Oleh Rini Sarah
All Eyes lagi pada tertuju to Rafah, Sobi. Eyes
dari berbagai belahan dunia semuanya sedang memandang ke Rafah. Mata-mata itu
memancarkan kepedulian atas genosida yang tengah berlangsung hingga saat ini, Sobi.
Bayangkan, sudah
37.084 orang saudara kita disana syahid. Angka ini bisa jadi akan terus
bertambah, Sobi. Karena itu update-an pada tanggal 8 Juni 2024 pasca serangan entitas
Zionis Yahudi ke kamp pengungsi Nuseirat. Dalihnya sih mu bebasin sandera (www.kompas.com, 9/6/2024). Beuh... orang waras mana yang bebasin sandera sambil
bunuhin 274 orang di kamp pengungsian?!
Kondisi ini wajar
jika menyentuh rasa kemanusian warga dunia. Hingga mereka jatuh peduli kepada warga
Palestina yang tengah digenosida. Kepedulian ini memang harus diarahkan kepada
sesuatu yang jadi solusi hqq alias the real
solution yang bisa mengakhiri penderitaan saudara yang sedang dinista
dengan keji.
Solusi Hqq
Sobi, ibarat kata
rumah kita kemasukan maling. Trus tu maling ga tau diri beud, malah ngusir
kita. Trus, dia juga ambil harta bunuh ibu, bapak, ade, dan kakak kita. Ni maling enaknya diapain ya?
Dikata-katain ngarep nyalinya ciut? Atau malah kita berunding aja ma ni maling,
kita bagi dua rumahnya. Padahal ni maling modelannya ndablek, kepalanya sekeras
usaha emak mendidik anak-anaknya. Udah gitu ngeyelan pula ni maling. Ga bisa
dipegang omongannya. Diajak berunding bawaannya khianat ajaaa.
Nah, maling
itulah entitas Zionis Yahudi yang lagi ngegenosida saudara kita di Palestina. Dia adalah
penjajah yang udah ngerampas tanah Palestina dan sekarang dia melakukan
genosida.
Bahasa lembut ala
parenting Ibu Nikita Willy mah udah gak akan ngaruh ma dia. Emang kata Allah
juga mereka mah bangsa kera. Dalam QS al-baqarah: 65, Allah Swt. berfirman, "Sesungguhnya
telah kamu ketahui orang-orang yang melanggar diantaramu pada hari Sabtu, lalu
Kami berfirman kepada mereka: "Jadilah kamu kera yang hina."
Nah, sama Allah
aja mereka berani ngeyel palagi cuma ma PBB. Buktinya bejibun resolusi PBB ga
digubris ma dia. Don't care lah, selama Mamarika (AS) melindungi mah ni
bangsa kera teteup jumawa. Jadi, mereka ini memang ga kenal bahasa diplomasi.
Klo dengan
diplomasi dan hukum udah ga mempan ya udah gimana lagi, bahasa kekerasan emang udah yang paling
cocok. Mereka emang harus dibungkam oleh
pengerahan tentara. Tapiii bukan tentara yang diperintahkan untuk mengemban
misi perdamaian di bawah kontrol PBB ya. Tapi tentara yang terdapat semangat
jihad di setiap dadanya dan bertujuan untuk mengusir penjajah di bumi Al-Aqsho.
Sayang,
pengiriman tentara-tentara negeri muslim pe saat ini seperti tidak akan pernah
terjadi. Liat respon penguasa-penguasa negeri-negeri muslimnya kok adem-adem
aja ya. Kek, mimpi yang cenderung halu gitu ngarep mereka ngirim tentaranya
dalam misi mengenyahkan penjajah mah.
Karena mereka
emang udah ngerasa klo masalah Palestina bukan masalahnya. Itu mah urusan dalam
negeri Palestina. Hal ini bisa terjadi karena konsep negara bangsa yang lagi
dipake di seluruh dunia. Emang dalam konsep ini mah biar pun akidahnya sama klo
bukan senegara ya udah bukan sodara.
Agak laen emang
konsepnya. Kan sabda Rasul sesama muslim itu bersaudara. Masa kata negara
bangsa kok jadi orang asing macam tak kenal saja. Parah memang. Jadi bikin kaum
muslim
tercerai berai ga bersatu, lalu jadi kaum yang lemah bagai buih di lautan.
Nah, supaya kita
bisa bersatu lagi lalu kita bahu-membahu menolong saudaranya ya kita mau ga mau
harus tinggalkan konsep negara bangsa lalu kita kembali pada konsep negara
warisan baginda Rasulullah saw., yaitu Khilafah.
Khilafah ini yang
akan mempersatukan kaum muslim seluruh dunia. Lalu, khilafah juga yang akan
memobilisasi kekuatan kaum muslim dengan menyerukan jihad ke Palestina.
Sebagaimana dulu pas Khalifah Umar bin Khoththob membebaskan Palestina. Atau,
Shalahuddin Al Ayubbi yang juga pernah mengembalikan Palestina pasca direbut
lagi oleh kaum kafir. Insya Allah, jika khilafah kedua hadir kembali, Palestina
akan dibebaskan dari penjajahan dan menjadi negeri yang diberkati kembali.
Eyes become
Arm(ies)
Lalu-lalu, terus
gerakan dengan tagar #AllaeyestoRafah ga guna dong? Ya ga begitu juga kali Sobi. Tetap sangat berguna. Kita tetap harus
gaungkan tagar itu beserta konten-konten tentang Palestina guna mengedukasi
umat dan melawan propaganda Barat. Barat kan suka deny, bilang ga ada
genosida di Palestina. Isrewel mah cuma bela diri. Bela diri kok segitunya ya.
Udah gitu, dengan
terus mengopinikan dan bisa juga sampai ikut aksi damai turun ke jalan, kita
sebagai umat bisa memberikan tekanan politik pada penguasa biar menuhin
tuntutan-tuntutan aksinya. Asal tuntutan kita bener ya, tuntutan yang tadi bisa
jadi solusi hqq bagi persoalan Palestina. Ringkasnya sih, tuntutan itu
harus berisi permintaan kita agar mengobarkan jihad. Tapi klo dengan konsep
negara bangsa ga bisa, kita tuntut rakyat dan penguasa untuk menerapkan syariah
Islam dan menegakkan khilafah. Karena emang cuma khilafah yang akan mengobarkan
jihad dan mengirim tentara (armies) untuk bebaskan Palestina. Ini yang disebut
ketika eyes (kepedulian) turn to arm(ies). Semangat!!!
0 Komentar