Bencana Akibat Ulah Tangan Manusia



MutiaraAl-Qur'an — Allah Swt. menciptakan alam dan kehidupan dengan sangat sempurna. Manusia diberikan hak syarak oleh Allah untuk menjaga kelestarian alam dan mengelolanya agar dapat memanfaatkannya untuk keberlangsungan kehidupan. Tak satu pun di muka bumi ini yang diciptakan oleh Allah swt kecuali untuk kemaslahatan manusia. Sebab, manusia adalah makhluk ciptaan-Nya yang paling mulia di antara makhluk-makhluk ciptaan Allah yang lainnya. Keistimewaan manusia sebagai makhluk yang mulia karena Allah Swt. membekali akal sebagai wasilah untuk menjaga dan mengelola alam sesuai petunjuk-Nya.

Saat ini, sayangnya kelestarian alam seakan hilang dari kehidupan. Alam yang diciptakan Allah sangat indah dengan beraneka ragam flora dan fauna justru dirusak oleh manusia yang diberikan amanah oleh Allah untuk menjaga dan mengelola alam. Banyak terjadi bencana akibat kerusakan alam yang dilakukan oleh manusia seperti, banjir, tanah longsor, dan punahnya ekosistem fauna akibat ulah tangan manusia. 

Allah Swt. berfirman, ”Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia, supaya  Allah merasakan kepada mereka  sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka  kembali ke jalan yang benar.” (QS ar-Ruum: 41)

Ayat di atas menunjukkan larangan tegas dari Sang Pemilik alam ini agar manusia tidak melakukan kerusakan di muka bumi. Sebab, menjaga kelestarian alam merupakan kosekuensi dari keimanan dan ketaatan kepada Allah Swt.. 

Bencana silih berganti datang menghampiri kehidupan kita, banjir dan tanah longsor selalu hadir tatkala hujan turun. Seakan  hujan yang mengakibatkan terjadinya banjir dan tanah longsor. Padahal, hujan merupakan anugerah dan karunia dari Allah yang diberikan kepada manusia dan bermanfaat untuk semua makhluk yang ada di muka bumi. Saat ini, tatkala hujan turun justru menjadi bencana bagi manusia, maka bisa dipastikan manusialah yang menjadi penyebabnya.

Dihadapan kita saat ini terlihat jelas bagaimana manusia-manusia tidak bertanggung jawab dengan seenaknya membabat dan membakar hutan kemudian dialihfungsikan untuk tempat wisata, hotel, perumahan, dan infrastruktur. Sehingga hilanglah sudah peran penting hutan sebagai tempat penyerapan air hujan dan sebagai paru-paru dunia.  Akibatnya hujan turun dan menyebabkan banjir, tanah longsor, serta banyak memakan korban jiwa.

Bukan hanya hutan yang dirusak, tanah yang subur seharusnya digunakan untuk swasembada pangan malah digusur dan dibangun proyek-proyek yang sangat merugikan rakyat, sehingga banyak petani yang harus kehilangan lahannya dan mereka pun kehilangan mata pencahariannya. Bukan hanya itu, kekayaan alam seperti emas, batu bara, nikel, dan lain sebagainya dikeruk habis-habisan dan dijarah oleh sekelompok orang untuk mereka nikmati hasil kekayaan alamnya. Sementara, rakyat harus berjuang untuk bisa bertahan hidup.

Kerusakan yang terjadi bukan tanpa sebab. Kerusakan alam yang terjadi sampai hari ini diakibatkan sistem batil sekularisme yang diterapkan dalam kehidupan rakyat. Sistem serakah dan rakus ingin mengambil semua kekayaan alam tanpa tersisa dan hanya menyisakan kubangan penderitaan  bagi rakyat akibat kerusakan alam yang telah mereka lakukan. Tak ada satu pun sanksi yang dapat mencegah perbuatan mereka, karena penguasa negeri telah memberikan kekuasaan untuk mengelola kekayaan alam dan mengambil hasilnya sesuai yang mereka kehendaki. 

Mereka lupa bahwa kerusakan alam ini kelak akan membinasakan diri mereka sendiri. Mereka bukan hanya membuat manusia menderita, tetapi juga menghilangkan ekosistem flora dan fauna serta kerusakan apa-apa yang ada di muka bumi. Hal ini tentu tidak bisa dibiarkan, sebab akan terjadi kerusakan dan kepunahan semua ciptaan Allah di muka bumi.

Maka, menjadi tanggung jawab kita bersama sebagai seorang muslim untuk peduli dan peka terhadap alam. Dengan memberi penyadaran dan pemahaman kepada umat bahwa sistem sekuler inilah yang menjadi sumber malapetaka lahirnya berbagai malapetaka di muka bumi. Berdiam dirinya kita terhadap kerusakan yang terjadi kelak akan dimintai pertanggungjawaban dihadapan Allah Swt.. 

Buang sistem aturan buatan manusia yang batil dan rusak. Terapkan kembali aturan Allah dalam kehidupan kita. Di sinilah peran penting dakwah untuk terus diopinikan ke tengah umat, untuk segera beranjak meninggalkan sistem sang pembuat bencana. Agar Islam hadir dalam setiap lini aturan kehidupan sehingga cahaya keberkahan terus menanungi umat manusia sebagai wujud keimanan dan ketakwaannya kepada Zat Pemilik manusia dan alam semesta. 

Oleh karena itu, teruslah berdakwah, jadikan dakwah sebagai roda yang selalu mengikut aktivitas kehidupan setiap muslim. Karena Allah Swt. hanya akan rida apabila kita hidup dalam aturan-Nya yang sempurna. Wallahualam.[]


Siti Rima Sarinah

Posting Komentar

0 Komentar