Muslimah Tadabur Al-Qur'an (MTA) Jakarta



#Reportase — Jakarta Utara, Senin, 4 November 2024, hadir memenuhi ruangan para tokoh muslimah Jakarta Utara untuk mengikuti Kajian Tadabur Al-Qur'an. 

Sebuah tema menarik "Terperdaya Dunia" diangkat dengan merujuk pada surah at-Takatsur.

Kajian tadabur Al-Qur'an diawali sambutan ketua MTA, Ibu Dr. Hj. Rosmeinita, M.A. Tampak antusiasme para tokoh saat Ustazah Estyningtias mulai membahas makna satu persatu ayat di surah at-Takatsur.

Ustazah Estyningtias menjelaskan fenomena umum kaum muslimin dari kalangan mana pun jamaknya melakukan aktifitas الهاكم (melalaikan) yang secara 'urf berdekatan dengan اللعب (permainan). Ar-Raghib al-Asfahani memaknai segala yang menyibukkan manusia dari perkara yang berguna dan penting.

Ustazah Estyningtias mengaitkan dengan kata lanjutan dari ayat tersebut التكاثر (berlomba-lomba dalam banyaknya sesuatu yang disenangi). Sebuah sikap yang menjadikan manusia hubbud dunya, saling membanggakan diri sebagai ajang pamer dan lomba hingga maut datang menjemput (حتى زرتم المقابر).

Penjelasan yang lugas dengan bahasa yang amat mudah dipahami serta contoh riil membuat para tokoh yang hadir terlarut dalam rasa takut. Terlebih, saat Ustazah Estyningtias menjelaskan adanya ancaman berulang dari Allah dengan ungkapan-ungkapan yang tegas pada ayat 3—7 surah at-Takatsur. Kelak manusia akan benar-benar melihat neraka jahanam dengan mata kepala mereka sendiri (عين اليقين).

Ustazah Estyningtias menegaskan di akhir surah at-Takatsur bahwa manusia pasti akan ditanya tentang kenikmatan yang telah diperoleh saat di dunia. Beliau mengajak para tokoh untuk berlomba dalam hal yang tepat yaitu berlomba untuk beramal salih sehingga memperoleh ampunan dari-Nya dan surga-Nya, sebagaimana termaktub dalam surah al-Hadid ayat 21.

Sesi tanya jawab diwarnai dengan beragam pertanyaan, di antaranya apakah boleh kita menumpuk harta sebagaimana para pejabat pun dengan bangga menumpuk harta?Dengan gamblang Ustazah Estyningtias menjelaskan bahwa sistem saat ini (kapitalisme)-lah yang menciptakan sikap at-Takatsur (berlomba dan berbangga dengan harta dan anak anak hingga melalaikan ketaatan).

Solusi sistemik untuk merubah kebiasaan at-Takatsur menjadi berlomba dalam ketaatan dengan memupuk rasa takut akan datangnya kematian. Hal ini hanya dapat terwujud dalam sistem yang menjadikan dunia sebagai ruang untuk beramal sholih secara jama'i dalam bingkai Khilafah Islamiah.

Acara diakhiri dengan pembacaan doa oleh Ustazah Katinem.[]

Posting Komentar

0 Komentar