Heni Ummu Faiz
(Ibu Pemerhati Umat)
#Wacana — Bung Karno pernah berkata, "Beri aku seribu orang, dan dengan mereka aku akan menggerakkan Gunung Semeru. Beri aku sepuluh pemuda yang membara cintanya kepada Tanah Air, dan dengan mereka aku akan mengguncang dunia.”
Quotes di atas seharusnya memotivasi generasi untuk membangun masa depan. Menyingsingkan lengan bajunya, merangkai karya dengan segala kemampuan dirinya. Namun, faktanya tidak seperti itu dengan remaja hari ini. Mereka lebih banyak melakukan kesia-sian waktu dengan tawuran. Meregang nyawa di ujung akhir hidupnya.
Ditemukannya tujuh korban yang telah menjadi mayat diduga adalah kelompok remaja yang hendak tawuran. Ketujuh korban tersebut ditemukan oleh ibu-ibu pecinta kucing yang hendak mencari peliharaannya yang hilang. Kepala pelaksana (Kalak) BPBD Kota Bekasi, Priadi Santoso, menyampaikan penemuan jenazah itu dilaporkan warga pukul 07.00 WIB. Lokasinya di Kali Bekasi, tepatnya di belakang Masjid Al-Ikhlas, salah satu perumahan di Jatirasa, Jatiasih (news.detik.com, 23/09/2024).
Miris memang di tengah negeri ini mempersiapkan generasi emas, justru dihadapkan dengan masalah generasinya. Padahal, kemajuan suatu negara ditentukan oleh generasi mudanya. Fakta ini seharusnya menjadi perhatian pemerintah untuk segera bebenah. Narkoba, pergaulan bebas, gaya hidup permisif hingga tawuran sudah menjadi tren.
Kenyataan pahit rusaknya generasi semakin menjadi manakala pemerintah dengan segala kebijakannya memfasilitasi. Contohnya saja pengadaan alat kontrasepsi yang mengakibatkan kerusakan moral dan akhlak. Menjamurnya game online dan konten-konten kekerasan berakibat remaja mudah emosi, berpikir hewani, ujung-ujungnya tawuran semakin menggila. Belum lagi peredaran minuman keras, narkoba yang ditenggarai setengah hati untuk diberantas. Sudah menjadi rahasia umum peredaran narkoba dan miras menjadi teman setia untuk melakukan aksi-aksi tawuran di kalangan remaja.
Inilah potret buruk lahirnya generasi dari pendidikan sekularisme. Pendidikan sekularisme yang diterapkan oleh negara berakibat remaja jauh dari syariat Islam. Mereka tidak mengenal halal haram. Pendidikan agama yang diberikan tidak diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Parahnya, saat ini hukum-hukum rusak pun terus masuk ke dalam pikiran mereka. Hukum rusak tersebut masuk dalam kurikulum pendidikan semisal moderasi, intoleransi, dan sebagainya.
Ditambah nihilnya keimanan dan ketakwaan kepada Sang Pencipta alam semesta, Allah Swt.. Standar hidup yang seharusnya pada hukum syarak justru kian hilang dalam benak generasi saat ini. Harus segera diterapkan solusi terbaik sebagai obat dari sakitnya generasi saat ini dengan Islam kafah.
Sistem Pendidikan Solusi Tawuran
Saat kita dihadapkan pada problematika umat termasuk masalah remaja, Islam hadir dengan seperangkat solusinya. Solusi yang diberikan Islam akan menuntaskan hingga ke akarnya, bukan tambal sulam seperti pada sistem sekularisme saat ini. Sistem Islam mampu melahirkan generasi unggulan yang telah mewarnai peradaban. Sistem ini memberikan perhatian yang penuh terhadap generasi muda melalui jalur pendidikan salah satunya. Karena melalui pendidikan akan mampu mengubah cara pandang dan berpikir seseorang. Sistem pendidikan Islam sebagai cikal bakal lahirnya generasi unggulan yang taat dan berakhlak mulia.
Asas pendidikannya adalah akidah yang kokoh, ber-syakhsiyah Islamiyah. Beberapa bukti yang bisa kita baca dari literasi Islam tentang generasi unggulan adalah lahirnya para ilmuwan, ulama, dan cendekiawan yang bertebaran dari masa ke masa. Mereka bukanlah generasi yang melampiaskan emosinya demi sebuah tren, gengsi, atau pelampiasan naluri baqo. Mereka yang lahir di sistem Islam adalah generasi yang senantiasa mengaitkan antara pemikiran dan perbuatan dengan aturan Allah Swt., bukan hawa nafsunya. Salah satu bukti konkretnya adalah pemuda sekelas Khalid bin Walid, Al-Fatih, Ibnu Sina, Al-Khawarizmi dan masih banyak lagi.
Sungguh kita akan banyak tercengang saat membaca literasi Islam karena tidak habis melahirkan generasi unggulan, bukan generasi tawuran seperti dalam sistem sekuler-kapitalisme. Oleh karena itu, masihkah kita ragu dengan sistem Islam yang mulia ini? Untuk itu, sudah selayaknya bagi kita berjuang agar Islam segera tegak, agar segala permasalahan umat segera tuntas. Generasi muda juga terselamatkan, tidak hancur lebur seperti sekarang ini. Wallahualam bissawab.
0 Komentar