Khutbah Baitul Maqdis Masa Shalahuddin




Shazia Alma

(Penggiat Literasi) 


#Tarikh — Baitul Maqdis menduduki tempat khusus di benak dan jiwa kaum muslimin sejak Rasulullah saw. diutus dengan risalah Islam. Kiblat pertama kaum muslimin dalam kurun waktu tertentu, tempat tujuan perjalanan Isra dari Masjidil Haram, mengimami shalat para Nabi, kemudian melakukan Miraj ke langit, juga tempat di mana al-Faruq Umar bin Khattab r.a. menerima langsung kunci kota al-Quds. 

Keistimewaan itulah yang mendorong para sahabat dan prajurit muslim membebaskan Baitul Maqdis dari cengkeraman Romawi. Atas izin Allah Swt., dengan jihad, pada masa Shalahuddin al-Ayyubi terwujudlah pembebasan kota suci umat Islam tersebut. Tepat pada hari Jumat, 27 Rajab, pada waktu yang sama dengan perjalanan Isra Nabi Muhammad saw.. 

Sangat pentingnya peristiwa itu, kaum muslimin berkumpul di Baitul Maqdis dalam keadaan berbahagia bersama melaksanakan salat Jumat, mendengarkan khutbah, dan berdoa bersyukur kepada Allah. 

Khutbah yang disampaikan oleh al-Qadhi Muhyiddin Abu al-Ma'ali Muhammad bin Zakiyuddin Ali al-Qurasyyi (Al-Imad al-Isfahani.Al-Fath Al-Qussi fi Al-Fath Al-Qudsi.Hlm 77.Dar Al-Manar 2004). Dalam Buku Emas Baitul Maqdis Vol. 3 yang ditulis Dr. Karim Faruq Ahmad Abd Ad-Dayim, sepenggal isi khutbah panjang pembebasan Baitul Maqdis, layak kita renungi berikut ini. 

"Wahai manusia bergembiralah dengan keridaan Allah yang merupakan tujuan akhir kehidupan, dan derajat tertinggi. Ketika Allah memudahkan dengan tangan-tangan kalian dikembalikannya kehilangan ini, merebut kembali dari ummat yang tersesat dan mengembalikannya kepada pangkuan Islam sesudah dalam keadaan dihinakan oleh orang-orang musyrik selama hampir 100 tahun. Bergembiralah dengan kemudahan yang Allah berikan dengan disucikannya rumah Allah ini sehingga dapat digemakan Dzikrullah, dimusnahkannya segala atribut syirik dari jalan-jalannya sesudah sebelumnya atribut-atribut dan gambar-gambar syirik itu memenuhi pelataran Masjidil Aqsa."

Nestapa! 100 tahun lebih Masjidil Aqsa kembali ternodai. Tangan-tangan orang tersesat itu tidak hanya memaksa manusia memberi pengakuan penjajahannya tetapi juga melakukan genosida pada penduduk kota suci itu. Semua penguasa terdiam, melindungi kepentingannya sendiri untuk tidak terlibat dalam pembebasan al-Aqsa kembali. Mereka membohongi manusia bahwa tidak ada jalan yang bisa menghancurkan kesombongan entitas terkutuk itu. Kekuatan militer yang dimiliki para penguasa itu ompong berhadapan dengan para pendosa Z10n!s. 

Kesatuan umat Islam tersekat-sekat dengan negara bangsa. Pemahaman akidah dan tsaqafah Islam tergusur dengan paham demokrasi-sekuler, nasionalisme menjadi kiblat muslim saat ini. Wajar, keadaan umat Islam kian terpuruk, makin rendah, dan bagai buih di lautan. 

Sungguh, sadarlah wahai umat! Kegembiraan umat terbaik dan kegemilangan peradaban Islam adalah dengan mencampakkan hukum positif yang sesat saat ini, kokohkan akidah dan pemahaman Islam agar kuat kembali akal, hati, dan amal kita untuk berjuang seperti para prajurit Shalahuddin al-Ayyubi hingga Baitul Maqdis bebas dari penodaan penjajah, Islam menduduki posisi tertinggi, dan kaum muslimin memperoleh rida Allah yang Maha Kuat. Wallahualam.[]

Posting Komentar

0 Komentar