Maut yang Terjadi di Tanah Syam Tentu Berbeda Level dengan Judul Film Viral




#Reportase# Dalam pembukaannya, talkshow yang bertemakan "Diam Kita Adalah Maut", diputarlah video yang mengulas dan membandingkan antara maut yang berada dalam salah satu film layar lebar dan maut yang terjadi di Pl35t1n4. Bahwa maut yang terjadi di tanah para syuhada tentunya lebih mulia karena mereka tengah menjaga tanah ribath. 


Acara yang dilaksanakan pada ahad pagi di pertengahan Juli ini dihadiri oleh puluhan orang dari berbagai komunitas di sekitar Tangerang Selatan. Acara diawali dengan pekik “Isykariman Aumuth Syahidan” yang dipimpin oleh ustazah Theresia, sehingga semangat peserta dari awal acara pun sudah mulai memanas. Ustazah Fika komara juga berharap semangat dari peserta yang hadir bisa menyebar ke komunitas lainnya. 


Ustazah Teresia, melanjutkan bahwa maut dari keduanya sangat berbeda. Ia mengatakan bahwa film merupakan salah satu komunikasi masa yang sengaja dibuat oleh suatu sistem industri yang tujuannya adalah keuntungan. Sehingga maut yang terkait dengan judul film di atas hanya bertujuan untuk menarik masa saja walaupun genrenya adalah film religi namun tidak bermaksud untuk mensyiarkan Islam, bahkan banyak terdapat framing buruk terhadap syariat. 


Lalu, ustazah Fika memberikan gambaran bahwa kualitas masyarakat negeri ini mempunyai jarak dengan warga Palestina baik fisik maupun kualitas. Terkait dengan film yang sedang viral justru banyak pendangkalan aqidah dan merusak konsep kehidupan berkeluarga. 


Maka, harus ada yang memberikan konter pada umat bahwa dalam Islam juga mempunyai aturan agar kerusakan tersebut tidak terjadi. Bukan hanya dari syariat tetapi juga bangunan konsepnya. Bahwa konsep ‘rumah’ harus dipahami bukan hanya dari keluarga juga penguasa.


Berbeda lagi dengan rumah yang dipunyai oleh warga P4l5t1n4, jangankan rumah, dirinya sendiri saja sudah harus terus berpindah-pindah demi berlindung dari buruan senjata dan bom yang selalu diarahkan pada mereka. Hard power inilah yang memang sengaja dilakukan oleh kaum kufar untuk menghadapi kaum muslim yang beraqidah kuat. 


Hal ini karena penjajahan berawal dari konsep, ujar ustazah Fika. Kemudian, disebarkan ke dunia Islam dengan kemasan yang baik. Sehingga umat Islam harus bisa peka terhadap masalah berat. Sehingga obat yang diberikan pun harus tepat.


Menurut ustazah Fika, negeri Syam merupakan barometer dari umat muslim dunia. Sehingga wajar bila menghadapi mereka tidak bisa dengan manipulasi atau dengan gerakan abu-abu, kaum muslim yang justru berpihak pada Z10n15. 


Lalu juga ustazah Fika mengingatkan bahwa dalam haji Wada terdapat medan politik, yaitu   pentingnya menjaga darah, harta, dan kehormatan umat muslim yang semua terjadi pada wilayah konflik terutama di G4z4. Terakhir beliau juga mengingatkan bahwa umat butuh junah (pelindung) yang seharusnya melindungi hak hidup umat dari ancaman pihak yang selalu merongrong kaum muslim dalam segala hal. Wallahu’alam.[](RH)

Posting Komentar

0 Komentar