Kasus Bullying Bikin Merinding




Titin Kartini

(Aktivis Dakwah)


#Bogor — Kasus bullying seakan tidak pernah sepi, alih-alih meredup, kasus ini semakin meningkat. Bullying adalah tindakan tidak menyenangkan yang dilakukan secara sengaja untuk menyakiti orang lain, baik secara fisik maupun psikis. Bullying dapat dilakukan oleh perorangan maupun secara kelompok. Mirisnya, kasus bullying lebih sering terjadi di dunia pendidikan yang notabene adalah tempat untuk mencetak generasi bangsa.

Baru-baru ini, viral sebuah unggahan yang berasal dari akun Instagram @davidhlm_ yang menggugah foto seorang remaja dengan wajah lebam dan bengkak di bagian kedua matanya. Dalam unggahan tersebut dinarasikan korban diduga mengalami bullying oleh tiga orang teman sekelasnya. Setiap hari korban dipaksa untuk memberikan uang Rp10 ribu, jika korban menolak diancam akan dipukul. Karena ancaman tersebut korban pun takut untuk melapor kepada orang tua maupun guru. Menanggapi kejadian ini, Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota, AKP Aji Riznaldi Nugroho membenarkan adanya kasus tersebut. Pihak Kepolisian masih melakukan upaya musyawarah antara pihak korban dan pelaku. Namun, jika musyawarah tidak membuahkan hasil, kemungkinan kasus ini akan dibawa ke jalur hukum (megapolitan.kompas.com, 14/10/2024). Setelah kasus ini dilaporkan pihak keluarga, para pelaku hanya mendapatkan hukuman skorsing larangan sekolah selama tiga hari karena berakhir dengan damai (jabar.tribunnews.com, 15/10/2024).

Sangat disayangkan, hukuman seperti ini tentu tidak akan memberi efek jera, padahal pemalakan terhadap korban telah terjadi lebih dari satu tahun. Potret buram dunia pendidikan saat ini tentunya tidak bisa dibiarkan begitu saja. Kejahatan seperti ini tidak dapat dikatakan kenakalan remaja sesaat, karena ini akan terus berlanjut pada kehidupan mereka berikutnya. Sungguh sangat ironis jika dikatakan ini adalah kenakalan biasa. Betapa banyak kasus bullying yang berakhir dengan hilangnya nyawa seseorang dan ini telah banyak terjadi di seluruh wilayah Indonesia.


Dampak Sistem Kapitalisme Sekuler Liberal

Potret buram dunia pendidikan tidak lepas dari sistem yang bercokol dan terus diterapkan di negeri ini. Penerapan sebuah sistem tentu tak akan bisa berlepas diri dari buah yang dihasilkannya. Kapitalisme sekuler liberal telah memorak-porandakan tatanan kehidupan, tidak terkecuali bagi generasi bangsa. Kapitalisme dengan asas manfaat, mendorong manusia berbuat hal-hal yang menguntungkan bagi dirinya maupun kelompoknya, tanpa peduli apakah merugikan/menzalimi orang lain atau tidak. 

Kapitalisme juga telah memosisikan negara hanya sebagai regulator atau fasilitator. Hal ini terbukti dengan abainya negara, di mana perannya begitu kentara tidak sungguh-sungguh dalam mengatasi kasus bullying. Tidak adanya hukuman yang memberi efek jera bagi pelaku bullying membuat kasus ini semakin meningkat. Dalam sistem ini pun, pemberlakukan sanksi hanya bisa dilakukan jika usia pelaku sudah lebih dari 18 tahun. Hal ini pulalah yang membuat para pelaku tak takut untuk melakukan kejahatan karena para pelajar ini tahu mereka dilindungi atas nama "masih di bawah umur".

Kapitalisme dengan asas sekuler dan liberal menjauhkan generasi dari nilai-nilai atau norma-norma agama. Agama (Islam) yang mereka pahami hanya mengatur masalah ibadah semata, sedangkan dalam kehidupan sehari-hari aturan yang mereka pakai terserah mereka sendiri yang menentukan, dan tentunya akan cenderung berdasarkan hawa nafsu. Standar perbuatan berdasarkan manfaat dan kebebasan, mereka bebas berbuat apa pun termasuk menyakiti sesama tanpa takut dosa. 

Masihkah kita bertahan dengan sistem ini? Kasus demi kasus bullying membuat kita merinding dan ini bukanlah masalah sepele, namun masalah serius yang harus segera ditangani dan dituntaskan sampai ke akar-akarnya.


Islam Solusi Hakiki

Pendidikan dalam Islam menjadi tanggung jawab semua pihak, mulai dari keluarga, masyarakat, dan negara. Negara berperan aktif dengan mengeluarkan kebijakan-kebijakan serta fasilitas yang mampu membangun generasi cemerlang. Negara menanamkan akidah yang kuat sedini mungkin, agama (Islam) menjadi fondasi awal pendidikan. Asas setiap perbuatan adalah halal haram, dengan itu para pelajar paham mana perbuatan yang baik dan tidak baik. Islam pun menekankan bahwa setiap perbuatan akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak. 

Islam telah memberikan batasan yang pasti untuk seseorang dikatakan sudah harus bertanggungjawab atas setiap perbuatannya, yakni jika seseorang sudah terkategori balig untuk perempuan ditandai dengan adanya haid dan untuk laki-laki dengan pernah mimpi basah. Dengan adanya batasan ini, mereka tahu arah tujuan hidup dan tentunya ini berpangkal pada negara dengan sistemnya. 

Islam mengajarkan adab terlebih dahulu dari pada ilmu, hal ini bertujuan agar terlahir generasi yang beradab, baik secara lisan maupun perbuatan. Ketika generasi sudah mempunyai adab yang baik, maka ilmu yang telah mereka dapatkan akan menjadi berkah, dan mereka mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Semua dapat terwujud jika negeri ini menghempaskan sistem busuk kapitalisme yang sekuler dan liberal. Lantas menggantinya dengan sistem Islam yang akan menerapkan sistem pendidikan hanya berdasar Al-Qur’an dan Sunnah. Telah banyak contoh sejati dalam peradaban Islam, di mana Islam mampu melahirkan generasi gemilang baik secara ilmu dan adab. Beberapa di antaranya adalah Imam Syafi’I, Iman Hanafi, dan para imam mazhab lainnya. Kita pun bisa meneladani sosok para sahabat yang dididik langsung oleh Nabiyullah Muhammad saw. dengan pendidikan berasas akidah Islam. 

Walhasil, saatnya seluruh kaum muslim untuk segera mengganti sistem kapitalisme yang sekuler liberal dengan sistem Islam yang bernama Khilafah. Selamatkan generasi dari rusaknya adab dan ilmu yang berpotensi besar melahirkan kejahatan dikalangan para pelajar. Dengan diterapkannya Islam melalui sistem Khilafah bukan saja dapat memberantas kasus bullying, melainkan juga kasus-kasus kejahatan dan kemaksiatan yang senantiasa menjerat kaum pelajar. Dengan penerapan Islam secara kafah, mereka akan memahami tujuan hidup mereka diciptakan, yaitu untuk beriman dan beramal salih, dalam rangka meraih rida Ilahi. Wallahualam.[]




Posting Komentar

0 Komentar