#CatatanRedaksi — Satu tahun sudah “Taufan al-Aqsha” dilewati, tetapi kondisi G424 masih menderita, berlumuran darah, kehancuran di mana-mana, lebih dari 43.000 saudara kita baik pria, wanita, dan anak-anak syahid di sana. Bantuan makanan, obat obatan, dan logistik diblokade. Sehingga kelaparan mendera, darah terus tertumpah, yang terluka tidak ada perawatan. Miris, dalam genosida itu sungguh dunia menyaksikan.
Perjanjian demi perjanjian hanya retorika kosong tanpa makna. Bahkan, resolusi PBB pun tidak bertaji melawan kepongahan Amerika yang mem-back up i5R43l durjana. Sekat-sekat “negara bangsa” yang menjadikan umat Islam yang mulia ini terkerat-kerat tidak bersisa, sibuk sendiri dengan kepentingan negerinya tanpa peduli kepada saudaranya. Lalu, apakah kita hanya diam menanti tanpa bersuara? Sementara saudara kita di sana menderita. Mereka sesungguhnya adalah ibu-ibu kita, ayah-ayah kita, saudara-saudara kita, anak-anak kita, dan bayi-bayi kita juga karena sesama muslim adalah saudara, ibarat satu tubuh.
Allah Ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an surah al-Hujarat ayat 10 yang artinya: “Sesungguhnya orang orang mukmin adalah bersaudara.” Dari Nu'man bin Basyir, dia berkata: “Rasulullah saw. bersabda, “Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling mencintai, menyayangi, dan mengasihi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan panas (turut merasakan sakitnya). (HR Muslim)
Jadi, seharusya kita ikut merasakan rasa sakit itu dan mengupayakan sekuat tenaga apa yang kita mampu untuk menolong mereka dan membebaskannya. Namun, faktanya saat ini hampir dua miliar muslim seolah tidak berdaya, mereka hanya bisa mengecam dan menjerit tanpa aksi karena kekuatan tentaranya bukan untuk membela agamanya, tetapi membela sekat-sekat nasionalisme. Ikatan itulah yang meracuni umat saat ini sehingga mereka merasa berbeda dengan saudaranya hanya karena wilayah.
Muslim Eropa berbeda dengan muslim Arab, bahkan berbeda juga dengan muslim Asia. Sungguh omong kosong apa ini? Bahkan hanya sekadar bersuara saja media dibungkam secara masif, berita-berita media terbaru terkait tragedi ini tidak muncul lagi, algoritma sosial media dibatasi, genosida di g424 dan p4l3st1n4 umumnya semakin sepi pemberitaan terbarunya. Sungguh kita selemah itu saat ini.
Maka, dari lubuk hati kami yang paling dalam, kami menyerukan! Sungguh kita semua menyaksikan tragedi yang menyayat hati itu. Sesungguhnya Allah akan menghisab kita ketika kita tidak ambil peran di dalamnya. Oleh karena itu, mari terus bersuara, bahkan terus mengupayakan di tengah-tengah umat ini kebangkitan dan persatuan dalam sebuah institusi Islam yang kuat dan akan bisa membebaskan umat Islam p4l3stin4 dan menghancurkan z10n15m3 bersama semua kroni-kroninya.
Sebagaimana dulu institusi Islam yang dimaksud sangat ditakuti dunia. Ini merupakan simbol ‘izzah Islam wal muslimin dalam bingkai Kh1l4f4h islamiyyah, dengan seorang khalifah yang akan memerintahkan kaum muslim mengangkat senjata bersama pasukan j1h4dnya untuk memerangi pasukan penjajah 15r43l dan mengusirnya dari tanah kaum muslimin. Contohnya, seperti kegemilangan Perang Yarmuk pimpinan Khalid bin Walid Saifullah. Saat itulah kunci al-Quds diserahkan kepada umat Islam melalui tangan Umar bin Khattab sang Amirul Mukminin. Selain itu, seorang Shalahuddin al- Ayyubi yang begitu heroik mengembalikan bumi p4l3st1n4 kepada umat Islam setelah dikuasai pasukan Salib.
Semua kekuatan umat Islam bergerak atas perintah dan komando seorang panglima (khalifah) yang memerintah seluruh umat Islam di dunia. Hari ini, tepat 100 tahun institusi itu lenyap tidak ada. Maka nestapa terus terjadi di tengah umat karena junnah (pelindung) itu tidak ada, bahkan mengusir secuil penjajah yang menduduki wilayah p4l3st1n4 itu saja umat Islam tidak berdaya. Sungguh menyesakkan dada, maka ayyuhal muslimun saatnya kita bangkit bergerak dan bersatu dalam naungan Kh1l4fah demi ‘izzul Islam wal muslimin dan untuk membebaskan umat Islam yang terjajah hingga hari ini di manapun berada, termasuk juga di bumi yang diberkahi p4l3stin4, semoga segera terjadi. Wallahualam bissawab.[]
Hanin Syahidah, S.Pd.
(Aktivis Dakwah)
0 Komentar