Hukum Jahiliyah




Siti Rima Sarinah


Allah Swt. menciptakan manusia dengan bentuk yang sangat sempurna beserta aturan yang menjadi petunjuk dalam menjalani kehidupan. Manusia diberikan aturan oleh Allah Swt. sebab manusia merupakan makhluk yang memiliki kelemahan, kekurangan, dan keterbatasan sehingga ia tidak mampu mengatur dirinya sendiri. Begitu sayangnya Allah kepada manusia dengan memberikannya seperangkat aturan untuk menjaganya, agar tidak terjerumus kepada jalan kesesatan dan kegelapan. 

Apabila manusia berusaha mengatur atau membuat aturan untuk dirinya, maka yang terjadi adalah kerusakan yang menimbulkan malapetaka yang tidak pernah berujung. Allah Swt. berfirman, ”Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki, dan hukum siapakah yang lebih baik daripada (hukum)  Allah bagi orang-orang yang yakin?” (TQS Al Maidah: 50). 

Ayat di atas telah menegaskan bahwa hukum Allah adalah hukum yang terbaik bagi manusia, sedangkan hukum jahiliyah adalah hukum buatan manusia dengan kesombongannya berusaha membuat hukum padahal ia memiliki banyak kekurangan dan kelemahan. 

Tidak dipungkiri, dalam kehidupan hari ini tanpa disadari kita telah menjadikan hukum jahiliyah sebagai aturan kehidupan. Hukum Allah banyak diabaikan, dan diganti dengan hukum buatan manusia. Kita lihat dalam berekonomi memakai hukum riba.  Dalam pergaulan tak mengenal batas dan budaya seks bebas menjadi gaya hidup. Dalam berpolitik, kekuasaan menjadi ajang yang diperebutkan untuk mendapatkan harta, tahta, dan kekuasaan. Mereka mengatakan ingin memperjuangkan nasib rakyat, tetapi kebijakan yang mereka buat menjadikan rakyat semakin sengsara. Harta milik umat diserahkan kepada asing dan aseng, sedangkan negara sibuk mengumpulkan uang receh dengan menarik pajak yang mencekik rakyat.

Penerapan sistem jahiliyah ini membuat negeri kita yang kaya raya terlilit dengan utang yang semakin hari semakin menggunung. Rakyat dipaksa untuk membayar pajak, padahal utang tersebut bukan digunakan untuk kepentingan rakyat, melainkan untuk kepentingan para pemangku kekuasaan. Pada akhirnya rakyat kesulitan mencari sumber penghasilan, gelombang PHK terjadi di mana-mana, mengakibatkan kehidupan ekonomi rakyat semakin terpuruk. Ada yang terpaksa harus mencari kerja ke negara lain demi mendapatkan kehidupan yang layak, sementara serbuan tenaga kerja asing masuk dengan leluasa dan mendapatkan gaji yang sangat fantastis.

Sungguh miris, negeri yang kaya raya dengan kekayaan alam yang melimpah ruah, tetapi rakyatnya hidup dalam kubangan kemiskinan. Tak sedikitpun rakyat merasakan kekayaan alam negerinya, karena kesehatan, pendidikan, keamanan, air, listik, dan kebutuhan rakyat lainnya harus dibayar dengan mahal untuk mendapatkannya. Jika tidak mampu, maka jangan berharap kebutuhan tersebut akan dirasakan rakyat, yang seharusnya memperoleh kebutuhan tersebut dengan gratis. 

Semua ini terjadi diakibatkan manusia yang dengan sombongnya mengabaikan hukum Allah, dan  menggantikannya dengan hukum buatannya yang lemah dan serba kurang. Walhasil, yang terjadi adalah masalah muncul bertubi-tubi tak pernah ada habisnya.  Kehidupan umat manusia selalu diliputi dengan rasa yang tak pernah puas karena manusia berjalan sesuai dengan hawa nafsunya yang terlihat jelas dalam aturan yang dibuatnya. Potret hukum rimba tampak nyata di mana si kaya bebas mengambil apa saja yang dia inginkan dan merampas milik orang lain tanpa ada rasa bersalah sedikitpun. Sedang rakyat yang miskin semakin dibuat miskin dan tidak berdaya. Tidak ada keadilan dan sejahtera, yang tampak hanyalah kezaliman penguasa dan kemiskinan yang diakibatkan oleh keserakahan segelintir orang.

Sistem jahiliyah jika terus dibiarkan tentu membuat umat manusia perlahan tapi pasti takkan pernah keluar dari jurang penderitaan dan kesengsaraan. Oleh karena itu, sudah saat ini kita bangkit untuk menyadarkan seluruh umat muslim bahwa sistem yang layak hadir di kehidupan kita hanyalah sistem buatan Allah yang Maha Sempurna. Pada hakikatnya manusia diciptakan oleh Allah, maka sudah sewajarnya hukum yang diambil adalah hukum yang berasal dari Penciptanya, bukan yang lain. Hukum Allah menjadikan hidup manusia menjadi lebih bermakna, sebab manusia memahami hakikat penciptaannya di dunia. 

Islam bukanlah hanya sebagai sebuah agama seperti agama-agama terdahulu, melainkan Islam yang berisikan hukum Allah yang paripurna dengan  akidah sebagai landasan dalam berpikir dan berbuat. Sehingga setiap muslim senantiasa menghadirkan akidah dalam setiap aktivitasnya. Dengan merubah cara pandang tentang kehidupan untuk mengumpulkan bekal sebanyak-banyaknya bukan untuk menjadi budak materi yang selalu haus kekuasaan dengan menghalalkan segala cara.

Setiap muslim harus menyadari bahwa kehidupan dunia hanyalah sementara, karena kehidupan abadi yang sesungguhnya adalah kehidupan akhirat. Di kehidupan tersebut kita akan memanen hasil dari amal perbuatan yang telah kita  di dunia. Apabila selama di dunia kita banyak beramal salih, belajar, memahami dan mengamalkan, serta mendakwahkan Islam, maka kita dapat kompensasi sesuai dengan amal kita yaitu menjadi penghuni Jannah-Nya. Sebaliknya apabila selama dunia kita banyak mengabaikan dan mencampakkan hukum-hukum-Nya, maka kita pun akan mendapatkan balasan setimpal dengan yang kita lakukan yaitu menjadi penghuni  neraka.

Tentu kita sebagai seorang muslim terutama para pengemban agama Allah, untuk berupaya maksimal untuk memahamkan umat untuk kembali kepada hukum Islam dan meninggalkan hukum jahiliyah beserta keburukan yang terkandung di dalamnya. Jangan sampai kita termasuk golongan orang merugi karena mencampakkan hukum-hukumnya. Tetapi layakkah diri kita untuk menjadi golongan orang beruntung yang senantiasa berpegah teguh pada aturan-Nya. Wallahua’lam.

Posting Komentar

0 Komentar