Wujudkan Kota Bogor Sebagai Baldatun Thoyyibatun Warobbun Ghofur



Oleh : Siti Rima Sarinah

 

Kota Bogor yang dikenal sebagai kota hujan adalah kota yang memiliki panorama alam yang sangat indah, merupakan karunia dan anugerah yang telah diberikan oleh Allah Swt. Tak terasa Hari Jadi Bogor (HJB) telah memasuki usia ke-542 sekaligus menjadi hajatan masyarakat Kota Bogor. Hal ini menandakan Pemkot Bogor dan DPRD Kota Bogor telah banyak bebenah untuk warganya. Tidak dipungkiri banyak perkembangan pembangunan yang sangat pesat telah dilakukan oleh Pemkot Bogor.

Ketua DPRD Kota Bogor, Atang Trisnanto mengatakan perayaan HJB ke-542 menjadi bahan refleksi bagi DPRD dan Pemerintahan Kota Bogor yang masih harus diperbaiki dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat Kota Bogor. Adapun beberapa hal yang harus mendapatkan perhatian khusus di antaranya adalah persoalan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), pendidikan, ekonomi, dan kebersihan.  (wartakotalive.com,05/06/2024)

Tidak dipungkiri empat permasalahan ini memang masih menjadi PR yang harus segera mendapatkan solusi terbaik. Kisruh persoalan PPDB yang terjadi hampir setiap tahun mengakibatkan orang tua dan siswa kesulitan mendapatkan sekolah karena terhalang sistem zonasi. Hal ini menimbulkan polarisasi antara sekolah favorit dan sekolah pinggiran serta memunculkan kasta dalam dunia pendidikan. Dengan adanya kebijakan ini maka tidak semua peserta didik dapat merasakan pendidikan yang berkualitas.

Persoalan PPDB tak lepas dari kurangnya fasilitas sekolah yang ada di Kota Bogor. Sekolah negeri yang kerap kali menjadi sekolah favorit paling diminati oleh orang tua dan siswa. Selain biaya yang murah, siswa juga bisa mendapatkan kualitas pendidikan yang memadai dan fasilitas sekolah yang mendukung. Pada akhirnya tidak semua siswa bisa masuk ke sekolah yang diinginkan dan terpaksa mengenyam pendidikan di sekolah dengan kualitas dan fasilitas yang apa adanya. Seharusnya pemerintah membangun gedung-gedung sekolah dan fasilitas yang lengkap sesuai yang dibutuhkan oleh masyarakat, termasuk tenaga pendidik yang cukup agar setiap anak didik mendapatkan pendidikan dengan kualitas terbaik secara merata. Jika hal ini tidak dipenuhi oleh pemerintah, maka persoalan pendidikan di negeri ini tidak akan pernah menemui jalan keluarnya. 

Persoalan ekonomi juga sangat berkaitan dengan pendidikan. Sehingga sudah menjadi rahasia umum bahwa orang pintar hanya berlaku untuk orang yang punya uang. Sedangkan orang miskin harus rela dalam kebodohan karena tidak mampu membayar sekolah. Perekonomian masyarakat yang semakin hari semakin terpuruk, sedangkan kebutuhan akan pendidikan, kesehatan, dan kebutuhan hidup lainnya tidaklah murah. Di sisi lain sulitnya mendapatkan pekerjaan dan maraknya gelombang PHK membuat masyarakat semakin sulit untuk bertahan hidup.

Walaupun pemerintah seringkali mengopinikan dengan masuknya investasi akan membuka peluang lapangan pekerjaan yang seluas-luasnya, nyatanya hal ini hanyalah lip service belaka. Karena pada faktanya, masuknya investasi juga berarti berkurangnya lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Masyarakat harus mampu bersaing dengan tenaga kerja asing yang dengan mudahnya mereka mendapatkan karpet merah memperoleh pekerjaan dengan gaji yang sangat fantastis. Sedangkan masyarakat pribumi hanya bisa gigit jari dan memilih untuk mengadu nasib ke luar negeri untuk mencari sesuap nasi. Sungguh miris, Indonesia negeri yang kaya tetapi perekonomian masyarakat sangat jauh dari kata sejahtera.

Dalam hal kebersihan, Kota Bogor yang terkenal dengan keindahan alamnya, namun kebersihan juga masih menjadi persoalan utama. Kota ini sering terjadi banjir tatkala hujan turun akibat banyak sampah yang dibuang di sungai/kali. Kurangnya kesadaran masyarakat akan hidup bersih dan sehat, seharusnya menjadi tugas pemerintah untuk mewujudkan kota yang bersih dan memberikan fasilitas kebersihan sembari menyadarkan masyarakat akan kebersihan. Sehingga kebersihan kota dan lingkungan masyarakat bukan hanya diupayakan untuk mendapatkan piala Adipura semata.

Sejatinya empat persoalan yang dihadapi Kota Bogor tak lepas dari sistem aturan yang diterapkan di negeri ini. Seperti yang kita ketahui bahwa sistem kapitalis sekuler merupakan buah karya akal manusia yang lemah dan terbatas, yang dengan sombongnya berani mengganti hukum pemilik alam semesta dan seisinya. Walhasil, yang terjadi tentunya adalah kerusakan dan munculnya berbagai persoalan kehidupan yang tak kunjung usai. Karena kapitalis sekuler memandang urusan manusia hanya dari sudut pandang materi, maka wajarlah sistem ini telah sukses menciptakan kesenjangan ekonomi dan kesenjangan sosial di tengah masyarakat.

Oleh karena itu, untuk mewujudkan Kota Bogor sebagai kota yang diberikan keindahan dan anugerah yang luar biasa dari Allah Swt., harus membuang sistem kapitalis sekuler dan menggantinya dengan sistem Islam yang berasal dari sang pencipta manusia, alam semesta dan seisinya. Agar kota Bogor menjadi kota baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur, yaitu sebuah karakteristik gambaran suatu negeri yang penuh dengan kemakmuran dan berlimpah ampunan Allah azza wa jalla.

Sebuah negeri yang baik, kehidupan masyarakatnya juga baik. Kebutuhan hidupnya terpenuhi, keamanannya terjaga, dan masyarakatnya jauh dari sikap permusuhan dan saling membenci. Masyarakatnya saling empati dan saling memaafkan, dengan itu ampunan Allah Swt. tercurah kepada mereka. Allah Swt. berfirman, "Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi” (TQS Al’Araf : 96).  

Maka hanya ada satu cara untuk menjadikan Kota Bogor dan wilayah di muka bumi ini menjadii negeri yang memiliki ciri baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur. Yakni selayaknya kita berusaha keras untuk mengubah kondisi rusak akibat penerapan sistem kapitali sekuler, menjadi negeri yang sesuai dengan sistem tuntunan Allah Swt., dengan menerapkan syariat Islam di seluruh lini kehidupan. Maka persoalan pendidikan, ekonomi, lingkungan, dan semua persoalan kehidupan manusia lainnya akan terselesaikan secara tuntas. Karena pada hakikatnya, Islam ibarat obat yang menyembuhkan orang yang sakit menjadi sehat. Dan sudah sangat jelas bahwa hanya sistem Islam yang layak mengatur kehidupan umat manusia dalam bingkai khilafah.  Walahua'lam.

Posting Komentar

0 Komentar