Rini Sarah
Duar...! Tetiba display
timeline medsos kita kek berubah. Biasanya yang fyp kan yang
joget-joget, challenge-challenge yang most of un-faedah, short
mv or drakor, gosip artis, atau tutorial-tutorial. Lalu perubahannya
dimana? Sabar dong sabar jan ngegas dulu, Sobi.
Perubahannya
sekarang ada Reels yang kek membuat mindblowing gitu lho. Ternyata di tengah komen
miring klo anak bangsa kita yang dikenal barbar klo komen di medsos, atau show-show
yang nanggap orang-orang yang dilabeli bocah kosong, trus ada yang bilang juga
klo rata-rata IQ orang Indonesia itu 78, which is itu lebih rendah dari
IQ lumba-lumba yang 80, pokoknya hal yang nunjukin klo kita itu uneducated
well dah, iiiih ada lhooo terselip horang-horang pinterrrrrrr.
Siapa sih mereka?
Ya siapa lagi, yang keekspos di sana mah ya para peserta game show yang di-organize sese-star up pendidikan itu. Yup,
mereka adalah para peserta game show
Class of Champions (COC). Duh, asli pada pinter-pinter beeeet dah.
Game-nya itu kan
bolehlah dikatakan susah. Mungkin bagi mostly masyarakat mah kaya ga
mungkin dah bisa ngerjain. Tapi bagi Xaviera CS
mah udah kaya judul lagu SO7 "Mudah Saja" hehehe. Ni ya, ngitung ribuan angka, cuuz
ga pake lama. Nyusun 50 lebih kartu remi, gaasss ada yang bisa. Batlle
ngapalin lukisan plus info-infonya, trang tring trang tring aja itu bunyi bel
dan jawabannya bener. Belom yang maenan Cryptorythm yang kita mah baruuu
ngedenger dibantai abis juga.
Adududuudu kok
jadi insecure ya... hehehe ga pa pa sih ngerasa insecure. Tapi
respon rasa itu dengan baik yes. Jan insecure lalu inferior.
Ngerasa lebih hina dari mereka. Lalu, diem di pojokan ngerenungin nasip sambil
nolep. Aah itu sih udah ga sehat. Sikap gitu mah udah ga jaman harusnya di era
revolusi industri 5.0 mah.
Lalu-lalu harus
gimana dong? Sikap yang paling bener sih... ya kita harus ada keyakinan dulu dong. Klo
mereka dan kita itu sama. Sama-sama makhluk Allah Swt. Mereka manusia, kita
juga. Mereka makan, kita juga iya. Mereka punya akal, laaa kita juga. Mereka
punya naluri-naluri, kita pun sama. Trus yang beda apa?
Bedanya ada di
aktivitas yang mereka lakukan di private or secret life-nya. Yang kita
liat mungkin Sandy sama aja kek remaja laen yang Kpopers di medsosnya. Tapi,
pas dia belajar mah ga diaplod di media. Cuma ketauan pas dia ngobrol aja sama
Bang Densu di Podcastnya. Klo dia bisa sampe jam 5 pagi belajar di kampus, di perpus dari jam 10 pagi!
Dan berulang kek gitu. Atau klo dia mau ada kegiatan dia pe delete dulu
aplikasi medsosnya supaya ga kedistrak. Nah kita? Udah lakuin itu belom? Klo
belom ya mon maaf jadi genius ibarat Anggun
jadi duta sampo laen, Ngimpi!
Jadi ya klo mau
sepintar itu memang ga ada jalan laen selaen kudu belajar keras dan banyak.
Bagi kita umat Islam, selain kita mati-matian belajar ilmu sains dan teknologi
yang bisa memudahkan hidup, kita juga kudu serius mempelajari ilmu yang
menyelamatkan hidup, yaitu ilmu agama. Dalam hal ini, karena kita orang Islam,
kita perlu dalami ilmu Islam baik dari segi keilmuannya (tsaqofah) maupun
syariat-Nya.
Jadi jangan
setengah-setengah. Pinter, tapi ga sholat. Dapat beasiswa di mana-mana, tapi ke
mesjid absen aja. Pas ditanya niat wudhu, ngang ngong ngang ngong. Kan ga lucu.
Masa generasi Islam begitu. Generasi Islam mah harus paket lengkap. Selain
pinter sains dan teknologi, harus exfert juga dalam agama alias faqih
fiddin. Sekaligus itu ilmu yang didapet dia amalin trus dakwahin.
