Eksis Lewat Jalur Tawuran? No!




Rini Sarah

(Pemerhati Remaja)


#Remaja - Orang-orang sibuk antri Labubu, la bu-ibu di Bekasi justru harus menangis pilu. Ya mu gimana ga nangis, Sobi, anak-anak mereka ditemukan tewas ngambang di sungai. Kok anak-anak, emang banyak? Iya, ada 7 orang. Innalillahi wa inna ilaihi rojiuun. Kita turut berduka dan mendoakan ketujuh korban beserta orang-orang yang ditinggalkan.


Pada hari Minggu kuturut ayah ke kota... Salah...salah...salah! Ya maaf, kalo salah. Maksudnya, pada hari Minggu (22/9) tujuh remaja laki-laki tadi ditemukan tewas ngambang di Kali Bekasi. Menurut keterangan polisi, mereka sengaja nyebur ke kali buat nyelametin diri dari patroli polisi. Mereka diduga memang mau tawuran. Ketauan kaaan, karena sebelumnya mereka bikin live IG (Instagram) gitu. Misery fact-nya, sebelum kejadian nahas itu terjadi, mereka ngumpul dulu di sebuah rumah dan nenggak minuman keras (CNNIndonesia.com, 26/9/2024). Hmmm lagi-lagi tawuran.


Hidup di Negara yang Salah?


Iya sih, kita tahu banget, kalo kamu yang remaja itu emang sedang dalam kondisi prima. Kalian kan emang lagi hidup pada sebuah masa yang disebut Al-Qur'an dengan masa kekuatan dalam dua kelemahan. “Allahlah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.” (QS ar-Rum: 54)


Ibarat kata masa remaja itu masa pas lagi strong-strong-nya, baik fisik maupun akal. Udah gitu, emosi memang belum matang sempurna. So, kalian jadi gak ada takutnya. Nah, kalo bayi dan anak-anak kan masih cemen lah ya. Secara kekuatan akal dan fisik belum berkembang. Trus kalo masa tua, itu masa manusia kembali jadi lemah, lemah fisik, akal juga udah mulai pikun. 


Masa lagi strong-strong-nya kawin sama masa pencarian jati diri ini emang bikin kalian jadi senang meng-explore anything. Pen segala dicobain. Berharap kamu bisa eksis karena itu. Tapi ya jangan juga kali kalian milih eksis lewat jalur tawuran. Selama ini belum ada orang digelari Pahlawan Tawuran...kan? 


Tawuran itu aktivitas sia-sia. Karena gak datangin pahala. Allah melarang kita saling melukai dan menumpahkan darah tanpa hak, apalagi sesama muslim. Kalau emang gak tahan untuk bertarung, medan perangmu bukan di sana, Bro! Medan perang kaum muslim itu di medan jihad. Kaya Khalid bin Walid itu loh, jihad.


Khalid bin Walid adalah seorang jenderal besar yang telah membawa pasukan Islam memenangkan berbagai pertempuran. Beberapa di antaranya adalah Perang Mu'tah (629 M); Penaklukan Mekah (630 M); Perang Hunain (630 M) melawan suku Hawazin; Perang Yarmuk (636 M) melawan kekaisaran Bizantium; serta Penaklukan Persia dalam Pertempuran Walaja dan Pertempuran Ullais. Oleh sebab itu, Rasulullah saw. menggelarinya “Pedang Allah yang Terhunus” (Sayfullah al-Maslul) setelah Khalid bin Walid membuktikan kehebatannya dalam perang Mu’tah. Nah, ini baru jalur eksis yang mantap abis.


Etapi lupa, kita dan Khalid emang beda. Khalid hidup di sebuah negara yang semua urusannya, termasuk pendidikan pemuda, diatur oleh Islam. Lha kita? Paham sekuler dan kapitalisme yang ngasuh. Hasilnya? Ya begitu tadi. Kehidupan kita jauh dari kendali agama. Sekularisme memang ide memisahkan agama dari kehidupan. Jika agama dijauhkan dari kehidupan, nanti manusia akan mengikuti hawa nafsunya saja. Pilihan-pilihan hidupnya hanya didasari oleh kesenangan saja. Sedangkan, kapitalisme membuat manusia jadi gak bisa dengan mudah akses pendidikan. Malah, pendidikan pun jadi lahan untuk cari cuan. Pendidikan jadi mahal, gak terjangkau. Lalu makin banyaklah uneducated people. Hasilnya, populasi manusia yang berperilaku 'ajaib' makin meningkat aja


Sampe sini, apakah kalian mulai berpikir bahwa kita hidup di negara yang salah? Sebenarnya secara kita hidup di sebuah wilayah mah ya gak salah. Cuma sistem kehidupan yang dipake ngurus rakyatnya yang salah. Itu aja. 


Remaja dalam Naungan Islam


Well, tenang aja. Bukan berarti kita gak bisa, Yura. #eeeh. Kita bisa kaya Khalid bin Walid. Kita bisa kok mewujudkan suatu sistem bernegara yang dulu ngasuh Khalid bin Walid. Beliau jadi sekeren itu. Asalkan kita mau berjuang. Berjuang untuk mengerti seperti apa perubahan yang diinginkan, serta bagaimana mewujudkannya. Klo ini sih memang gak bisa dipelajari di sekolahan, kalian harus mengkaji bersama kelompok dakwah yang ngebahas ini. 


Nah, sebagai sedikit gambaran tentang pengurusan remaja dalam negara yang menaungi Khalid dulu, aku ceritain ya. Pada zaman itu, Rasulullah saw. masih ada. Beliau saw. benar-benar serius membina dan memetakan potensi pemuda. Saat itu beliau bukan hanya sebagai Rasul, melainkan juga kepala negara Islam. 


Waktu itu  Rasulullah saw. membina secara intensif sahabat-sahabat muda hingga menjadi sosok-sosok berkepribadian tinggi, meskipun usia mereka masih belia. Bayar? Oh tentu tidak. Pendidikan, kesehatan, dan keamanan dijamin oleh negara. Hasil pembinaanya? Lihatlah Ali bin Abi Thalib, putra paman Nabi. Ali masuk ke dalam Islam dalam usia belia. Beliau tidak diragukan lagi kesalihan, kecerdasan, dan pengetahuannya akan agama Islam. Lalu, beliau juga pemberani. Terbukti, Ali bin Thalib berhasil memenangkan duel perang tanding mengalahkan Syaibah bin Abi Rabi’ah sewaktu perang Badar yang menjadi titik tolak kemenangan pertama dalam sejarah Islam.


Ini ketika di zaman Rasulullah, sepeninggal Rasulullah pun masih banyak sosok-sosok pemuda penakluk lahir di tangan para khalifah penerus Rasulullah. Sebut saja sosok-sosok yang sangat terkenal hingga saat ini. Shalahuddin al-Ayubbi, pembebas al-Quds. Sultan Muhammad Al-Fatih, penakluk Konstantinopel, hingga Muhammad bin Abdul Qosim, Sang Penakluk India. Mereka semua adalah sosok-sosok muda, even Muhammad bin Abdul Qosim membebaskan India pada usia 17 tahun.


Udah dulu ya ceritanya. Semoga cerita ini berkesan hingga terbawa dalam mimpi besar kalian. Bahwa suatu saat nanti kalianlah yang akan meneruskan tradisi “Yang Muda, Yang Membebaskan/Menaklukkan”. Aamiin.

Posting Komentar

0 Komentar