Rahasia di Balik Kesuksesan Abdurrahman bin Auf









Heni Ummu Faiz

(Ibu Pemerhati Umat)


#Sirah - Menemukan orang-orang kaya di sistem Islam tidaklah sulit. Tersebut sosok Abdurrahman bin Auf. Ia adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad saw. yang dikenal pekerja keras. Seorang pengusaha ulung dan termasuk sahabat Rasulullah saw. yang paling kaya. 


Ia merupakan sahabat dalam delapan orang pertama yang masuk Islam dan juga dijamin masuk surga. Salah satu rahasia kesuksesan Abdurrahman bin Auf adalah menghindari yang haram dan syubhat (tidak jelas kehalalan dan keharamannya).


Dikisahkan ketika umat Islam hijrah ke Madinah pada tahun 622 M, Rasulullah saw. yang mulia mempersaudarakan antara kaum Muhajirin dengan Anshar. Menciptakan kerukunan dan menghindari ketimpangan ekonomi merupakan tujuan utama Rasulullah saw. Sebab, mereka yang hijrah tidak membawa apa pun, hanyalah bekal keimanan dan ketaatan.  


Termasuk Abdurrahman bin Auf yang hijrah ke Madinah dan dipersaudarakan dengan Sa’ad bin Rabi yang merupakan orang terkaya dari kaum Anshar saat itu. Sa'ad dengan penuh rasa kasih sayang menerima kondisi Abdurrahman yang sudah jatuh miskin dan dianggap sebagai saudaranya. 


Di kaum Anshar aku adalah orang yang paling kaya, maka akan aku beri separuh hartaku untukmu," kata Sa’ad. Namun nyatanya, Abdurrahman bin Auf menolak tawaran tersebut karena ia tidak mau membebani saudaranya, ingin mandiri dan menikmati hasil kekayaan atas jerih payahnya. 


Abdurrahman senantiasa menunjukkan dirinya sebagai sosok pekerja keras, padahal dia tidak memiliki harta sepeser pun. Bukan hanya itu, Abdurrahman bin Auf tidak mau hidupnya menggantungkan diri kepada orang lain. Maka, ia bukan hanya berbisnis, tetapi sedekah sebagai bentuk beramal saleh. 


Hal ini dilakukan karena pernah mendengar nasihat Rasulullah saw. "Wahai Ibnu Auf, engkau termasuk golongan orang kaya dan engkau akan masuk surga dengan merangkak. Karena itu, pinjamkanlah kekayaan itu kepada Allah, agar Dia mempermudah langkahmu."


Abdurrahman bin Auf pun pernah berkata,  “Aku adalah orang terkaya di Makkah. Namun, justru semua itu membuatku takut.  Jangan-jangan hartaku sendiri yang akan menjerumuskanku.”


Sekalipun tidak memiliki harta sama sekali, lelaki Muhajirin itu masih menunjukkan pribadinya sebagai seorang pekerja keras. Abdurrahman bin Auf sosok yang sangat mandiri dan pantang menyerah walaupun kondisi serba terbatas. Selain etos kerja yang tinggi dan semangat ibadah yang istikamah, bersedekah menjadi salah satu cara amal jariah pelancar kesuksesan bisnisnya.


Oleh karenanya, sang pebisnis ini pun terus menggencarkan sedekah, manakala mendapatkan nasihat bahwa orang-orang kaya termasuk dirinya akan masuk surga secara merangkak. Disebutkan bahwa dia harus memberikan pinjaman kepada Allah agar kedua kakinya terlepas. 


Setelah itu, Abdurrahman pun berucap, “Aku berjuang untuk bisa agar tetap masuk ke surga dengan berdiri." Semua gandum dan pelana unta miliknya ia sedekahkan untuk didermakan di jalan Allah (Muhibuddin ath-Thabari, Ar-Riyadhun Nadhrah fi Manaqibil ‘Asyrah, tanpa tahun: juz IV, halaman 305).


Menurut sejarawan muslim Jawwad Ali, kedermawanan Abdurrahman bin Auf ini begitu masyhur. Menurutnya, Abdurrahman bin Auf sepenuh hati menyedekahkan setengah hartanya. Sebanyak 40.000 dinar pernah ia sedekahkan, 500 ekor kuda ia relakan, 500 kendaraan untuk keperluan ia tunaikan untuk keperluan perang, dan 30.000 hamba sahaya yang merdeka di tangannya. Selain itu, masih banyak lagi kisah kemurahan hatinya.


Dikisahkan pula dia pernah bersedekah kepada seluruh tentara muslim yang masih hidup dalam Perang Badar. Masing-masing diberi 400 dinar yang saat itu jumlah mereka adalah 100 orang. Wasilah harta yang begitu banyak tersebut adalah dari hasil kerja kerasnya berdagang (Jawwad Ali, Al-Mufashshal fi Tarikhil ‘Arab Qablal Islam, tanpa tahun: juz XIII, halaman 311).


Kisah sukses Abdurrahman bin Auf patut menjadi teladan bagi kita di masa sekarang. Jika mengharapkan kesuksesan tentu harus menjauhkan diri dari perkara haram dan syubhat. Jika hidup senantiasa menjalankan syariat Islam, maka pertolongan Allah pun akan dekat. Sosok seperti Abdurrahman bin Auf di masa kekhilafahan sangat banyak karena kesuksesan pengusaha ditunjang oleh negara Islam kafah, bukan yang lain. Wallahualam bissawab.





Posting Komentar

0 Komentar