Aaah mana mungkin
ada yang sepaket lengkap itu ! Pasti ada neh yang terbersit mikir kaya gitu.
Soalnya ya emang fakta sekarang mah begitu. Para ilmuan nan pinter itu, mohon
maaf suka banyak yang awam dengan agama. Bahkan gak dikit yang atheis ya. Maka
dari itu, mari kita masuk ke mesin waktu. Kencengin seat belt kamu,
Sobi! Berangkaaaaaaat!!!
Kita mendarat di zaman ketika Islam
masih tegak sebagai pengatur kehidupan. Ketika Islam diterapkan oleh sebuah
negara yang bernama Khilafah. Pas zaman itu para ilmuan selain menguasai
berbagai ilmu sains, mereka juga ahli dalam ilmu agama.
Salah satunya
adalah Ibnu Khaldun. Beliau adalah seorang tokoh pemikir Islam yang sangat
terkenal tidak hanya dalam satu bidang. Lahir di Tunisia pada tahun 1332,
beliau tidak hanya ahli dalam ilmu sosial, tetapi juga menguasai ilmu lain,
seperti ilmu kalam, fiqih, dan ekonomi. Nah ilmu fiqih kan ilmu agama.
Klo kurang ni tak
kasi lagi. Ada ilmuan bernama Al Biruni. Abu Rayhan Muhammad Ibn Ahmad
al-Biruni, yang hidup antara 973 M sampai 1048 M. Sebagaimana lazimnya
anak-anak di masa itu, Al-Biruni sudah hafal Al-Qur’an sebelum balig. Tentu
saja dia juga belajar ilmu fikih dasar dan dia mempelajarinya dengan serius
sehingga pada saat berusia balig dia sudah mengenal semua syariat Islam yang
wajib diketahui dalam kehidupan sehari-hari. Dia memiliki kualitas seorang
alim. Dia lalu menekuni berbagai cabang ilmu sesuai minatnya. See udah
pinter Islam sejak dini.
Nah, dalam bidang
sains, Al Biruni ini ahli geografi dan astronomi. Beliau melahirkan karya
berjumlah total 146. Mencakup 35 buku tentang astronomi, 4 tentang astrolab
(alat navigasi), 23 tentang astrologi, 5 tentang kronologi (cara pendataan
temporal), 2 tentang pengukuran waktu, 9 tentang geografi, 10 tentang geodesi
dan teori pemetaan, 8 tentang aritmetika, 5 tentang geometri, 2 tentang
trigonometri, 2 tentang mekanika, 2 tentang kedokteran dan farmakologi, 1
tentang meteorologi, 2 tentang mineralogi, 4 tentang sejarah, 2 tentang India,
3 tentang agama dan filsafat, 16 tentang karya sastra, 2 tentang sihir, dan 9
tidak terklasifikasi. Wow banyak banget!
Sebenernya masih
banyak orang-orang pinter lain ketika Islam kafah diterapkan. Cuma klo ditulis
semua di sini, kepanjangan Sobi hehehe. Yang jelas untuk rame-rame jadi pinter dan
shalih itu bukan sesuatu yang gak mungkin. Asal kalean ada di habitat kehidupan
yang benar. Habitat yang kondusif buat kamu menjadi pinter dan shalih itu ya
cuma ketika syariat Islam itu hidup di tengah-tengah masyarakat alias diterapkan
oleh negara dan jadi aturan hidup masyarakat.
Klo Islam ga
diterapkan mah kaya sekarang, yang rame horang-horang dengan IQ 200 sekolam.
Karena pendidikan susah didapatkan. Mahal, Saaaaai. Trus, klo bisa pun jadinya
setengah-setengah itu tadi, pinter tapi ga shalih. Yang pinter plus shalih kek
spesies langka.
So, udah ya, kita
jadi punya PR yang mesti dikerjakan. Yaitu, selain belajar saintek lebih giat,
udah paling bener kita juga harus mulai ngaji Islam lebih intensif. Biar kita
tau cara menjadi taat, cara selamat dunia dan akhirat, lalu tau juga cara
mengembalikan kehidupan Islam ke tengah-tengah umat biar rame-rame masyarakat
jadi polymath (orang ahli dalam banyak bidang ilmu). Semangaaaaaaat!!!
0 Komentar