dibebaskan. Sehingga fokus kita saat ini adalah
bagaimana melakukan dakwah di tengah-tengah umat dengan mewujudkan pemimpin
untuk mengomandani jihad. Lakukan apa yang bisa kita lakukan, yakni dengan
bersuara mewujudkan satu visi misi kita untuk persatuan umat dan mendesak para
tentara muslim mengirimkan pasukan jihad.
Untuk
menambah semangat para undangan,
disepakati
kontemplasi dan pernyataan sikap para aktivis muslimah yang dibaca serentak. Agenda ditutup dengan aksi
silent di pusat kota metropolitan,
Jakarta Timur.
0 Komentar