Taat kepada Allah: Hadirkan Ketenteraman

 



#Reportase – Di tengah gempuran problematika hidup yang melanda, manusia membutuhkan pemahaman yang sahih tentang kehidupan. Beragam persoalan menghimpit, mulai dari ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial, dan lain sebagainya. Wajar, tatkala itu manusia merasa tidak tenteram. 


Sebagai seorang muslim, sepatutnyalah tetap berupaya menghadapi berbagai persoalan hidup dengan sabar, ikhlas, dan terus mencari solusi terhadap setiap permasalahan yang terjadi. Pembahasan terkait kunci menghadirkan ketenteraman ini, dibahas dalam Majelis Taklim Mutiara Iman bertajuk "Ketaatan kepada Allah: Menghadirkan Ketentraman", pada Sabtu (14/09/2024), di komplek Villa Bintaro Indah, Ciputat.


Ustazah Nurul Hidayani selaku pembicara menyampaikan bahwa kita sebagai seorang muslim diberikan berbagai potensi, antara lain akal, naluri, dan kebutuhan hidup (hajatul udhowiyah). “Potensi naluri dan hajatul udhowiyah ternyata tidak bisa berjalan tanpa aturan. Perlu bimbingan dan pertimbangan, dengan bimbingan akal,” paparnya. Cara agar akal mampu memutuskan dengan benar, harus dipandu dengan maklumat sebelumnya (tsabiqoh) yang berasal dari wahyu, sehingga dalam pemenuhannya sesuai dengan koridor hukum syara. 


Ustazah Nurul menyampaikan contoh terkait perwujudan naluri ini. “Misal, perwujudan dari naluri melestarikan jenis, ada rasa kasih sayang. Rasa kasih sayang ini adalah fitrah yang tentunya tidak bisa dihilangkan. Seperti rasa sayangnya orang tua kepada anak. Namun, melihat fenomena saat ini, banyak orang tua yang membuang anaknya; seorang ibu yang menyiksa darah dagingnya, apakah lantas ibu itu sudah kehilangan nalurinya? Tidak. Naluri berkasih sayang itu hanya tertutupi dengan naluri lain yaitu naluri mempertahankan diri (gharizah baqo'),” ulasnya. “Kenapa akhirnya bisa tertutupi? Bisa banyak faktor pemicunya, seperti beratnya tekanan hidup atau stres yang berlebihan,” sambung Ustazah Nurul.


Islam, sebagai pedoman hidup manusia memiliki aturan yang lengkap. Mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi, mulai dari persoalan terkait diri sendiri hingga persoalan negeri, pun dalam masalah pemenuhan naluri manusia. Dengan demikian, kehidupan bisa berjalan sebagaimana mestinya, tidak chaos seperti saat ini. 


Menanggapi pertanyaan dari peserta majelis tentang bagaimana langkah nyata kita supaya tidak salah dalam memenuhi naluri hidup manusia, Ustazah Nurul menyampaikan, “Kita butuh kajian agar tidak salah arah. Kemudian, mendoakan para peserta yang hadir semakin kuat pemahamannya dan tetap istikamah di jalan Islam.”[](Risma)

Posting Komentar

0 Komentar