Oleh
Ruruh Hapsari
Permintaan
maaf dari lima remaja kelas 9 SMP yang telah mengolok-olok penderitaan rakyat
P4l35t1n4 sudah meluncur dari mulut pelaku. Anak-anak itu mengungkapkan bahwa
mereka sangat menyesal atas apa yang mereka lakukan sebelumnya. Mereka sempat
menangis dan ketakutan juga memohon agar Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta
bisa membantu mereka, ujar Budi Awaluddin selaku Pelaksana Tugas (Plt) (republika.co.id, 12/6/2024).
Budi
menyatakan bahwa setelah dipanggil dan dimintai keterangan, kelima
remaja ini
menyatakan bahwa mereka mengaku
hanya bercanda dan tidak sengaja. Namun, celakanya
apa yang mereka ucapkan sengaja direkam dan disebar ke dunia maya.
Tidak
hanya itu, di dalam video yang telah beredar luas di media sosial,
diperlihatkan bahwa mereka memang dengan sengaja merekam dan dengan sadar
mengolok-olok dengan kata-kata, “Ini darah anak P4l35t1n4.”
P4l35t1n4
Hari Ini
Genosida
yang terjadi di P4l35t1n4 merupakan salah satu kezaliman terhadap umat Islam terbesar
abad ini. Setelah Oktober 2023 lalu, puluhan ribu rakyat sipil yang tidak
mengenal usia telah syahid, ribuan pasien yang terlantar di rumah sakit yang
tidak lagi bisa menampung mereka. Belum lagi kondisi ribuan warga yang menjadi
tahanan dan diperlakukan sangat tidak manusiawi.
Bukan
itu saja, bom-bom yang telah dimuntahkan oleh I5r43l ke jalur G4z4 selama
beberapa bulan terakhir kabarnya mengalahkan kebrutalan saat Perang Dunia 2.
Euro Med, Lembaga Pemantau Hak Asasi Manusia memprediksi bahwa I5r43l telah
menjatuhkan sekitar 70.000 ton bom ke jalur G4z4 pada agresi 7 Oktober 2023
lalu.
Euro
Med kemudian membandingkan dengan bom yang telah dijatuhkan Jerman pada Perang
Dunia 2. Tercatat bahwa Jerman telah menjatuhkan sekitar 18.300 ton bom ke
London saat Operasi Blitz (1940-1941). Sedangkan saat pihak sekutu membalas
serangan Jerman ke kota Hamburg, sekutu menggunakan 8.500 ton bom, kemudian di Desa
Dresden, Jerman, bom tambahan juga dijatuhkan sekitar 3.900 ton
(cnnindonesia.com, 11/6/2024).
Peduli
Genosida
di bumi Al-Quds merupakan peristiwa pelanggaran HAM luar biasa. Nyawa manusia
tidak bisa disamakan dengan nyawa mahluk hidup lainnya. Dari apa yang telah
terjadi selama puluhan tahun yang terjadi di P4l35t1n4 dimulai dari pengusiran
besar-besaran yang dikenal dengan peristiwa ‘Nakba’ hingga pembantaian di Rafah
sampai hari ini, tentu membuat manusia yang mempunyai hati nurani dan berakal
tidak sanggup untuk menerima dan mendengar kondisi yang demikian.
Islam
sangat menghargai nyawa manusia walaupun satu jiwa saja. Allah Swt. berfirman,
"Jangan
sekali-kali kamu mengira, Allah akan melupakan tindakan yang dilakukan orang
dzalim. Sesungguhnya Allah menunda hukuman mereka sampai hari yang pada waktu
itu mata (mereka) terbelalak (karena melihat adzab).” (QS Ibrahim: 42)
Selain itu Rasulullah saw. pernah
bersabda, “Hilangnya dunia lebih ringan bagi Allah Swt. dibandingkan
terbunuhnya seorang mukmin tanpa hak.” (HR Nasai). Apalagi saat ini yang hilang
bukan hanya satu jiwa namun ratusan dan yang masih hidup pun sedang tidak dalam
keadaan baik-baik saja.
Sehingga
wajar bila suara penolakan agresi militer yang dilakukan oleh I5r43l ini
bersumber dari banyak kalangan bukan hanya dari negeri muslim saja. Belakangan
bayak kampus ternama di Amerika mengadakan protes dengan mendirikan tenda di
kampus mereka untuk menyuarakan aktivitas genosida diakhiri. Dengan perbuatan
itu, ribuan dari mahasiswa ditangkap oleh yang berwajib. Kemudian aksi yang
sama juga dilakukan oleh mahasiswa di daratan Eropa.
Padahal
bila dilihat dari latar belakang, mereka jelas notabene bukan dari umat muslim
dan lahir di negara kapitalis. Namun, mereka punya hati untuk merasakan dan
mata untuk melihat, bagaimana kepedihan yang dirasakan oleh warga yang
teraniaya.
Termasuk
aksi boikot terhadap produk-produk multinasional yang terafilisi dengan I5r43l
dan turut ikut serta mendukung genosida pun merupakan perlakuan penolakan
terhadap tindakan keji tersebut. Bukan hanya di Indonesia, Gerakan ini juga
dilakukan di seluruh dunia yang dikenal dengan Gerakan BDS (Boycott, Divestment,
and Sanctions).
Miskin
Adab
Gerakan
yang massif di seluruh dunia ini makin hari makin bayak pendukungnya. Namun, sayang
ada saja manusia yang berpikiran bahwa aksi ini adalah gerakan antisemit dan
rasis, seperti yang dilontarkan oleh Permadi Arya alias Abu Janda.
Pun
para remaja SMP yang videonya viral saat mereka makan dan minum di restoran
cepat saji yang berafiliasi dengan produk I5r43l. Sambil mengolok-olok, “Ini
darah anak P4l35t1n4," meraka sengaja merekam aktivitasnya dan disebar ke
dunia maya. Walaupun saat ini mereka sudah meminta maaf, demikian jelas
kegiatan mereka miskin adab dan keji.
Bagaimana
mungkin aksi genosida dijadikan bahan olok-olokan sedang umat manusia di sana
sedang mengerang kesakitan dan meregang nyawa. Perbuatan yang tak patut
dilakukan dan diucapkan, apalagi mereka masih anak-anak yang masih dalam
bimbingan.
Pendidikan
Anak
Anak-anak
usia SMP sesungguhnya masih dalam bimbingan dan didikan lingkungannya, baik
orangtua, guru, juga teman-temannya. Didikan yang menebalkan iman dengan
mengajak berpikir tentang cipataan-Nya, membuat manusia merasa kecil
dibandingkan seluruh ciptaan-Nya yang lain seharusnya sudah mampu ter-ihsas akalnya.
Termasuk
rasa sayang terhadap mahluk ciptaan-Nya, apalagi manusia. Hal ini harus terus
dipupuk dan ditumbuh suburkan sehingga rasa peduli akan menancap dalam dada
tiap manusia dan tentunya hal ini dilandasi atas syariat. Demikian juga harus
ada kesinambungan orang tua di rumah, guru, dan teman-teman di sekolah. Bukan
justru difasilitasi dan didukung dalam perbuatan yang keji.
Selain
itu negara juga berperan agar manusia-manusia yang berpikiran picik tidak
selalu berkeliaran dan membuat onar, apalagi diberi panggung dan diviralkan.
Bukan kata maaf yang justru keluar, namun koreksi total atas pendidikan negeri
ini yang harus didahulukan.
Wallahu
'alam
0 Komentar