Siti Rima Sarinah
(Aktivis Dakwah)
#MutiaraAl-Qur'an — Allah Swt. menciptakan manusia dengan seperangkat aturan yang sempurna. Aturan ini dibuat sebagai bentuk kasih sayang Allah kepada manusia agar senantiasa berjalan sesuai syariat-Nya. Sebab, manusia diciptakan ke dunia untuk mengemban risalah Allah dan Rasul-Nya, serta memahami hakikat penciptaan, yaitu untuk beribadah. Sehingga, apabila manusia menjalani kehidupan sesuai aturan-Nya, maka manusia akan mendapatkan reward yang setimpal dengan amal perbuatan yang ia lakukan di dunia.
Bagi seorang muslim yang mengakui tidak ada Ilah selain Allah dan Muhammad saw. sebagai utusan Allah, tentu mendambakan surga sebagai tujuan dari hidupnya. Untuk meraih surga membutuhkan ilmu, perjuangan, dan pengorbanan serta senantiasa istikamah dalam ketaatan kepada-Nya, baik dalam keadaan sempit maupun lapang. Untuk memelihara ketaatan ini bukanlah perkara yang mudah, bahkan sangatlah sulit. Apalagi hidup dalam sistem seperti saat ini, hanya segelintir dari kaum muslim yang berpegang teguh pada aturan Allah dalam menjalani kehidupan yang penuh kerusakan dan kemaksiatan merajalela. Bahkan, kebanyakan kaum muslimin melakukan yang dilarang oleh Allah dan meninggalkan yang diperintahkan oleh-Nya. Begitu jauhnya mereka dari aturan Islam, sampai-sampai tidak terlihat sedikit pun identitas dan karakter mereka sebagai seorang muslim.
Judi, zina, riba, dan kemaksiatan lainnya merajalela di mana-mana. Kemaksiatan demi kemaksiatan sudah dianggap biasa dan tidak tersisa sedikit pun rasa malu dalam diri mereka tatkala melakukan kemaksiatan.
Parahnya, mereka justru bangga dengan gaya hidup serba bebas tanpa aturan hanya untuk memenuhi hawa nafsunya. Mereka lupa bahwa kemaksiatan yang mereka lakukan akan mengundang azab Allah sebagai akibat dari balasan yang kesalahan yang mereka lakukan.
Allah Swt. berfirman, ”Peliharalah diri kalian dari siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang zalim saja di antara kalian. Ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya”. (QS al-Anfal: 25)
Ayat ini sebagai bentuk peringatan kepada orang-orang beriman untuk memelihara diri dari kezaliman dan kemaksiatan yang menjadi jalan datangnya azab. Azab ini tidak hanya menimpa orang-orang pelaku kemaksiatan dan kezaliman, tetapi juga orang-orang yang beriman disekitarnya.
Rasulullah saw. dalam sabdanya juga mengingatkan hal demikian, “Sesungguhnya Allah tidak mengazab manusia secara umum karena perbuatan khusus (yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang) hingga mereka melihat kemungkaran di tengah-tengah mereka, mereka mampu mengingkarina, tetapi mereka tidak mengingkarinya. Jika itu yang mereka lakukan, Allah mengazab yang umum maupun khusus.” (HR Ahmad)
Oleh sebab itu, harus ada upaya untuk mencegah datangnya azab akibat kemaksiatan dan kezaliman yang terjadi, dengan melakukan amar makruf nahi mungkar. Pengabaian terhadap kemaksiatan ini berarti secara tidak langsung menginginkan datangnya azab dari Allah. Tentu sebuah kerugian besar bagi seorang muslim yang beriman kepada-Nya, apabila ia mengabaikan dan menafikan kemaksiatan, kemungkaran, dan kezaliman yang ada di depan mata. Sebab, Allah akan menganjar orang-orang yang beriman dengan azab yang sama dengan yang melakukan kemaksiatan.
Di sinilah peran penting aktivitas dakwah untuk menyerukan amar makruf nahi mungkar ke tengah-tengah umat. Agar umat sadar bahwa mereka telah terjerumus dalam kesesatan yang kelak membuat mereka binasa dan menyesal telah masuk dalam lingkaran kesesatan tersebut. Walaupun sistem kehidupan sekularisme hari ini banyak memfasilitasi agar manusia melakukan kemaksiatan dan kezaliman, akan tetapi kaum muslim harus menyadari betapa rusak dan batilnya sistem buatan akal manusia yang lemah dan terbatas ini.
Sekularisme telah menggerus identitas seorang muslim dan menjauhkannya dari syariat Islam. Hal ini harus disadari oleh seluruh umat dan perlunya upaya masif dari para pengemban dakwah agar kaum muslim mengenyahkan sekularisme sebagai sebuah pemahaman yang merusak tatanan kehidupan masyarakat. Kemudian, menggantinya dengan Islam sebagai landasan berpikir cemerlang dan mampu menghadapi setiap persoalan kehidupan dengan cara pandang yang benar. Senantiasa menstandarkan amal perbuatan mereka sesuai aturan Allah, sehingga ruh idraksilahbillah senantiasa hadir menghiasi setiap amal perbuatannya.
Tatkala suasana amar makruf senantiasa menghiasi setiap lini tatanan kehidupan kaum muslim, akan menjadi upaya untuk mencegah datangnya azab yang pedih dari-Nya. Juga akan menyadarkan kaum muslim betapa ruginya apabila mengabaikan Islam, akan menunai bencana untuknya. Kaum muslimin harus kembali pada fitrahnya sebagai predikat umat terbaik yang senantiasa merubah kondisi yang rusak menjadi kondisi yang penuh dengan keberkahan dan keselamatan, baik di dunia maupun di akhirat sebagai buah ketakwaan dan keimanannya kepada Allah Swt.. Wallahuaalam.
0 Komentar