#Reportase — Di hadapan sekitar 20 remaja muslimah, Pemerhati Remaja, Kak Berlin menegaskan bahayanya fenomena popcorn brain bagi para remaja.
“Fenomena popcorn brain ini adalah ‘by design’. Artinya, di balik semua ini ada ghazwul fikr (perang pemikiran) dan remaja kita hari ini sengaja disusupi oleh kesenangan yang semakin melemahkan iman,” ungkapnya dalam Kajian Bulanan Rutin, "Popcorn Brain???" Ahad, (24/11/2024) di Sukatani.
Ia pun mengungkapkan terkait kondisi mental remaja yang terkena imbas fenomena popcorn brain. “Popcorn brain adalah kondisi mental yang ditandai dengan pikiran yang tidak fokus, perhatian yang terbagi-bagi, dan kecenderungan pikiran untuk cepat beralih dari satu topik ke topik lain yang menyerupai meletusnya biji popcorn dengan cepat di dalam panci yang dipanaskan,” terangnya.
Lanjutnya, penyebab dari popcorn brain yakni terlalu sering mengakses media sosial, terutama yang menampilkan video pendek, seperti Tiktok, Instagram, Youtube, dan lainnya. “Adapun gejala dari popcorn brain ini, seperti penurunan kemampuan fokus, pola tidur terganggu, peningkatan kecemasan/stres, dan ketergantungan pada stimulasi yang cepat,” tegasnya.
Tentu saja, bebernya, hal itu memiliki dampak yang membuat otak kita bekerja berlebihan dan produktivitas menurun. Paparan informasi di media sosial bisa menyebabkan seseorang merasa rendah diri dan meningkatkan depresi.
“Oleh karena itu, sebaiknya kita batasi waktu menatap layar atau bersosial media dengan membuat skala prioritas dan konsisten melakukannya,” pungkasnya.[Jessy]
0 Komentar