Muslimah Tadabur Al-Qur'an (MTA) Jakarta


#Reportase — Jakarta Utara, Senin 21 Oktober 2024, hadir memenuhi ruangan para tokoh muslimah Jakarta Utara untuk mengikuti Kajian Tadabur Al-Qur'an. 

Dalam kajian tadabur Al-Qur'an, Ustazah Fatikah, S.Ag., mengangkat telaah tafsir surah Thaha ayat 124-126 dan memilih  tema: "Agar Terhindar dari Kehidupan yang Sempit".

Ustazah Fatikah, S.Ag., memulai kajian dengan menjelaskan tafsir 

وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي

"Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku." (QS Thaha ayat 124)

"Yaitu menentang perintah-Ku dan menentang apa yang Ku-turunkan kepada Rasul-rasul-Ku, lalu ia berpaling darinya dan melupakannya serta mengambil petunjuk dari selainnya." (Tafsir Ibnu Katsir)

Beliau menjelaskan di antara contoh sikap اعرض عن ذكري

Secara individu berupa ketidakpatuhan dalam melaksanakan  perintah-Nya atau sikap berupa rasa tidak rida pada qadha-Nya atau sikap Isti'jal (terburu buru).

Sementara contoh dalam ranah negara, Ustazah menyampaikan اعرض عن ذكري dalam dua aspek, yaitu negara tidak menjadikan Islam sebagai dasar dalam menjalankan aturannya, serta adanya sikap tidak adil dan amanah dalam memimpin.

Akibat dari pembangkangan pada ayat tersebut maka Allah akan membalas secara langsung sebagaimana ungkapan ayat lanjutannya  فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكا

"Maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit."

"Yakni secara individu muncul kehidupan yang sempit di dunia. Maka tiada ketenangan baginya dan dadanya tidak lapang, bahkan selalu sempit dan sesak karena kesesatannya; walaupun pada lahiriahnya ia hidup mewah dan memakai pakaian apa saja yang disukainya, memakan makanan apa saja yang disukainya, dan bertempat tinggal di rumah yang disukainya." (Tafsir Ibnu Katsir)

Sementara dalam ranah negara akan muncul berbagai masalah, kesulitan, kemelaratan, kesengsaraan, dan lainnya.

Ustazah Fatikah, S.Ag., melanjutkan bahwa Allah pun akan memberikan balasan di akhirat {وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى}

"Dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta." (QS Thaha: 124)

Menurut Mujahid, Abu Saleh, dan as-Saddi, makna yang dimaksud ialah bahwa orang yang bersangkutan tidak mempunyai alasan kelak dihari kiamat untuk membela dirinya. Penjelasan senada terdapat firman-Nya:

{وَنَحْشُرُهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى وُجُوهِهِمْ عُمْيًا وَبُكْمًا وَصُمًّا مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ كُلَّمَا خَبَتْ زِدْنَاهُمْ سَعِيرًا}

"Dan Kami akan mengumpulkan mereka pada hari kiamat (diseret) atas muka mereka dalam keadaan buta, bisu, dan pekak. Tempat kediaman mereka adalah neraka Jahanam." (Al-Isra: 97)

Ustazah Fatikah, S.Ag., melanjutkan adanya dialog antara manusia yang berpaling  dan  Allah pada hari kiamat kelak {رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِي أَعْمَى وَقَدْ كُنْتُ بَصِيرًا}

"Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?" (Thaha: 125)

Yakni ketika di dunia ia melihat. Maka Allah menjawab melalui firman-Nya:

{قَالَ كَذَلِكَ أَتَتْكَ آيَاتُنَا فَنَسِيتَهَا وَكَذَلِكَ الْيَوْمَ تُنْسَى}

"Demikianlah telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamu pun dilupakan." (Thaha: 126)

Pada penutup kajian Ustazah Fatikah, S.Ag., menekankan bahwa sebagian besar  pelaksanaan Al-Qur'an bertumpu pada negara, sementara realitas aturan yang diterapkan negara saat ini tidaklah bersumber dari Al-Qur'an. 

Oleh sebab itu, supaya  terhindar dari kesempitan hidup, kesengsaraan, kemelaratan, dan aneka ragam masalah terkhusus masalah dalam ranah negara, maka satu-satunya jalan adalah mengembalikan semua aturan kehidupan kepada Islam dan dipimpin oleh pemimpin yang amanah serta memahami Islam dalam sistem yang islami, yakni Khilafah.

Sesi akhir kajian adalah tanya jawab dilanjutkan nasihat untuk senantiasa berusaha taat dari ketua MTA, Ibu Dr. Hj. Rosmeinita, M.A. Acara diakhiri dengan pembacaan doa oleh Ustazah Husnul Chotimah.[]

Posting Komentar

0 Komentar