Program SKCK Goes To School, Efektifkah Mencegah Tawuran Antar Pelaja

 

Oleh Siti Rima Sarinah

 

Tawuran, salah satu kenakalan yang sangat lekat dengan dunia remaja. Tawuran kerap kali mengakibatkan korban jiwa dan luka berat, yang terkadang dipicu karena masalah sepele. Hampir setiap hari masyarakat disuguhkan dengan berita tawuran yang dilakukan oleh pelajar, hingga Pemkot Bogor harus berpikir keras mencari berbagai macam cara agar dapat menekan dan mencegah kenakalan remaja yang sudah di luar batas.

Aplikasi SKCK Goes To School menjadi salah satu program Pemkot Bogor yang bekerjasama dengan Polresta Bogor untuk mengatasi masalah kenakalan remaja. Dilansir kompas.com pada 17/05/2024, Kapolresta Bismo Teguh Prakoso mengatakan maraknya kenakalan remaja di Kota Bogor karena minimnya upaya pecegahan. Selama ini ketika ada pelajar yang melakukan tawuran, balap liar, atau kenakalan remaja lainnya, mereka langsung ditangkap dan dipenjara.

Aplikasi SKCK Goes To School sebagai bentuk pembinaan, merangkul, menyayangi adik-adik pelajar untuk menghadirkan generasi emas di 2045. yang dalam aplikasi tersebut terdapat fitur galeri prestasi yang memungkinkan siswa mempublikasikan prestasinya baik akademik maupun non akademik. Selain itu, lewat aplikasi ini pelajar juga bisa membuat aduan jika melihat atau menjadi korban kenakalan remaja. Siswa juga bisa mengikuti program-program bermanfaat yang tersebar melalui aplikasi ini.

Peluncuran aplikasi SKCK tentu sangat bermanfaat bagi para pelajar, sudah ada 500 siswa binaan yang mendaftar dan sebanyak 700 siswa sudah menginstal aplikasi tersebut. Aplikasi ini diharapkan mampu membina dan sebagai langkah antisipasi dini agar anak-anak pelajar tidak terjebak menjadi pelaku maupun korban dari kenakalan remaja. Pasalnya, SKCK menjadi hal yang penting sebagai syarat bekerja dan menunjukkan bahwa seseorag tidak pernah terlibat dalam kasus kejahatan.

Aplikasi SKCK ini tidak akan terlaksana secara optimal tanpa dukungan pihak berwenang terutama pemerintah. Sebab, jika hanya sekedar aplikasi akan sulit untuk mengubah perilaku pelajar. Pelajar akan memiliki prestasi baik dalam bidang akademik, maupun non akademik dengan adanya bimbingan, sarana prasana yang mendukung dan ketersediaan dana tentunya.

Saat ini bagaimana mungkin siswa bisa berprestasi dalam akademik apabila tidak semua siswa menempuh pendidikan di sekolah yang memberikan fasilitas belajar dan mengajar yang lengkap serta memadai. Bahkan kebanyakan siswa terpaksa sekolah di tempat yang minim dari sarana prasana dan minim fasilitas. Begitu pun halnya, jika siswa ingin berprestasi dalam bidang non akademik, misalnya olahraga. Pemkot Kota Bogor banyak menyediakan sarana olah raga tetapi sarana tersebut tidak gratis. Mereka harus membayar apabila ingin mendapatkan bimbingan dan pelatihan agar siswa bisa berprestasi di bidang tersebut.

Penerapan sistem sekuler kapitalis di negeri ini membuat pemerintah abai dan tidak peduli pada pendidikan. Pasalnya, tidak ada upaya konkrit pemerintah untuk mendukung pendidikan. Bayangkan saja, pemerintah hanya menyisihkan 20% dari anggaran APBN untuk pendidikan. Di sisi lain, media sosial yang merusak bebas berseliweran di dunia maya yang dengan mudah diakses oleh para siswa. Dari konten yang mengandung kekerasan, pornorafi dan berbagai kerusakan lainnya, tanpa ada upaya pencegahan dari pemerintah untuk memblokir konten-konten tersebut. Padahal pemerintah mencanangkan di tahun 2045 akan mencetak generasi emas. Bagaimana hal ini bisa diwujudkan dengan sikap pemerintah yang abai terhadap pendidikan?

Hal ini diperparah dengan diterapkannya kurikulum pendidikan bernapaskan sekulerisme, yang menghasilkan output pendidikan generasi pemuja materi, dan jauh dari nilai-nilai agama. Walhasil lahirlah generasi hedonis, suka pada kekerasan, dan generasi yang mengalami dekadensi moral yang sangat parah. Oleh karena itu, program apapun yang dibuat oleh pemerintah untuk mengatasi kenakalan remaja, tidak akan mungkin terwujud jika masih bersandar pada sistem pendidikan ala sekular kapitalis.

Untuk mewujudkan generasi emas 2045 perlu ditopang dengan sistem pendidikan yang benar, yaitu sistem pendidikan Islam. Output dalam sistem pendidikan Islam adalah mencetak generasi yang memiliki pola pikir dan pola sikap Islam serta mampu menyelesaikan persoalan hidup sesuai aturan Islam. Kurikulum yang diterapkan dalam sistem pendidikan Islam berbasis akidah Islam untuk semua mata pelajaran yang diterima siswa di seluruh jenjang pendidikan. Sehingga para siswa memiliki akidah yang kokoh dan mampu membedakan yang baik dan buruk sesuai syariat Islam.

Para siswa pun memahami bahwa menuntut ilmu merupakan salah kewajiban bagi setiap muslim, dan memahami tujuan penciptaannya di muka bumi ini dalam rangka ibadah, serta memahami bahwa setiap perbuatan yang ia lakukan akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak. Berbekal landasan akidah inilah, para siswa akan bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu dan menjadi sosok pembelajar sejati.

Penerapan sistem pendidikan Islam berjalan demikian sempurna karena ditopang oleh peran negara/khilafah yang sangat concern terhadap pendidikan generasi. Sebab, pendidikan adalah aspek strategis dan penting sebagai penentu peradaban dan masa depan bangsa. Semua sarana prasana pendidikan difasilitasi dan dijamin oleh negara. Dan negara pun memastikan setiap individu rakyat dapat mengenyam pendidikan berkualitas secara adil dan merata baik di desa maupun di kota.

Di sisi lain, negara akan menerapkan sistem Islam kafah di seluruh lini kehidupan, termasuk pendidikan. Maka negara akan mengontrol secara langsung media offline maupun online. Negara bisa dengan mudah menutup semua akses media untuk melindungi generasi dari hal-hal yang merusak. Negara akan memberikan sanksi tegas kepada siapa pun yang dengan sengaja melanggarnya. Selain itu, masyarakat juga memiliki tanggung jawab besar sebagai kontrol sosial untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi generasi, selain ketakwaan individu.

Dengan mekanisme seperti ini, negara akan mudah mencetak generasi berkualitas yang bukan hanya mumpuni dalam bidang agama, tetapi juga mumpuni dalam bidang sains teknologi yang bermanfaat untuk kemaslahatan umat. Keberhasilan sistem pendidikan Islam telah terbukti selama 13 abad mampu mencetak generasi polymath, ilmuwan, penakluk, dan para penemu yang berkontribusi besar pada peradaban dunia hingga hari ini. Oleh karena itu, apapun persoalan yang dihadapi oleh manusia, akan tuntas dengan Islam. Dan hanya sistem Islam yang layak menjadi sistem aturan bagi umat manusia. Wallahua’lam.

Posting Komentar

0 Komentar