Titin Kartini
(Aktivis Dakwah)
#Bogor - Ribuan penggemar Jejepangan atau budaya Jepang, berbondong-bondong datang ke Bogor Nation Matsuri 2024. Kegiatan yang di gelar di Boxies 123 Mall, pada hari Minggu (8/9/2024), menghadirkan banyak acara bertema Jepang. Dalam kegiatan ini banyak ditampilkan budaya Jepang mulai dari cosplayer, penampilan idola J-Pop, dan acara Jejepangan lainnya. Head of Event, Denis Zildjian Sastradinata mengatakan bahwa kegiatan bagi penggemar Jejepangan ini digelar oleh Dreamers.id yang berkolaborasi dengan Boxies 123 Mall dan berbagai komunitas hingga perusahaan.
Ini merupakan salah satu event Jejepangan terbesar yang pernah digelar di Kota Bogor dengan ribuan pengunjung. Acara ini pun menghadirkan sejumlah guest artist serta berbagai booth aksesoris khas Jepang. Kegiatan ini digelar di dua panggung berbeda di Mall Boxies. Dua tempat ini mengadakan dua agenda yang berbeda pula yaitu acara komunitas serta penampilan cosplay dan idola. Pengunjung bisa bebas memilih ingin melihat yang mana hanya dengan membayar tiket Rp20 ribu. (radarbogor.jawapos.com, 9/9/2024)
Apa yang kita rasakan sebagai umat muslim ketika melihat fenomena tersebut? Sedih, bukan? Mengapa kita harus bersedih, bukan bangga, melihat para remaja dengan antusiasnya mengikuti perhelatan tersebut?
Kita perlu kembali pada sejarah ketika Jepang pernah menjajah negeri ini dengan kejamnya. Malah budayanya justru dilestarikan. Lebih miris lagi, budaya tersebut dikagumi dan menjadi kiblat generasi bangsa saat ini. Mereka rela merogoh kocek yang tentunya tidak sedikit untuk menunjang acara tersebut, seperti memakai cosplayer ala anime Jepang lengkap dengan wig dan segala aksesorisnya. Para fans fanatik dapat dipastikan mereka mengikuti budaya-budaya masyarakat yang banyak bertentangan dengan Islam.
Sayangnya, negeri yang mayoritas muslim terbesar di dunia ini tak dapat mencegah hadirnya budaya kaum kafir meski bertentangan dengan aturan agama mayoritas rakyat. Atas nama kebebasan yang berpangkal pada keuntungan, negara melegalkan segala bentuk kemaksiatan, termasuk budaya bangsa yang telah menorehkan luka pada negeri dan bangsa ini. Sekularisme dan liberalisme menjadi asas dan acuan dalam setiap perbuatan dan kebijakan negara. Bahkan keuntungan materi menjadi tujuan pencapaian yang diagungkan dalam sistem kapitalisme. Semua ilmu pengetahuan, budaya, dan apa pun yang dapat menodai bahkan merenggut akidah umat muslim, seolah tak menjadi soal selama keuntungan setinggi mungkin dapat diraih para kapitalis yang didukung penguasa negeri. Tentu hal ini tak dapat dibiarkan. Kita tak rela generasi muslim berkiblat pada budaya kaum kafir. Betapa kita rindu akan hadirnya negara yang mampu melindungi akidah umat, tetapi semua mustahil terjadi dalam sistem kapitalisme.
Rasulullah saw. dan para sahabat sangat menjaga agar akidah umat tak ternodai dengan apa pun. Negara Islam saat itu (dengan sistem Khilafah) begitu membentengi hal tersebut. Sistem Islam (Khilafah) menutup keran-keran dari hulu hingga hilir masuknya budaya kaum kafir yang dapat merusak akidah umat. Negara hadir dan tegas memfilter segala macam bentuk pemikiran maupun budaya asing yang dapat merusak akidah umat, terutama kaum remaja menjadi prioritas utama karena di tangan merekalah tongkat estafet kepemimpinan umat berikutnya.
Allah Swt. telah mengingatkan kita dalam firmannya QS al-Jatsiyat: 18, ‘’Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama itu), maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui.’’ Rasulullah saw. pun bersabda, ‘’Barangsiapa menyerupai suatu kaum, makai ia termasuk di antara mereka.’’ (HR Ahmad dan Abu Daud)
Dari firman Allah Swt. dan hadis Rasulullah saw. di atas, tentu kita dapat mengambil kesimpulan ketidakridaan Allah dan Rasul-Nya ketika umat muslim mengikuti ritual maupun budaya kaum kafir.
Sungguh, Islam mempunyai aturan yang lengkap, sempurna, dan paripurna termasuk budaya yang dapat membangkitkan dan menjaga akidah umat. Kita perlu mengajarkan dan menjelaskan pada generasi muslim bahwa yang patut menjadi idola mereka hanyalah Rasulullah saw. saja, karena hanya beliau suri tauladan yang patut dan harus dicontoh, serta menjadikan Islam sebagai kiblat kaum muslim. Kaum muslim juga mempunyai sosok-sosok yang pantas untuk dikagumi yaitu sahabat-sahabat Rasulullah saw.. Tentunya ini menjadi PR besar para pengemban dakwah untuk mengajarkan dan mengajak generasi muda agar menjadikan Rasulullah saw. dan para sahabat sebagai idola mereka yang berakhlak mulia.
Alhasil, kembalinya generasi muslim dengan akidah yang kuat hanya akan terwujud dengan diterapkannya aturan Islam secara sempurna dan menyeluruh. Mari kita bersama-sama mewujudkan itu semua agar tak ada lagi budaya seperti Jejepangan yang merusak akidah kaum remaja muslim. Wallahualam.
0 Komentar